Ketika Salafi Berebut Tafsir

Ketika Salafi Berebut Tafsir

 

Haedar Nashir

imageimageSalafi merupakan genre keagamaan dalam tradisi Islam klasik yang kini banyak hadir kembali di sejumlah negara muslim dengan spirit militansi yang luar biasa. Tak kecuali di Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim di era keterbukaan pada saat ini.

Kehadiran kelompok Islam yang menisbahkan diri sebagai pengikut jejak generasi panutan pasca-Nabi yang saleh (salaf al-shalih) itu, selain militan, tak jarang menampilkan corak keagamaan yang keras. Lebih-lebih ketika kelompok Islam lainnya yang serumpun juga bermunculan ke permukaan dengan tampilan keagamaan yang tak kalah keras dan militan. Ibarat pepatah, air mengalir ke tepian, kerbau pun pulang kandang. Keras pandangan, siapa pun pemiliknya, akan melahirkan peluang gampang silang sengketa yang mengalir deras ke segala arah.

Salafi (salafy) adalah sebutan bagi orang yang mengikuti atau mengklaim diri sebagai pengikut ajaran salaf. Salaf adalah masa terdahulu, suatu era kehidupan tiga generasi sesudah Nabi, yaitu para sahabat, tabi’in (pengikut sahabat), dan tabi’in-tabi’in (pengikut para tabi’in) yang pola kehidupan keagamaannya dipandang ideal.

Salafi juga sering disamakan dengan “jamaah berpaham salaf”, mirip dengan salafiyah (salafiyyah) sebagai aliran atau mazhab. Orang yang mengikuti paham salafi disebut salafiyyun atau salafiyyin, yakni mereka yang menjadi pengikut ajaran salaf, baik karena klaim dirinya maupun predikat orang terhadapnya.

Pada awalnya, salafi atau salafiyah terbatas pada paham semata, yang muncul dari para pengikut mazhab Imam Hanbali pada abad ke-7 Hijriah. Paham ini makin populer pada abad ke-12 Hijriah di tangan Syaikh al-Islam Ibn Taimiyah. Secara normatif, salafi merupakan idealisasi paling harfiah untuk menjalankan praktek agama sebagaimana generasi salaf as-shalih. Praktek hidup generasi terdahulu itu, menurut sementara pandangan, termasuk yang dirujuk hadis sebagai khairu-kum qarniy, suatu generasi terbaik pasca-Nabi.

Generasi yang juga dinisbahkan sebagai ash-shabiqun al-awwalun (Q.S. At-Taubah: 100), para perintis Islam generasi awal dari Muhajirin dan Anshar yang menjalani hidup keemasan masa Nabi dan sesudahnya. Hingga di sini, kategorisasi salafi menjadi absurd, sebab kualitas ideal generasi Nabi itu menjadi hak milik setiap orang Islam untuk meraihnya, bukan milik kelompok tertentu, lebih-lebih secara given.

Dalam perkembangan berikutnya, sejarah mencatat bahwa salafiyah tumbuh dan berkembang pula menjadi aliran (mazhab) atau paham golongan, sebagaimana Khawarrij, Mu’tazilah, Maturidiyah, dan kelompok-kelompok Islam klasik lainnya. Salafiyah bahkan sering dilekatkan dengan ahl-sunnah wa al-jama’ah, di luar kelompok Syiah.

Salafi atau salafiyah bukan hanya tumbuh beragam cabang, bahkan menampilkan perbedaan paham yang sangat keras satu sama lain. Perbedaan paham yang serba ekstrem sering mengantarkan kaum salafi pada sikap gampang saling menyesatkan. Karena soal paham dan pertentangan yang keras, tidak jarang mereka melakukan mubahalah, sumpah keagamaan untuk menentukan siapa benar dan siapa salah di antara mereka.

Rentang paham keagamaan kaum salafi memang tajam dan keras. Kelompok salafi aqidah atau “dakwah” membatasi diri hanya pada praktek keagamaan yang mereka klaim bersih dari syirik, bid’ah, dan kurafat. Kelompok ini pada tingkat yang paling rigid membid’ahkan apa saja yang di luar mereka pahami, termasuk membid’ahkan organisasi dan lebih-lebih politik. Kelompok salafi “haraki”, sebagaimana namanya, melibatkan diri dalam pergerakan keagamaan, tak kecuali dalam politik.

Yusuf Qaradhawi bahkan memperkenal kelompok salafi “politik”, yang menceburkan diri dalam kegiatan-kegiatan politik praktis. Penulis, melalui disertasi tentang Gerakan Islam Syariat, mengamati kecenderungan kelompok salafi lain yang tipikal, yakni salafi “ideologis”. Mereka adalah kelompok salafiyah yang mengusung isu-isu keagamaan serba harfiah dan doktrinal, sekaligus memiliki agenda politik untuk mewujudkan cita-cita keagamaannya dalam struktur negara dan memformat ulang negara Islam.

Kelompok Islam modernis seperti Muhammadiyah dan Persatuan Islam juga dikategorikan sebagai salafiyah, yang mempraktekkan Islam murni, terutama dalam akidah dan ibadah. Azyumardi Azra memasukkan Muhammadiyah ke dalam salafiyyah washathiyyah, salafi yang moderat. Dalam istilah penulis, Muhammadiyah termasuk salafiyah tajdidiyah atau salafiyah reformis karena melakukan pemurnian sekaligus pembaruan pemikiran Islam.

Bahkan Nahdlatul Ulama dikaitkan pula dengan salafiyah, ketika merujuk pada paham keagamaannya sebagai ahl al-sunnah wa al-jama’ah. Kedua gerakan Islam tersebut malah dikenal sebagai moderat. Dari titik ini tergambar betapa majemuk sekaligus absurd paham dan kelompok salafi yang muncul ke permukaan, sekaligus sebagai bayangan langsung pluralitas Islam dalam konstruksi dan latar sosio-historis para pemeluknya yang pusparagam.

Tampilan perilaku keagamaan kaum salafi pun laksana diaspora. Karena ada kategori salafi yang moderat, maka ada pula salafi “radikal”. Orang boleh tak setuju dengan kategori yang stigmatik seperti itu, tapi salafi yang disebut terakhir itu, selain serba harfiah dalam memahami Islam, juga menampilkan praktek keagamaan yang serba militan dan keras. Taliban di Afghanistan, yang pernah tampil sebagai rezim Islam, merupakan prototipe paling signifikan salafi yang super-rigid dan keras itu.

Bahkan Imam Samudra yang terlibat dalam tragedi bom Bali 12 Oktober 2002, sebagaimana dalam biografinya, Aku Melawan Teroris, mengklaim diri sebagai pengikut ajaran salaf al-shalih. Imam Samudra dengan klaim ajaran salafiyahnya bahkan menampilkan sosok penggiat Islam garis keras yang dengan terang-terangan menyatakan “aku memang demen yang ribut-ribut dan berbau kematian”, kendati dinyatakan pula bahwa dirinya bukanlah seorang anarkis dan paranoid.

Pada titik inilah kaum salafi “radikal” kemudian bersentuhan dengan format keagamaan fundamentalisme dan revivalisme Islam. Mereka seolah mendaur ulang salafiyah Wahabbiyah sekaligus bersinergi dengan neo-revivalisme Ikhwanul Muslimin, Jama’at-i-Islamy, bahkan Taliban dalam bermacam ragam tampilan. Dalam konteks ini pula wajah Islam yang serba harfiah dan doktriner itu bersenyawa dengan militansi dan gerak politik ideologis yang sama kakunya, sehingga melahirkan polarisasi dan konflik keagamaan yang seringkali keras.

Maka, ketika kaum salafi berbeda dan berebut tafsir, jangan salah bahwa mereka tidak terlalu sulit untuk saling berbenturan paham dengan keras. Baik karena salafiyah maupun tidak, manakala Islam dikonstruksi serba harfiah dan doktriner dengan klaim kebenaran dan tafsir mutlak, maka yang muncul adalah perselisihan keras dan tajam.

Absolutisasi pandangan tentang Islam memang selalu menjadi titik rawan lahirnya perseteruan. Islam salafiyah maupun penganut Islam “murni” lainnya, sepanjang selalu menganggap dirinya paling Islami sambil menganggap pihak lain tidak Islami, maka pada saat itulah ruang untuk kenisbian paham dan toleransi menjadi menyempit.

Selalu ada rujukan teologis untuk bertengkar keras memperebutkan tafsir Islam. Al-Shadek Al-Nahyoum menyebutnya sebagai fenomena Islam dhidhu’ Al-Islam, Islam dengan ikon nakirah (tak berpredikat, tak bernama) versus Al-Islam dengan idiom ma’rifah (berpredikat, bernama), yang melahirkan perbedaan paham dan pandangan yang serba diametral. Manakala perbedaan tafsir itu bersenyawa dengan urusan politik, maka wilayah perselisihan menjadi kian keras. Politik dan agama bahkan menjadi sarat ambisi untuk memenangkan wilayah kekuasaan, baik kekuasaan diniyah maupun dakwah sekaligus dunyaawiyah.

Dalam konteks gerakan salafiyah, fenomena konflik keagamaan tersebut juga menampilkan genre baru kaum salafi yang radar teologis dan ideologisnya begitu sensitif untuk saling menegasikan dan bertikai paham dengan keras. Ketika kaum salafi maupun sesama kelompok Islam lain saling berebut tafsir keagamaan dengan harga mati, maka seringkali wilayah perseteruan berbuntut rumit.

Paham agama yang serba doktrinal dan absolut, ditambah ambisi-ambisi kekuasaan duniawi dan fanatisme hizbiyah yang tinggi, kemudian bersenyawa dengan situasi krisis dan marjinal yang serba menekan, akan melahirkan konflik paham dan kepentingan agama yang keras. Sementara ruang dialog yang disediakan pun bukan wahana cair untuk berwacana, melainkan masuk ke wilayah pertempuran saling memenangkan tafsir, sambil melibatkan massa masing-masing.

Kalau boleh berharap, jangan sampai tesis Thariq Ali tentang benturan antar-fundamentalisme (the clash of fundamentalism) bersemi di tubuh umat Islam pada saat ini. Perbedaan paham tak perlu berbuntut permusuhan dan tindakan kekerasan. Wacana keislaman pun semestinya tak berujung ke pengadilan. Di titik inilah betapa cahaya kearifan dari setiap elite dan kelompok Islam untuk mengutamakan kemaslahatan bersama menjadi sangat penting laksana mutiara.

Islam itu sangatlah luas melampaui hamparan samudra, tak perlu diperkecil ke wilayah sempit. Boleh berbeda paham, tapi tak perlu bermusuhan. Jika tak mampu bersatu, setidaknya tak perlu saling mengganggu. Toleran dalam perbedaan perlu diutamakan, sambil saling memberi maaf. Itulah kearifan Islam yang autentik. Wa’tashimu bi habl Allah jami’a wa laa tafarraquu!

Haedar Nashir
Ketua PP Muhammadiyah, doktor sosiologi, menulis disertasi tentang salafi
[Kolom, Gatra Nomor 35 Beredar Kamis 12 Juli 2007]

_________________

Sumber: Gatra

24 Tanggapan

  1. Tunggu Bantahannya !!!

  2. Ass. Abdullah saudara ku tidak perlu lagi bantahan tapi perbaiki lah diri anda jangan taklid dengan para ustad. begitu juga dengan ustad lainnya hasan Al Banna, Syeikh M.Ilyas dan lainnya mereka hanya manusia biasa kalo mereka salah itu dosa mereka jangan diikuti kesalahan mereka.

  3. hamba yang hanif, admin dan selainnya.

    ************************************
    Ass. Abdullah saudara ku tidak perlu lagi bantahan tapi perbaiki lah diri anda jangan taklid dengan para ustad. begitu juga dengan ustad lainnya hasan Al Banna, Syeikh M.Ilyas dan lainnya mereka hanya manusia biasa kalo mereka salah itu dosa mereka jangan diikuti kesalahan mereka.

    ************************************
    |
    |
    V
    saya tanya boleh kan? Bagaimana sih cara anda menyikapi berbagai perselisihan ummat yang terjadi sekarang ? Bisa kasi gambarannya??

    terima kasih sebelumnya.

  4. walaikumsalam. wr.wb ya aku tertarik dengan ucapan para ulama wahabi/ salafi yaitu temui orang yang bersangkutan lalu berikan dengan nasehat aku dengar sendiri dari ulma salafi seperti itu saat aku diskusi dengan beliu katanya nggak boleh lewat media apalagi demonstrasi. jadi ya saya balikkan mungkin kalau anda masih berpegang dengan pituah ulama salafi maka coba deh dengan cara seperti itu, satu lagi kan semua badan organisasi yang anda bilang kafir tu semuanya dibolehkan oleh pemerintah ada juga sih yang menyimpang kalo itu sih aku setuju kalo dibilang udah nggak benar seperti ahmadiyah , trus LDII dll sejenisnya, tapi kalo aku pikir IM, J,tabligh, NU, Muhammadiyah, Atau salafi pun itu bukan kafir tapi kita ja yang belum banyak belajar islam . lita pelajari lagi islam itu. trus yang salah diperbaiki tidak mengkafirkan . Jika jamaahnya emang benar pasti deh mau berubah kan nggak boleh lawan pemerintah , dan organisasi islam itu kan dapat ijin dari pemerintah juga sama artinya melawan pemerintah kalo dikatakan kafir pemerintah ja nggaak pernah bilang kafir, jadi jangan lah dianggap itu poengotakan itu anggaplah tempat orang mau belajar ilmu agama, mau ke IM kek, Ke tabligh kek, yang penting niat kita tu lurus dija lanNYa. majlis Ilmu masa dibilang pengelompokkan, nggak percayalah, Kalo pun ada yang taklid buta dengan ustadnya itu udah salah kaprah mereka, trus jangan kesalahan satu orang disebut kesalahan jamaahnya. salahkan aja orangnya. bukan jamaahnya. tau nggak Ikhwanul muslimin tu artinya persaudaran sesama muslim, nggak ada ynag salah kan, Jamaah Tabligh artinya jamaah yang menyampaikan , nggak ada juga semuanya ada dalam islam kata -kata nya dari islam. ahmadiyah artinya pengiku si ahmad ni jelas salah karena mengikuti si mirsa gulam ahmad, trus wahabi artinya pengikut Syaihk wahab, nah tanya aja ma dirimu salah kah ia atao benar , kalo salah jangan lagi dbela kesalahannya trus kita perbaiki ja diri kita, aku sering dapat ceramah seperti itudari ulama salafi, jangan lawan pemerintah kita hanya menasehati ja , kalo salah jangan diikitu kalo benar kita ikuti. begitu juga denga kelompok anda bilang, tapi aku bilangnya bukan firkah2, tapi majlis ilmu, yakinlah anda juga ada pimpinannya, sama juga dengan majlis ilmu lainnya. Untuk itu saya sarankan dan berikan nasehat buat anda semuanya termasuk diri kita belajar lah ilmu agan sampai kita mati kelak tapi jangans sesekali menuduh orang kafir apalagi dengan harga murah, bisa jadi kita yang menuduh kita yang lebih banayk tertuduh. Aku buak pemuja kubur, aku beci dengan pemuja kubur, aku bukan orang yang suka bertawasul dan tidak pernah bertawasul, trus aku benci dengan bidah . smoga ja internet ni juga buykan bidah. ya aku hamba yang hanif, yang tentu juga banyak khilaf so, ampuni aku jika salah karena Mutlak kebenaranh hanya Milik ALLAH SWT. coba baca alanam 153. maka yakinlah jalan kita jalan yang lurus damailah, insya Allah rakyat yang kelaparan akan semakin tersenyum bukan lagi senyum getir4 melihat ulamanya trus perang dingin seperti ini. dan insya Allah kita akan jaya karena baca aliimran 126. itu ja

  5. Salafi itu ada gak ya ARD/ART nya?? Kapan berdirinya organisasi ini?? trus siapa Pimpinannya sekarang?

  6. Buat salafy wahabi abdullah cs

    xxxx (maaf kami sensor) siah!

    Apa-apa bikin bantahan, bikin tuduhan kafir sesat musyrik.

    Semua diklaim milik golongannya sendiri.

  7. Dodi Berkata:
    xxxx (maaf kami sensor) siah!

    Apa-apa bikin bantahan, bikin tuduhan kafir sesat musyrik.

    Semua diklaim milik golongannya sendiri
    **************************************
    |
    |
    V
    Kalau anda merasa Islam, ya tunjukkan dalil2 anda agar bisa diterima kata2 anda.

    Kalau anda non islam, jangan anda mengadu domba orang Islam. Kalau merasa agama anda benar coba tunjukkan kebenaran agama anda itu!!!!

    abdulloh25@gmail.com
    ————————————–

  8. tolong jelaskan mas..

    Salafi itu ada gak ya ARD/ART nya?? Kapan berdirinya organisasi ini?? trus siapa Pimpinannya sekarang?

  9. Setahu saya, salafi itu bukan “kelompok”.
    Salafi itu adalah pemahaman islam yang mencontoh generasi salaf.

    Jadi, orang-orang salafi itu bisa berada di NU, Muhammadiyah, Persis, IM, Jamaah Tabligh, Hizbut Tahrir, atau lainnya.

    Tapi kalau orang2 pada organisasi di atas sudah di-klaim sebagai “bukan salafi”, maka berarti salafi memang sudah membentuk kelompok, yaitu yang berada di luar itu semua.
    Atau lebih tepatnya, salafi itu “gerombolan” … karena tidak ada AD/ART-nya, dan tidak ada pimpinannya.

    Abu Salafy:

    Salafy adalah kelompok yang mengaku-ngaku mengikuti Salaf.
    Siapakah Salaf itu?
    Apa mereka satu corak, sehingga kalau diikuti pasti membentuk keseragaman dalam keberagamaan?
    Tolong yang mengaku Salafy sejati membantu memberikan jawaban yang berdasar.

    • salafy bukanlah golongan bukan pula suatu kelompok. sehingga tidak ada itu kapan berdirinya dan sebagainya yang ditanyakan saudara… salafy itu adalah pemahaman dalam beragama yaitu pemahaman Para shahabat Rhum.. jadi siapa saja yang mengambil tolok ukur pemahaman tersebut maka dia sudah termasuk dalam salafy… para shahabat adalah orang2 yang dididik langsung oleh Rasulullah jadi jangan anda anggap pemahaman mereka menyimpang.. anda harus tahu tentang tsalatsatul ushul, yaitu tiga pondasi utama didalam islam..

  10. Gus Dulle ini susah sekali diajak berfikir rasional, realistis en ngga taklid Buta, apa-apa dalil mentang-mentang hafal Quran kali yaah, atau jangan-jangan baru belajar Quran kemarin sore, soalnya kata pepatah ” tong kosong itu berbunyi nyaring” faham ngga pepatah ini Gus Dul? , padahal di tempat saya banyak tuh santri2 hafal Quran, pinter en faham bahasa Arab meraka hafal kitab-kitab ilmu Nahwu shorof, tapi mereka orangnya tawadhu ngga kayak Gus Dulle ini yang gampang sekali ngeluarin kata2 kasar

  11. assalamualaikum> saudaraku Abdullah aku kira pendiri salafi itu ada yaitu Rasulullah SAAW. setelah meniggalnya digantikan oleh Khulafaurrasyidin. Nah disaat zaman kaco kayak gini trus nggak ada pedoman trus nggak ada pemipin yang dicontoh yang ada pemimpin yang zaLIM ,tidak semuanya juga. Nah saat seperti itlah muncul yang namanya pergerakan tidak terkecuali Wahhabi, IKhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh ato Hizbuthahrir, dengan tujuan meminimalisir kemusyrikan dan kefasikan serta kurang pemahaman agama. Dari latar belakang seperti itu apakah yang dilakukan pendiri jamaah itu salah/ sesat?
    namun adalah tujuan mreka mulia hasan al banna mulia, m.ilyas mulia, wahhab mulia. tapi kemulian hanya Allah lah yang tau seberapa besar kemulian mereka. Jadi saya sarankan tanya aja sendiri ama pimpinanmu Yaitu Wahhabi yakinlah ada kok AD/ART nya kalo nggak ada bukan berarti paling benar, trus yang ada AD/ART nya sesat. Tidak seperti itu mas menilai kesesatan atao kekafiran seseorang/sekelompok orang< Remaja Masjid di rumah saya juga punya AD/ART dan ada juga yang tidak tapi mereka belajar agama dari ulama salafi tentunya bukan wahabi, trus organisasi keislaman lainnya muhammadiyah ada AD/ART nya apakah sesat juga, MUI ada juga AD/Art nya trus sesat juga Ya ma yakinlah nilai lah sesuatu bukan dari AD/ART nya tapi dari keitiqomahan nya menjalankan agama salah diperbaiki kalo benar jalan terus yang artinya mendirikan jamaah tu bukan untuk mengotakan diri, tapi untuk belajar agama kenapa ulama wahabi nggak mau damai dengan jamaah ilmu tersebut tapi malah mencaci mereka. Tobatlah yuk kita sama- sama tobat!!!!!!!!! oya remaja masjid saya tu juga bid’ah nggak ya, TPA/TPSA juga bid’ah nggak ya…………..

  12. Wahai “Salafy”, janganlah kalian memecah belah umat dengan mengatakan kalian adalah Salafy. Karena yang Salafy bukan hanya kalian, kaum muslimin yang mengikuti para ulama Salaf-lah yang Salafy… Mereka bisa duduk di gerakan manapun. bisa di Ikhwanul Muslimin, NU, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, PERSIS, dan lain-lain.
    Karena mereka juga menganut pemahaman para salafus sholeh…
    BUKAN hanya kalian wahai “Salafy”…

    Ingatlah, kalian ini “Salafy”, bukan Salafy…

  13. # Dodi Berkata:
    Agustus 23rd, 2007 pada 12:50 am

    Buat salafy wahabi abdullah cs

    xxxx (maaf kami sensor) siah!

    Apa-apa bikin bantahan, bikin tuduhan kafir sesat musyrik.

    Semua diklaim milik golongannya sendiri.
    @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

    wah ini….., ada preman salah masuk.

    kamu itu… punya mata ya untuk melihat.
    punya telinga ya untuk mendengar.
    kalau punya dengkul (lutut) ya untuk berpikir, karena.. kamu itu, lebih baik berpikirnya pakai dengkul dari pada pakai otak

  14. dasar, manusia mbok yao pada belajar yang bener dulu baru “nyacat”

  15. Assalamualaikum.wr.wb.
    Saudaraku sesama muslim untuk apa kita memperdebatkan tentang kesalahan – kesalahan dan kehilafan – kehilafan seseorang yang sama – sama mengambil ilmu dari Islam. Bagi saya jika ajaran itu tidak pas dan tidak sesuai dengan kita ya jngan diikuti dan tetaplah berpedomn pada Al Qur’an dan Hadits serta ikutilah perilku nabi Muhammad SAW.

  16. Gus Dule ama Gus Ayep ini sepertinya dapet modal besar dari saudi, jadi agak2 takut kalo di indonesia pada ngejauhin WAHABI ntar Gus Dule ama Gus Ayep balik lagi jualan obat2….hehehehe…..qqqqqqqqqq

  17. seruan untuk pemuda muslim, pada golongan manapun yang memberi madharat pada islam,bersikaplah:
    1. aku tidak sudi, sekalipun aku di beri fasilitas hidup, dijamin penghidupan, dicukupi kebutuhan, diangkat status sosial sebagai pemuda yang alim dan wara, tapi aku tahu pasti yang mendanai aku, yang mendidik aku, yang mensupport aktifitasku adalah alat untuk memecah belah kaum muslimin,melemahkan dakwah atau kontra poduktif dengan dakwah, membuat beku dan mundur umat muslim, membuat kondisi tidak sinergis dari potensi dan agenda kaum muslimin, atau demi melanggengkan kekuasaan suatu kelompok.
    2. aku tidak sudi jika hanya demi menyalurkan gharizatul baqa (naluri lebih unggul dari yang lain), aku harus tampil sebagai yang seolah paling benar, mengkritik yang lain, dan berusaha menutupi kesalahanku jika aku salah.
    3. aku tidak sudi jika hanya demi decakan kagum akhwat-akhwat muda,atau demi mendapat cinta dan kepasrahan mereka, aku harus mempertahankan dan mengunggulkan pendapatku sekalipun terbukti pendapatku salah.
    4. aku tidak sudi: jika harus berkerja sama dengan para intelejen manapun, yang ingin merekayasa kemunduran kaum muslimin
    5. aku tidak sudi punya pemimpin yang suka mengumbar libido seksualnya, baik ditempat2 sepi, di hotel, dipantai, di tempat2 wisata…
    6. aku tidak sudi menjadi kaki tangan para “domba-domba” penyembah manusia, yang menganggap Nabi Isa sebagai penebus dosa

  18. seruan untuk pemuda muslim, pada golongan manapun yang memberi madharat pada islam,bersikaplah:
    1. aku tidak sudi, sekalipun aku di beri fasilitas hidup, dijamin penghidupan, dicukupi kebutuhan, diangkat status sosial sebagai pemuda yang alim dan wara, tapi aku tahu pasti yang mendanai aku, yang mendidik aku, yang mensupport aktifitasku adalah alat untuk memecah belah kaum muslimin,melemahkan dakwah atau kontra poduktif dengan dakwah, membuat beku dan mundur umat muslim, membuat kondisi tidak sinergis dari potensi dan agenda kaum muslimin, atau demi melanggengkan kekuasaan suatu kelompok.
    2. aku tidak sudi jika hanya demi menyalurkan gharizatul baqa (naluri lebih unggul dari yang lain), aku harus tampil sebagai yang seolah paling benar, mengkritik yang lain, dan berusaha menutupi kesalahanku jika aku salah.
    3. aku tidak sudi jika hanya demi decakan kagum akhwat-akhwat muda,atau demi mendapat cinta dan kepasrahan mereka, aku harus mempertahankan dan mengunggulkan pendapatku sekalipun terbukti pendapatku salah.
    4. aku tidak sudi: jika harus berkerja sama dengan para intelejen manapun, yang ingin merekayasa kemunduran kaum muslimin
    5. aku tidak sudi punya pemimpin yang suka mengumbar libido seksualnya, baik ditempat2 sepi, di hotel, dipantai, di tempat2 wisata…
    6. aku tidak sudi menjadi kaki tangan para “domba-domba” penyembah manusia, yang menganggap Nabi Isa sebagai penebus dosa
    7. aku tidak sudi untuk ikut kelompok yang suka mengklaim, membangakan kelompok, menyatakan diri sebagai “yang paling selamat”, paling “mengikuti para sahabat”, paling ” ahlu sunnah waljamaah”, tapi tidak bisa membuktikan klaim nya
    8. aku tidak sudi bersikap tidak obyektif: membela dan mengunggulkan syekh2ku sekalipun terbukti ada kesalahannya atau tidak mengakui sisi negatif sejarah kelompokku sekalipun terbukti. Aku tidak sudi untuk menolak info/pendapat dari luar kelompokku dengan beralasan : itu bukan dari ulama ahlu sunnah atau itu dari golongan “pecinta ali”, dari iorang barat, jika info/pendapat itu benar.

  19. Assalamu ‘alaikum wr. wr.
    Saudaraku Abdullah, dan saudaraku yang lainnya, saya ingat pesan Rasulullah, bila engkau terhalang oleh tembok, dan engkau bertemu lagi dengan saudramu, maka ucapkanlah Assalamu ‘alaikum. Betapa indahnya kata-kata itu, keselamatan dan kesejahteraan untukmu, tetapi alangkah tidak elok ditelinga bila yang terdengar adalah ucapan – ucapan yang jauh dari mengenakkan.
    Ingatlah saudaraku, saat kekasih kita Rasulullah s.a.w. menemukan kesalahan saudaranya, maka ditegur dengan tutur kata yang lembut, dengan empati yang tinggi. Ingatlah saat ummul mu’minin Aisyah r.a. menjawab salam yang menghina dari kaum Yahudi, dengan balasan yang menghina pula rasul menegur dan menyuruh ummul mu’minin Aisyah r.a. untuk menjawab ‘alaikum. Tidak ada kata-kata dengkulmu, tidak ada kata-kata coba dalilnya mana, tetapi kita renungkan apa yang diucapkan orang lain, mungkin saja ia mengandung hikmah yang tinggi yang kita tidak tahu, Allah itu lebih tahu, tetapi ia masih mau menyayangi hambaNya, walaupun ia seorang Yahudi, Nasrani.
    Ketahuilah saudaraku, salafy itu baik, NU itu baik, Muhammadiyah itu baik, Persis itu baik (semuanya saya pernah mengikuti pengajiannya), tetapi mereka juga ada mengandung hal-hal yang tidak baik, karena yang maksum hanya Rasul.
    Saudaraku, Rasul itu mengajarkan dienul Haq ini 23 tahun, saya yakin bila dibukukan ucapan dan perbuatannya akan memenuhi gedung arsip yang terbesar sekalipun, berprasangka baiklah kepada orang yang berbuat dengan niat tulus kepada allah, walaupun secara jahir terlihat salah, anggapan salah mungkin muncul karena kita tidak tahu dasar yang digunakannya

  20. assamualaikum.. untuk ustad ustad yang merasa paling benar dr segala yang benar. jgn pernah berpikir mencari kesalahan orang lain. karena pd dasarnya manusia tidak luput dr kesalahan.. berlemah lembutlah kepada saudaramu. saya teringat suatu kisah pada zaman nabi musa as. allah swt memerintahkan kepada nabi musa untuk bertingkah lemah lembut atau bertutur kata dengan lemah lembut kepada firaun yg jelas2 sudah menyimpang dengan mengaku dirinya tuhan.. tetapi pada saat ini ulama n ustad salafi koq bisa bisanya langsung mengkafirkan sesama muslim. cobalah kita bersatu dalam memperbaiki umat ini, msh banyak yg harus kita benahi. kita ini umat yang satu umat terbaik buat apa kita saling mengkafirkan. janganlah memecah belah umat ini..

  21. menarik juga mempelajari salafy,ada yang bisa posting biografi salah satu pendeta salafy yang bernama umar as seweed ngga?

    tolong dong ane pengen tau

    terus….kalau DDII, L-Data, KISDI, PBB dan PKS masuk dalam jaringan salafy mana ya?

    apakah dari salafy mazhab sururi, at turots, ghuroba atau yamani.

    terimakasih

  22. Kuatkan ukhwah jangan mau dipecah mari kita sambut bersama kejayaan islam yang telah dijanjikan oleh Alloh melalui nabinya sebelùm kiamat tiba.Satukan shof luruskan shof niatkan untuk Alloh ta’ala kita sebar islam rahmatan lil’alamin ke seluruh semesta.Satukanlah umat jangan berpecah,musuh islam sedang bersiap2 menghancurkan islam dr sgala arah depan belakang kanan dan kiri sungguh ironis kita malah asyik saling berpecah belah,salam saudaraku smua..

    ____________
    -Abu Salafy-

    Nasehat anda bagus, semoga salafy/wahaby sadar dan tidak lagi mengkafirkan, mensesatkan, membid’ahkan sesama muslim.

  23. Perbedaan adalah suatu keindahan, taman tidaklah indah klo yang ada cuma bunga melati. tapi taman akan indah klo banyak bunga di dalam dengan berbagai macam jenis yang berbeda beda. perbedaan adalah anugerah dari tuhan pencipta alam. bahkan alloh sendiri yg menciptakan umat manusia ini dengan berbeda2. saya jadi ingat waktu USTADZ PROF DR KH QURAISH SHIHAB dia bilang dalam acara bedah buku sunni syiah bergandengan tangan! mungkinkah? Beliau bilang bahwa alloh tidak bertanya pada kita 5+5= berapa tetapi berapa + berapa = 10. Jadi lebih baik kita berfikir secara arif gak usahlah saling mengkafirkan saudara yang lain karena surga neraka di tangan alloh hanya alloh yg tau siapa2 yang akan masuk surga / neraka. Kalau kita merasa ajaran kita dan kelompok kita paling benar simpan dalam hati aja kabarkan pada sanak famili kita aja dan jangan paksa juga mereka ikuti ajaran kita kalau memang mereka tidak setuju biarlah mereka pilih paham yang menurut mereka paling baik.BERSATULAH SAUDARA2 SEMUSLIM JANGAN BERKELAHI SESAMA KITA LEBIH BAIK KITA BERSATU BEBASKAN PALESTINA DARI CENGKERAMAN PENJAJAH /ZIONIS ISRAEL BIADAB BEBASKAN IRAK DR PENJAJAH USA BIADAB,BEBASKAN LEBANON SELATAN AFGHANISTAN,dan masih banyak lagi saudara2 kita yang tertindas. salam .maaf ya mas Abu kalau tulisan saya gak bermutu saya juga orang yang masih baru belajar oya mas abu dapat salam dari YAYASAN AZ ZAHRA Balikpapan KALTIM. Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s