Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (24)

Berkata Syeikh Ibnu Abdil Wahhhab:

Dan jika mereka berkata: Syirik itu adalah orang yang menuju kepada kayu atau batu atau bangunan-bangunan di atas kuburan mereka menyeru mereka, memberi sesajen dan mereka berkata: sesungguhnya dia itu mendekatkan kita kepada Allah, berkat mereka tertolaklah bala’ dari karena berkatnya dan teraihlah anugerah.

Maka katakanlah: Anda benar, dan itulah pekerjaan (praktik) kalian di sisi batu-batu dan bangunan-bangunan di atas kuburan dan yang lain. Maka sebenarnya ia telah mengakui bahwa pekerjaan (praktik) mereka itu adalah ibadah/penyembahan terhadap berhala.

___________

Catatan: 21

Abu Salafy:

Makna dan hakikat syirik telah jelas, dan seelumnya pun telah saya jalsakan. Adapun anggapan Ibnu Abdil Wahhab dan kaum Wahhabiyah bahwa praktik-praktik tertentu, seperti meminta syafa’at kepada para nabi as. atau para waliyullah, bertawassul dengan mereka, berisrtghâtsah dengan dengan mereka, memohon keberkahan dengan mereka atau mencari keberkahan dari pusara-pusara para nabi dan kaum shalihin dll. adalah syirik, maka anggapan itu yang jelas-jelas tidak berdasar… para ulama telah panjang lebar dan tuntas membuktikannya.

Praktik-praktik seperti di atas sama sekali tidak dapat dikatakan bid’ah appaalagi syirik1 apalagi syirik akbar/terbesar yang mengeluarkan dari agama Islam!

Adz Dzahabi (ulama kebanggaan kaum Wahhabiyah/Salafiyah) dan sebagian ulama membolehkannya! Di antara mereka ada yang berkata, “Qabru fulân tiryâqun Mujarrab/Kuburan si wali fulan itu adalah obat mujarrab!” apakah mereka semua itu kuffâr?!

Semua anggapan itu berasal dari kesalahan dalam memahami hakikat syirik dan tauhid dalam ibadah yang merupakan pangkal kesalahan Syeikh Ibnu Abdil Wahhab dan kaum Wahhabiyah! Karenanya mereka harus meneliti kembali pemahaman mereka tentang prinsip yang satu itu!

Dan sekedar untuk membuktikan bahwa praktik yang dianggap kaum Wahabiyah sebagai syirik itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kemusyrikan, maka saya akan sebutkan beberapa kasus praktik para sahabat dan kaum Salaf di sisi pusara suci Nabi Muhammad saw.

Apa Yang Dilakukan Bilal ra.

Para ulama meriwayatkan dari Abu Dardâ’, ia berkata, “Bilal bermimpi bertemu Nabi saw., beliau berkata menegur, ‘Hai Bilal, mengapa sikapmu ini! Tidakkah engkau menziarahiku hai Bilal?!’

Bilal terbangun sedih dan takut, lalu ia mengendarai kendaraannya dan berngkat menuju kota suci Madinah, ia mendatangi kuburan suci Nabi saw., ia menagis di sisinya dan mengusap-usapkan wajahnya di atas kuburan, lalu datanglah hasan dan Husain, lalu bilal memeluk dan necium keduanya.”

Baca riwayat di atas dalam: Târikh Damasqus; Ibnu ‘Asâkir,7/137, Mukhtashar Târikh Damasqus,4/118, Tahdzîb al Kamâl,4/289, Usdul Ghâbah,1/244, Wafâ’ al Wafâ’,4/1356, Sifâ’ As Siqâm:53 dan Masyâriq al Anwâr,1/121.

Apa Yang Dilakukan Fatimah putri Nabi as.

Al Hâfidz Ibnu ‘Asâkir meriwayatkan dalam kitab at Tuhfah dari jalur Thahir ibn Yahya al Husaini, ia berkata, Ayahku menyampaikan hadis kepadaku dari ayahnya dari kakeknya dari Ja’far ibn Muhamad dari ayahnya dari Ali ra., ia berkata:

“Ketika Rasulullah saw. telah dikebumikan, datanglah Fatimah lalu berdiri di hadapan pusara Nabi saw. kemudian mengambil segengam tanah dari pusara itu dan meletakkannya di atas kedua matanya dan mengangis, lalu menggubah bait-bait syair. Fatimah berkata:

Tak apalah bagi yang telah menciaum tanah pusara Ahmad….

Jika ia tak mencium sepanjang zaman parfum-parfum mahal

Telah tertuang atasku berbagai musibah… andai ia dituankan ke atas siang pasti ia menjadi malam nun gulita.

Riwayat di atas telah diabadikan oleh para ulama, di antaranya:

1) Ibnu al Jauzi dalam Wafâ’ al Wafâ Fi Fadhâil al Mushthafâ:819 hadis:1537.

2) Ibnu Sayyidin Nâs dalam Sirah an Nabawiyah,2/432.

3) Al Qasthallâni dalam al Mawâhib al Laddunniyyah,4/563.

4) Mulla Ali al Qâri dalam Syarhu asy Sayam^ail,2/210.

5) Asy Syabrawi dalam al Ithâf:330.

6) As Samhûdi dalam Wafâ’ al Wafâ,4/1405.

7) Daz Dzahabi dalam Siyar A’lâm an Nubalâ’,2/134.

8) Dll

Apa yang dilakukan umat Islam ketika menziarahi pusara suci Nabi Muhammad saw. tidak lebih dan tidak keluar dari apa yang diprktikkan pasa sahabat mulia Nabi saw., lalu salahkan mereka yang mengikuti praktik Salaf?!

Dan pada pembahasan tentang Tabarruk dan Tawassul telah saya sebutkan beberapa contoh lain tentang praktik para sahabat Nabi saw. dalam masalah itu.

Dan pada kata-kata Syiekh di atas, khususnya: dan itulah pekerjaan (praktik) kalian di sisi batu-batu dan bangunan-bangunan di atas kuburan dan yang lain… “

Ini jelas-jelas pemerataan pemusyirkan dan takfîr!

Dalam ketarangannya di atas, Syeikh Ibnu Abdil Wahhab mengada-ngada praktik yang dapat diyakini tidak pernah dilakukan kaum Muslimin di sisi pusara para nabi as. atau para Shalihîh, seperti mereka, sepetti menyajikan sesajen dan meyakini bahwa ”Sesungguhnya dia itu mendekatkan kita kepada Allah” dengan sengaja memilih reedaksi yang diucapan kaum Musyri terhadap arca-arca mereka.

Pandek kata, doktrin takfîr dan pemusyrikan sangat telihat kental sekaali dalam uraian Ibnu Abdil Wahhab di atas… dan itulah yang saya salahkan!

2 Tanggapan

  1. Masih adakah pengekor wahhaby yang masih mau mempertahankan ajarannya setelah membaca paparan Ust. Abu Salafy ?

    Saya heran dengan pengikut-pengikut wahhaby, yang merasa tidak nyaman dan sedikit tidak rela kalau ada orang lain yang mengkritisi faham wahhaby ini, ” Harus melewati sanad yang tersambung sampai Ibn abdil wahhab untuk berhak mengomentari apa yang beliau katakan ” kata mereka. Padahal kalau kita lihat dengan pikiran yang jernih tanpa ta’ashshub, ibn taimiyyah dan ibn abdil wahhab sering memberikan penafsiran orang tanpa mempunyai sanad dari yang bersangkutan.

    Contoh kecil orang yang bertabarruk dan bertawassul, disimpulkan oleh ibn taimiyyah sebagai tidak meyakini Allah Maha Tahu, Allah Maha berkehendak dan Allah Maha Pemberi, (lihat Al-qo’dah al-wasithoh).. Padahal tidak ada dari kaum muslimin yang bertabarruk, bertawassul yang mengingkari semua itu.

    Ibnul qoyyim (murid) ibn Taimiyyah), juga banyak memberikan kesimpulan yang salah terhadap uaraian al-Ghozaly dan kemudian menyimpulkan bahawa Al-ghozaly salah dalam analisisnya.

    Masih adakah orang wahhaby yang tidak malu untuk bicara sanad men sanad untuk membela ibn abdil wahhab ?

    Subhanallah !!!!!!

  2. islam………islam…………????

Tinggalkan komentar