Ibnu Taimiyah Menshahihkan Hadis Tawasssul, lalu Apa kata kaum Wahhabi?

Di antara praktik yang dikategorikan syirik dalam pandangan kaum Wahhâbiyah adalah bertawassul!

Bertawassul artinya memohon hajat kita kepada Allah SWT dengan kedudukan seorang nabi atau hamba sheleh. Dalam pandangan kaum Wahhâbiyah, praktik memohon hajat kepada Allah SWT dengan menyebut kedudukan seorang nabi atau hamba shaleh mengandung unsur kemusyrikan…. menyekutukan Allah SWT dengan nabi atau hamba sheleh tersebut!

Jika benar pemahaman menyimpang mereka tentang hakikat tawassul, maka yang pertama kali mengajarkan kemusyrikan adalah Rasulullah saw.! Nabi-lah biang kemusyrikan di tengah-tengah umat manusia! Wal iyâdzubillah min adh dhalâl.

Jika benar pemahaman mereka, maka yang harus bertanggung jawab atas terjadinya kemusyrikan di tengah-tengah umat Islam adalah Ibnu Taimiyah, Syeikh Islamnya kaum Wahhâbiyah! Sebab ia menshshihkan hadis ‘Nabi mengajarkan sahabatnya bertawassul’.

Dalam kesempatan ini saya tidak bermaksud membeber dalil-dalil ditetapkan tawassul dalam syari’at Islam melalui ayat dan hadis-hadis shahihah… akan tetapi saya hanya bermaksud membuktikan bahwa Syeikhul Islamnya kaum WWahhâbiyah ternyata berseberangan dan menentang akidah Wahhâbiyah!

Perhatikan hadis di bawah ini:

عن عثمان بن حنيف أنّه قال: إنّ رجلاً ضريراً أتى النبي فقال: أُدعُ الله أن يعافيني فقال _ صلى الله عليه وآله وسلم _ : «إن شئتَ دعوتُ وإن شئتَ صبرتَ وهو خير».

قال: فادعه، قال: فأمره أن يتوضّأ فيُحسن وضوءه ويصلّي ركعتين ويدعو بهذا الدعاء: «اللّهمّ إنّي أسألك وأتوجّه إليك بنبيّك محمّد نبي الرحمة، يا محمد إنّي أتوجه بك إلى ربّي في حاجتي لتُقضى، اللّهمّ شفّعه فيَّ».

قال ابن حنيف: فوالله ما تفرّقنا وطال بنا الحديث حتى دخل علينا كأن لم يكن به ضرّ

“Dari Utsman ibn Hunaif, ia berkata, “Ada seorang buta datang menemui Nabi saw. lalu berkata, ‘Mohonkanlah kepada Allah agar menyembuhkanku (dari kebutaan)’ Maka beliau saw. bersabda, ‘Jika engkau mau aku berdoa, aku doakan. Jika engkau mau bersabar, itu lebih baik gabimu.’

Orang itu berkata, ‘Doakan saja.’

Maka Nabi saw. memerintahnya berwudhu’ dengan benar, lalu shalat dua raka’at dan berdoa dengan doa ini:

اللّهمّ إنّي أسألك وأتوجّه إليك بنبيّك محمّد نبي الرحمة، يا محمد إنّي أتوجه بك إلى ربّي في حاجتي لتُقضى، اللّهمّ شفّعه فيَّ.

‘Ya Allah, aku memohon kepada Mu dan menghadap kepada Mu dengan Nabi Mu Muhammad; nabi (pembawa) rahmat. Hai Muhammad, aku menghadap kepada Tuhanku denganmu dalam hajatku ini agar dipenuhi. Ya Allah jadikan beliau pemberi syafa’at bagiku.”

Ibnu Hunaif berkata, ‘Demi Allah, kami belum berpisah (dari majlis itu) dan panjang pembicaraan kita melainkan orang itu masuk ke tempat kami seakan tidak pernah buta.’”

(Hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi dalam Sunan-nya, Kitab ad Da’awât, bab ke 119, dengan hadis no.3578, Ibnu Mâjah dalam Sunan-nya,,1/441 hadis no.1385 dan Musnad Ahmad,4/138).

Dalam berargumentasi dengan hadis di atas tentang disyari’atkannya bertawassul dengaan kedudukan hamba istimewa; Nabi Muhammad saw. perlu dilakukan pembuktian pada dua level; sanad dan kesempurnaan mataannya.

Sanad Hadis:

Tidak seorang pun yang layak dipertimbangkan keterangannya mencacat keshahihan hadis ihi. Yang mencacatnya hanya akan memamerkan kejahilannya dalam ilmu Rijâl! Bahkan Ibnu Taimyah berkata demikian:

قد روى الترمذي حديثاً صحيحاً عن النبي أنّه علّم رجلاً أن يدعو فيقول: اللّهمّ إنّي أسألك وأتوجّه إليك بنبيّك. وروى النسائي نحو هذا الدعاء.

“Turmudzi telah meriwayatkan sebuah hadis shahih dari Nabi, beliau mengajarkan kepada seorang untuk berdoa dan berkata: “Ya Allah aku memohon kepada Mu dan menghadap kepada Mu dengan Nabi Mu.” Nasa’I juga meriwayaatkan hadis yang mirip dengan doa ini. (Baca: Majmû’ah ar Rasâil wa al masâil,1/13)

Imam Turmudzi juga menshahihkannya. Ia berkata:

هذا حديث حق حسن صحيح.

“Ini adalah hadis yang haq hasan shshih.”

Ibnu Majah berkata:

هذا حديث صحيح.

“Ini adalah hadis shahih.”

Syeikh ar Rifâ’i berkata:

لا شك أنّ هذا الحديث صحيح ومشهور.

“Tidak diragukan lagi bahwa hadis ini adalah shshih dan masyhur (At Tawashshul Ilâ hakikah at Tawassul:158)

Demikian juga dengan hadis riwayat Imam Bukhari di bawah ini:

“Adalah Umar ibn al Khaththab jika kaum Muslimin mengalami paceklik, mereka memohon turun hujan kepada Allah dengan kedudukan Abbas ibn Abdul Muththallib, dan ia berkata:

كان عمر بن الخطاب إذا قحطوا استسقى بالعباس بن عبد المطلب وقال: اللّهمّ إنّا كنّا نتوسّل إليك بنبيّنا فتسقينا، وإنّا نتوسّل إليك بعمّ نبيّنا فاسقنا، قال: فيُسقون

“Ya Allah dahulu kami bertawassul kepadaamu dengan Nabi kami lalu Engkau turunkan hujan untuk kami. Kami sekarang bertawassul kepada Mu dengan paman nabi kami, maka turunkan hujan untuk kami. (perawi) berkata,’Maka diturunkan hujan untuk mereka.’” (HR. Bukhari,2/32, Bab Shalat Istisqâ’)

adapun makna dan kandungan hadis di atas jelas sekali, Nabi saw. memerintah orang tersebut aagar membaca doa yang tegas-tegas memuat tawassul, “memohon kepada Allah dengan Nabi Mu” mengapakan kalimat itu diajarkan Nabi kepada sahabat tersebut? Bukankah itu inti bertawassul seperti yang sekarang dipraktikkan umat Islam, selain kaum Wahhâbiiyah? Mengapakah Nabi saw, tidak memerintah saja sahabat itu untuk langsung meminta kepada Allah SWT tanpa menyebut-nyebut nabi-Nya sebagai perantara dengan menyebbut kedudukannya sebagai nabi pembawa rahmat?!

Selain itu, mengapa, sejak awal kedatangan sahabat buta itu yang berkata, ‘Mohonkanlah kepada Allah agar menyembuhkanku (dari kebutaan)’ … mengapa Nabi saw. tidak menegurnya dan bersabda kepadanya, ‘Mintalah langsung kepada Allah, Allah itu lebih dekat kepada hamba-Nya dari urat nadi hamba itu sendiri! Jadi lansung saja minta kepada Allah tanpa perantara dan meminta orang lain mendoakanmu! Karena meminta-minta dari selain Allah itu syirik!

Apakah Nabi saw.tidak memahami kenyataan itu?! Dan hanya Ibnu Abdil Wahhab saja yang memahami bahwa meminta dari selain Allah itu syirik!!… bertawassul itu syirik!! Bahwa seorang hamba hendaknya memohon langsung dari Tuhannya!!

Abu Salafy berkata:

Nah,sekarang masihkan kaum Wahhâbiyah menganggap praktik bertawassul yang dilakukan kaum Muslimin Ahlusunnah wal Jama’ah dan Syi’ah sebagai kemusyrikan?!

Apa yang dilakukan kaum Muslimin tidak keluar dari apa yang dituntunkan Nabi Muhammad saw.

Yang aneh di sini ialah bahwa kaum Wahhâbiyah yang biasanya menyanjung tinggi ucapan-ucapan Ibnu Taimyah dan tidak jarang mereka menjadikannya setingkat nash suci yang tak boleh dibantah dan ditentang… mengapa kini mereka menyimpang dan menentangnya?!

86 Tanggapan

  1. assalamualaikum akhi…..

    Semoga Allah memberikan antum hidaya. karena blog yang antum kelola ini tidak jauh dari blog para pengekor hawa nafsu dan ahlul bidah. ana saraankan agar antum segerah bertaubat kepada Allag sebelum ajal di tenggorokan.

    tidak ana orang yang beilmu pun yang mau memuat tulisan antum ini dan membelahnya, kecuali orang-orang yang jahil. bertaqwalah kepada allah akh sesungguhnya Azab Allah itu sangat pedih.

    wassalamualiakum

    Abu Salaf

    Apa yang Anda tulis adalah lagu lama kaum Wahhabi kalau sudah kepepet!

  2. Hei…ابو سلفي او ابو سفلي Kebodohan kamu mungkin bisa kamu plintirkan pada orang buta atau bodoh tapi tidak pada orang yang ada sedikit akal dan punya bashiroh. Ibnu Taimiyah, Ibnu Wahhab, dan ulama2 ahlussunnah رحمهم الله tidak ada yang mengatakan syiriknya bertawasul dengan orang hidup yang mampu untuk melakukan permintaan orang yang bertawasul dengannya.(ini kebodohan dan kebohongan abu sufla) yang haram dan syirik adalah bertawsul sebagaimana golongan NU yang diajari oleh Para Habaib dengan para wali yang telah meninggal karena orang meninggal tidak punya kemampuan untuk melakukan/menuruti permintaan orang yang bertawasul.
    Jadi jangan kamu giring opini pembaca dengan dusta kamu tolong adilah dengan menyebutkan seluruhnya perkara tawasul yang dijelaskan ibnu taimiyah.
    Sebagai bukti bahwa tawasul dengan orang mati itu haram dan syirik, sayyidina umar tidak melakukan tawasul dengan nabi saw tapi justru dengan al abbas paman beliau, kenapa? karena beliau tahu bahwa tawasul gaya punya kamu akan menyebabkan pada kesyirikan dan beliau sangat mengerti itu karena sebaik2 pemahaman tentang agama ini adalah pemahaman para sahabat nabi. selain itu hadis2 yang ada menunjukkan bahwa yang dimintai/yang ditawasuli selalu manusia hidaup dan mampu melakukan permintaan sipemohon.
    Kamu pasti akan mengelak dengan berkata TAPI KAN TAWASUL DG ORANG MATI TIDAK ADA LARANGANNYA KAN???? Memang secara tersurat tidak ada tapi secara tersirat hadis Sayyidina Umar merupakan buktinya!! Dan juga sesuatu yang dengan jelas tidak dikerjakan Nabi saw maka perkara itu jelas Bid’ah karena perkara agama ini telah dijelaskan semuanya oleh beliau.
    sebagaimana hadist:
    الا هل بلغت؟ فقالوا نعم. يرفع اصبعه الي السماء وينكتها اليهم ويقول اللهم اشهد (اخرجه مسم) Jadi logikanya orang yang menambah perkara baru yang jelas tidak diperintah maka menganggap Nabi saw tidak menyampaikan semuanya dan mengingkari hal yang telah disaksikan oleh Allah. اتريد ان تكون منهم يا ابا سفلي؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟

    __________
    Abu Salafy:

    Ya akhi benthaleb, pertama-tama: Jangn ngaku-ngaku bahwa Ibnu Taimyah dan si ben Wahhab sebagai ulama Ahlusunnah… para ulama Ahlusunnah bakal keberatan punya anggota seperti mereka yang hanya bisa buat malu saja!

    Kedua: Tolong sebutkan dari perkatan Ibnu taymiah bahw bertawassul dengan orang mati itu tidak boleh!

    Ketiga: Ya benthaleb, apakah menurut Anda Nabi Mahammad saw. (datuknya para habib) itu mampu membalas salam kita?
    Jika Anda jawab tidak! Anda berarti pamer kejahilan!!!
    Jika Anda jawab bisa. Maka apakah apabila beliau saw. mampu menjawa salam kita, Anda mengatakannya beliau saw. tidak bisa memberikan syafa’at dan mendoakan kita?
    jadi jangan gegabah bilang orang lain tidak punya akal barang sedikit, sebab sekarang terbutki siapa yang tidak punya akal?
    Ahlusunnah atau kalian Wahhabiyah Mujassimah??

    Keempat: Ini yang paling sulit dipahami kecuali oleh yang punya akal sehat! Ya akhi benthaleb saya mau bertanya, tolong Anda jawab dengan akal dan bukti, Apakah sebuah praktik syirik bisa berubah status menjadi inti tauhid hanya disebabkan yang mati atau hidupnya obyek?

    Semisal, beratwassul dengan orang hidup bukan syirik (bahkan inti Tauhid) sebab, seperti Anda katakan: orang hidup yang mampu untuk melakukan permintaan orang yang bertawasul dengannya. adapaun beratwasul dengan orang mati maka ia syirik! Kenapa? Kalian menjawab: Sebab seperti kata Anda:yang haram dan syirik adalah bertawasul sebagaimana golongan NU yang diajari oleh Para Habaib dengan para wali yang telah meninggal karena orang meninggal tidak punya kemampuan untuk melakukan/menuruti permintaan orang yang bertawasul.
    semestinya ketidak mampuan orang yang kita tawassuli tidak menjadikan tawassul kita menjadi syirik! Sebab syirik selamanya tetap syirik!! Paling banter Anda berhak mengatakan bahwa tawassul kalian yang diajarkan para habib keturunan Nabi saw. itu sia-sia sebab orang yang sudah mati tidak bisa memberikan apa yang kamu minta!

    Ya akhi benhaleb, apakah menyembah orang hidup itu bukan syirik? Atau status syirik itu hanya untuk penyembahan orang yang sudah mati?

    Kelima: Anda memperluas kesimpulan dari sesuatu yang tidak ada dalam nash… Umar hanya bertawassul dengan Sayyidana Abbas ra. lalu Anda simpulkan bahwa bertawassul dengan orang mati tidak boleh! Sebagai bukti bahwa tawasul dengan orang mati itu haram dan syirik, sayyidina umar tidak melakukan tawasul dengan nabi saw tapi justru dengan al abbas paman beliau, kenapa? karena beliau tahu bahwa tawasul gaya punya kamu akan menyebabkan pada kesyirikan dan beliau sangat mengerti itu
    Ini benar-benar sebuah kesimpulan yang aneh ya akhi.

    Al hasil, Anda tidak perlu ngotot membela pendapat Anda seakan selain pendapat Anda pasti salah, cobalah belajar membaca dalil-dalil orang lain, mungkin di sana terbesit bukti kebenaran.

  3. maaf pa abu boleh saya tambahkan :
    tawassul dapat diartikan suatu metode pendekatan (approach sytem) khusus dalam hal berdoa, metode ini telah dicontohkan oleh Rasulullah seperti hadits diatas.
    tawassul kepada nabi tidak terbatas kepada semasa hidup beliau namun setelah wafat beliau boleh dilakukan tawassul, dan tidak terbatas kepada amal baik yang pernah dilakukan seperti hadits riwayat bukhary dan muslim ; dari Ibnu Umar, rasullulah menceritakan tentang peristiwa tiga orang yang terkurung dalam suatu goa akibat tanah longsor, pinto goa tertutub oleh batu besar, lalu mereka masing masing berdoa dengan wasilah amal baik yang mereka pernah lakukan. akhirnya dengan izin Allah batu yang menutup pintu goa itupun terbuka.
    kita yakin sepenuhnya bahwa para Nabi, Auliya dll tidaklah bisa menentukan, tidak pula bisa menciptakan, mengadakah, memberi manfaat, dan tidak pula bisa mendatangkan mudhorat dilihat dari sudut mereka sebagai mahluk, kecuali Allah sendiri yang tidak ada sekutu baginya.
    orang yang berpendapat bahwa bertawasul hanya boleh kepada orang hidup saja dan beriktikad bahwa dia bisa menentukan, mengadakan ini yang disebut syirik contoh sederhana : kita kedokter untuk berobat dan kita diberi obat lalu sembuh ; lalu kita beriktikad bahwa dokter itulah yang menyebuhkan saya maka ini yang dikatakan syrik.

  4. @Abu salafy

    hadis diatas jelas-jelas Rasulullah saw mengajarkan cara doa bertawasul BUKAN RASULULLAH MENDOAKANNYA MELAINKAN SAHABAT YANG BUTA TERSEBUT BERDO’A DENGAN DOA YANG DIAJARKAN RASULULLAH SAW…

    TETAPI NANTI ANTUM LIHAT AKHINA ABU SALAFY WAHABI AKAN MENTAKWIL-TAKWIL MAKNA HADIS TERSEBUT. -YANG JELAS DAN GAMBLANG- DENGAN TAKWIL-TAKWIL BATILNYA!!

    ANEH KAUM PENGIKUT SEKTE YANG LITERALIS INI (anti takwil), JIKA MENGHADAPI DALIL YANG BERTENTANGAN DENGAN AKIDAH MEREKA, MEREKA AKAN MELAKUKAN TAKWIL-TAKWIL BATIL !!!

    tunggu saja dan buktikan omongan saya ini ya akhina abu salafy!!

  5. ========
    ========

    KALO MAU BIKIN BLOG, JANGAN LUPA MASUK SINI: http://www.leoxa.com/
    (Themenya Keren Abiss & Bisa Pake Adsense)

    ========
    ========
    rame yang udah berpindah daripada blog-blog lainnya ke blog Leoxa.com karena theme yang keren

    __________
    -abu salafy-

    makasih mas!

  6. yang pertama perlu diluruskan adalah apakah anda mendapati dari ulama-ulama kami yang mendha’ifkan hadist tersebut, agar pokok permasalahan tidak menyimpang menjadi salah faham, karena kejahilan seseorang. selanjutnya kita sambung ke depan (biar nggak kepanjangan katanya)

  7. Assalaamu alaikum pak AbuSalafy,
    Kepareng nunut komen, nggih………!

    Wahai orang orang pintar sepintar abusayev cs………..!
    Tidakkah syirik adalah masalah anggapan atau keyakinan seseorang terhadap Allah….?
    Jika benar, lalu standar apa yang antum pakai untuk mengukur keyakinan seseorang sehingga antum bisa mengatakan seseorang telah syirik.?

    Kenapa Allah repot repot mengutus para nabi padahal kalau Allah mau Allah pun bisa mengislamkan ana, antum dan seluruh mahlukNya. Nah setelah kita diajari oleh para rosul tentang Islam dan memahami ajaran Tauhid, kita semua berkeyakinan bahwa tak akan ada sesuatu bisa terjadi atau terwujud tanpa kehendak Allah SWT. Lalu kita sepakat bahwa jika kemudian kita mencintai para rosul, itu bukan berarti menganggap bahwa para rosul bisa membuat dan mengadakan sesuatu hal, akan tetapi sebaliknya kita sangat menghormati mereka sebagai hamba hamba yang dipilih Allah. Dan kita pun senantiasa bersholawat kepadanya. Setiap saat kita memuji serta berterima kasih sama Allah karena melalui para rosul pilihanNya kita semua bisa mengenalNya. Ketika kita mengingat jasa jasa para rosul jaman dulu, menelaah apa yang telah dikabarkan beliau beliau, maka otomatis semakin bertambah pulalah keyakinan kita bahwa Allah lah yang paling maha kuasa atas segala sesuatu hal seperti apa yang pernah dikatakan para rosul.

    Saya tidak mau munafiq, bahwa hal ihwal Islam yang saya pahami, saya peroleh tidak lebih berasal dari para guru guru ngaji, mushonnifin dan kebanyakan para alim ulama’ yang setiap kali tampak di depan mata saya selalu memberi contoh kebaikan budi pekerti yang katanya meniru dan berpijak pada apa yang telah diajarkan para Nabi dan Rosul. Dan asal ente ente tahu, bahwa ketika saya mengingat atau mengagumi beliau beliau, maka sama halnya dengan saat saya terkagum dengan para rosul yang berarti bertambah pula keyakinan kami kepada Allah karena para alim Ulama yang mengajarkan demikian. Kemudian saya pun selalu memuji serta berterima kasih sama Allah karena melalui para ulama ulama pilihanNya saya bisa semakin mengenalNya bahkan semakin dekat. Lalu saya mendoakan beliau semua. Tentunya doa doa yang baik seperti berharap maghfiroh atau sejenisnya karena Nabi mengajarkan demikian. Ketika saya berharap dan meminta agar orang orang terdahulu ( alladziina sabaquuna ) yaitu beliau beliau para Nabi, Shohabat, Ulama dan semua orang yang pernah berjasa dalam Islam kiranya di sana beliau turut mendoakan saya, saya berkeyakinan bahwa hal ini mencontoh tindakan Nabi sebagaimana beliau pernah mengucapkan salam kepada orang di dalam kuburan dimana kalau saya pikir, jika salam itu tidak dijawab oleh orang yang ada di dalam kuburan, mungkin Nabi tidak akan mengucapkan salam kepadanya karena toh Nabi tahu salamnya itu akan sia sia, juga nalarnya orang waras pasti akan mengatakan bahwa seorang Nabi tidak mungkin ngawur yaitu mengucapkan salam dengan sia sia.

    …….., assalaamu alaikum yaa ahladdiyari minal mu’miniina wal mu’minaati wainnaa insyaaAllaahu bikum laakhiquuna, nas’aluLLaha lanaa walakumul’aafiah, rowaahu Muslim.

    Setiaknya RosuluLLah tahu bahwa ahladdiyar bisa menjawab salam kembali ( doa keselamatan terhadap Beliau ) sehingga Beliau pun mengucap salam kepadanya.

    Dan akhirnya keyakinan saya semakin bertambah bahwa Allah lah satu satunya dzat yang dengan begitu bijakNya telah memilih hamba hamba yang dikasihinya dengan emberikan contoh contoh tindakan sehingga dengan mudahnya saya bisa mengenal, berkomunikasi, bermunajah bahkan memohon doa padaNya walau dengan perantara orang yang ada di dalam kuburan. Hal di atas seakan menjadi contoh bahwa Allah melalui RosulNya mengajarkan sikap saling menghormati antara sesama apalagi terhadap orang orang sholeh terlebih lagi para Ulama. Saling menghormati yang berati pula saling doa mendoakan mulai dari sekedar do’a selamat dan lainnya karena Allah memeberi kewenangan kepada manusia tidak lebih dari sekedar bisa berdo’a.

    Walaupun saya tahu bahwa Allah pasti bisa mendengar doa doa saya secara langsung, karena Allah maha mendengar dan berkuasa atas segala sesuatu, tapi saya tidak pernah berani bertanya, kenapa Allah tidak mengajarkan Islam kepada saya secara langsung saja. Atau kenapa harus melalui para Nabi, guru-guru, ulama dan lainnya…….? Justru saya lebih memilih menerima apa yang telah ditentukan Allah yaitu menerima kejadian demi kejadian yang pernah saya lalui, tidak pernah protes apalagi berani beraninya mengaku diri sudah bisa menembus atau menerobos langsung pintu doa terhadap Allah. Karena menurut keyakianan saya, adanya Nabi, para guru dan ulama’ adalah “wasilah” dimana harus dilihat sebagai kejadian yang sengaja diciptakan dan diadakan oleh Allah dimana manusia harus mau menerimanya dengan ihlas dan mengikutinya dengan benar. Ini adalah hukum Allah yang harus kita taati. Soal kenapa mesti demikian adanya….? Bukankah tanpa wasilah pun Allah mendengar dan berkuasa secara langsung terhadap permohonan hamba hambaNya dan mengIslamkan seluruh mahluqNya……..? Pertanyaan ini tidak perlu dan tidak pantas kita utarakan. Semua adalah rahasiaNya dan kita hanya boleh pasrah menjalaninya karena itulah hakikat “Islam”.

    Keyakinan saya tetap satu, bahwa di saat manusia mendo’a berharap akan terkabulnya sesuatu, baik yang dilakukan dengan atau tanpa wasilah,maka yaqin dan haqqul yaqin saya tetap percaya bahwa mutlaq hanya Allah lah yang maha kuasa dan berkehendak mengabulkan permohonan setiap hambaNya. Namun demikian jika kita benar benar mencontoh Nabi, maka tidak lah salah bahkan jika didasari niat rasa saling menghormati sesama Muslim apalagi terhadap orang orang terdahulu yang banyak berjasa dalam Islam, maka mendo’a dengan wasilah jauh lebih utama sesuai dengan tuntunan atau ajaran Allah SWT.
    Pertanyaan saya, Di mana letak kesyirikan saya wahai ikhwan Abu Sayef CS………..?
    Bukankah syirik berarti menduakan Allah……?

    Tidakkah antum mengerti dan bisa menerima keyakinan saya dimana saya tetap yakin dengan mutlaqnya kekuasaan Allah dan tak ada yang menandingiNya…..?
    Sekali lagi atas dasar apa antum mengatakan saya syirik…………?

    Jika pun tetap antum mengatakan saya adalah “syirik ahlunnar” misalnya, maka maaf saya katakana kepada antum antum CS, bahwa tuduhan itu tidak lebih ibarat kibasan angin kecil yang tidak mungkin bisa menggoyahkan keyakinan tauhid saya yang berakar begitu kokohnya. Iman ini tidak akan terkoyak sedikitpun hanya karena tuduhan subyektif dari orang orang yang ingin dianggap paling benar sendiri. Karena saya yakin Islam yang yang saya peluk bukan pemberian Ibu Bapak saya, bahkan bukan pula pemberian Nabi, ulama apalagi hanya pemberian orang orang seperti antum, maaf maaf bukan. Islam ini ada dalam nurani saya karena Allah yang menumbuhkanNya dan saya hanya bisa berharap harap cemas hanya padaNya agar semoga Iman dan Islam ini tetap selalu ada pada diri saya sampai di sana kelak. Amiin.
    A’lam,
    Terimakasih pak Abusalafi, jangan bosan bosannya menulis.
    wassalaamu alaikum

  8. Kang Abu, saya mampir,
    saya cuma mo nambahin aja komentar Benthaleb, jadi di dalam hadits Umar di atas, seandainya bertawasul kepada Nabi SAW saat beliau sudah meninggal dibolehkan, tentunya para sahabat sudah melakukannya, karena lebih utama jika bertawasul kepada seutama-utama manusia seperti Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam.
    tetapi kenyataannya Umar tidak bertawasul kepada beliau justru kepada paman beliau, alasannya sudah sangat jelas, karena beliau sudah tidak ada lagi di sisi para sahabat, beliau sudah wafat, seandainya beliau masih hidup pasti Umar langsung datang ke Beliau Shalallahu Alaihi Wa Salam atau seandainya dibolehkan atau lebih utama bertawasul kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam ketika beliau sudah wafat, tentu Umar ra dan para sahabat akan melakukan itu.
    Selain tawasul dengan orang saleh yang masih hidup, tawasul yang masyruk (yang disyariatkan) adalah bertawasul dengan amal-amal shaleh yg pernah dilakukan dan bertawasul dengan menyebut Nama-Nama Allah (Asma’ul Husna).
    Matur nuwun kang Abu…

    __________
    Abu Salafy:

    Terima ksih atas tambahan dalilnya. Tatapi saya berharap Anda juga mau merenungan kembali apa yang saya uraikan. selain itu, dengan tindakan Umar ra., Anda belum cukup alasan untuk mengatakan bahwa tawassul dengan yang sudah mati itu tidak dimasyru’kan…. sebab seperti ditegaskan ahli Usuhl Fikih bahwa at tarku (meninggalkan/tidak melakukan sebuah praktik) tidak dapat dijadikan bukti adanya larangan, sebab bisa jadi ada alasan dan motivasi tertentu dalam meninggalkannya.
    Ketika, Apa menurut Anda tidak ada hadis/riwayat dari sahabat bahwa mereka pernah ada yang bertawassul dengan Nabi saw. sesudah beliau wafat?

    Berulang kali saya ingatkan teman-teman Wahhabi di sini bahwa jangan jadikan ketidak-tauan kita sebagai penentu segalanya….. Baca dan pelajari dalil-dalil Ahlusunnah tentang tawasul dari kitab-kitab yang ditulis ulama Ahlussunnah sendiiri bukan dari selain mereka (seperti Wahhabi misalnya). Saya harap Anda punya waktu juga membaca ulasan kami tentang Metode Pemahaman Islam.
    Wassalam.

  9. @ayes ngasong, di/pada Mei 2nd, 2008 pada 7:29 pm Dikatakan:

    Assalaamu alaikum pak AbuSalafy,
    Kepareng nunut komen, nggih………!

    Wahai orang orang pintar sepintar abusayev cs………..!
    Tidakkah syirik adalah masalah anggapan atau keyakinan seseorang terhadap Allah….?
    …………………………………………………….
    ABU SAYEV:
    SEBELUMNYA TERIMA KASIH KEPADA ABU SALAFY(?) ATAS DIMUATNYA BUKU ALA AYES NGASONG……..YANG DITUJUKAN KEPADA KAMI,KAMI AKAN MENCOBA MENJAWAB SINGKAT DAN RINGKAS BIAR NGGAK MENIMBULKAN MASALAH, TAPI PERLU KAMI ULANG LAGI PERTANYAAN KAMI UNTUK SEMUA YANG BERKOMPETEN MENJAWABNYA:

    abusayev, di/pada Mei 2nd, 2008 pada 4:45 am Dikatakan:
    yang pertama perlu diluruskan adalah apakah anda mendapati dari ulama-ulama kami yang mendha’ifkan hadist tersebut, agar pokok permasalahan tidak menyimpang menjadi salah faham, karena kejahilan seseorang. selanjutnya kita sambung ke depan (biar nggak kepanjangan katanya)

    LALU KEPADA MASA AYES NGASONG:
    1. membaca doa ketika berziarah kubur seperti yang dituntunkan Nabi yang mulia bukan lantaran beliau mengajarkan bentuk ibadah tawassul seperti yang kalian inginkan. apakah kalian menyangka bahwa ziarah kubur yang beliau lakukan dalam rangka bertawassul seperti kebiasaan kalian saat ini. apakah pantas seorang nabi yang mulia bertawassul kepada umatnya, jikalau itu yang kalian kehendaki sebagai dalil bolehnya bertawassul kepada orang mati. namun jikalau kalian bisa menunjukkan bahwa Abu Bakar atau Umar semisal melakukan seperti apa yang kalian lakukan saat ini, maka sepertinya itu akan sangat lebih baik dari pada kalian seperti mengigau disiang bolong.
    2. berbicara masalah mencintai Rasul kalian merasa orang yang paling mencintai Rasul dengan praktek-praktek yang kalian lakukan. ingatlah bahwa orang yahudi mengaku yang paling mencintai Musa dan orang nashara mengaku yang paling mencintai Isa dari pada cintanya kaum Muslimin kepada beliau tapi apa mereka lakukan.
    3. kalian mengatakan ==========”Walaupun saya tahu bahwa Allah pasti bisa mendengar doa doa saya secara langsung, karena Allah maha mendengar dan berkuasa atas segala sesuatu, tapi saya tidak pernah berani bertanya, kenapa Allah tidak mengajarkan Islam kepada saya secara langsung saja. Atau kenapa harus melalui para Nabi, guru-guru, ulama dan lainnya…….?”==========sekarang kami ingin menanyakan sesuatu kepada kalian, kalau analogi kalian seperti itu, maka bisa dong membuat analogi yang sejenis dengan itu, semisal: “””Walaupun saya tahu bahwa Allah pasti bisa melihat Shalat saya secara langsung, karena Allah maha melihat dan berkuasa atas segala sesuatu, tapi saya tidak pernah berani bertanya, kenapa Allah tidak mengajarkan Islam kepada saya secara langsung saja. Atau kenapa harus melalui para Nabi”””apakah kemudian Shalat kita akan kita mintakan wasilah kepada mereka yang telah menjadi wasilah kita dalam menuntut ilmu.

    okelah andaikata analogi kalian kita pakaipun untuk diterapkan dalam persoalan, tapi kalian mesti menjawab dahulu pertanyaan di bawah: APAKAH ILMU KALIAN BISA BERTAMBAH DARI GURU-GURU KALIAN ATAU ULAMA-ULAMA KALIAN SETELAH KEMATIAN MEREKA.

  10. Salam Kenal Mas ayes ngasong, selamat bergabung dalam blog ini, Prinsip Mas itu sama dengan prinsip saya,
    sebenarnya : kreteria syrik itu terletak pada IKTIKAD kita. tidak seorangpun tahu kecuali diri kita dan Allah saja.
    apapun yang kita lakukan bukan saja ke kuburan, sholatpun bisa membuat kita dalam kesyirikan kalau bukan karena Allah, inilah tergantung itikad kita.
    lalu mengapa kita berwasillah kepada rasul dan tidak minta langsung kepada Allah ;
    contoh perbuatan kita dunia : tentu ada perbedaan apabila kita mengirim surat ke Bapak Presiden secara langsung dengan mengirim surat kepada Presiden melalui ajudan presiden yang udah kita kenal.
    maha suci Allah dengan pengertian diatas
    betul apa yang difirmankan Allah : UD’UNI ASTAJIB LAKUM (mintalah kepadaKu pasti akan Kuperkenankan), namun kita harus koreksi dirilah dulu, artinya : para Sahabat Nabi masih berwasillah kepada Nabi apalagi kita, prinsip ini yang harus pegang.
    demikian tambahan saya
    Wassalam.

  11. Wah…Wah….Abu salafy ngajak main akal2an…….Lucu kamu malalah bodohmu tambah kelihatan seakan ada PARADE UNJUK KEBODOHAN.

    Abu Salafy Arrofidhi berkata:
    pertama-tama: Jangn ngaku-ngaku bahwa Ibnu Taimyah dan si ben Wahhab sebagai ulama Ahlusunnah

    Emang yang boleh ngaku cuma Rafidhah Laknatullah gitu? Lha wong mereka terbukti selalu mengedepankan Assunnah Shohihah kok tidak bis dibilang bahwa mereka ASWAJA.

    malalah bodohmu tambah kelihatan seakan ada PARADE UNJUK KEBODOHAN.

    Abu Salafy Arrofidhi berkata:
    Kedua: Tolong sebutkan dari perkatan Ibnu taymiah bahw bertawassul dengan orang mati itu tidak boleh!

    Sayapun bisa main akal2an seperti kamu yang punya kaidah bahwa JIKA YANG TIDAK DIKERJAKAN BELUM TENTU DILARANG. Tolong tunjukkan bahwa Ibnu taimiyah juga membolehkan tawasull syirkiyah dg orang yg telah mati?? sebab dari judul artikelkamu sepertinya tidak menunjukkan pembedaan antara yang mati dan hidup?

    Ketiga: Ya benthaleb, apakah menurut Anda Nabi Mahammad saw. (datuknya para habib) itu mampu membalas salam kita?

    Masalah ini sebetulnya tidak dapat dikaitkan dengan tawasul yang jadi andalan abu salafy, tp karena dia BODOH dan ingin jawaban dg pakai akal akalan maka saya jawab: Ya jelas toh abu salafy!!! Ini ada dalil yang menunjukkan kebolehannya? Apa kamu tidak yakin dengan dalil? Apa kamu mau bilang jika ada dalil yang mengatakan bisa belum tentu yang mengatakan tidak bisa juga salah kan?
    Sungguh BODOH jika itu terbersit dipikiranmu!!!

    Keempat: Ini yang paling sulit dipahami kecuali oleh yang punya akal sehat! …….dst

    Ya jelas jika kamu memahaminya dengan otak yang punya segudang syubhat dan tidak mengedepankan dalil maka akan sepertimu jadinya ya abu salafy!!! Saya beri ilustrasi: jika ada orang mau pinjam uang sejumlah 1milyar pada peminta2 dipinggir jalan maka kamu akan bilang”ORANG INI BODOH DAN TIDAK MENGERTI KEADAAN ATAU BAHKAN DIA INI ORANG GILA” tapi jika dia meminjam kepada saudagar kaya raya maka kamu akan bilang”BETUL APA YANG KAMU LAKUKAN!! KARENA DIA PASTI SANGGUP MEMINJAMI KAMU UANG” Lalu apa akan dikatakan bahwa KEBODOHAN DAN KECERDIKAN BERGANTUNG PADA OBYEK YANG AKAN DIMINTAI PINJAMAN UANG????????????

    Kelima (menganggap kesimpulan yang aneh)

    Tolong sebutkan kesimpulan yang tidak aneh? Bahkan menjadi orang aneh/asing itu dikatakan beruntung!! Kemudian saya berkesimpulan juga:
    BAHWA GAYA ABU SALAFY INI MERUPAKAN GAYA KAUM SYIAH BARU/NEO SYIAH DIMANA SYIAH KLASIK DULU YANG BERTUJUAN UNTUK MENGHANCURKAN ISLAM DARI DALAM SELALU MENIKAM DAN MENCACI SAHABAT NABI TERLEBIH ABU HURAIROH DAN UMMUL MU’MININ A’ISYAH KENAPA? KARENA DUA ORANG INI ADALAH YANG PALING BANYAK MERIWAYATKAN HADIST SEHINGGA JIKA TELAH TURUN KEPERCAYYAN ORANG PADA BELIAU2 INI MAKA DENGAN MUDAH HAL2 BARU PENYUCI OTAK MEREKA MASUKKAN KARENA SEBAGIAN BESAR HADIST TELAH TERTOLAK DIKARENAKAN BELIAU2 TIDAK DIPERCAY LAGI. KALAU NEO SYIAH SUNGGUH SANGAT KETAKUTAN DENGAN MAJUNYA MANHAJ SALAF SEHINGGA MEREKA MERASA PERLU UNTUK MEMBENDUNG MEREKA, KETIKA BERHADAPAN SECARA LANGSUNG JELAS MEREKA TIDAK MUNGKIN BERANI JADI DIPAKAILAH GAYA WARISAN DARI KAKEK2 MEREKA YANG MAJUSI YAITU DENGAN MENIKAM IBN WAHAB, AL ALBANI, IBNU TAIMIYAH DLL YANG MENJADI RUJUKAN KAUM SALAFIYAH SEHINGGA MEREKA INGIN MENGULANG HAL BASI YANG TELAH DIPRAKTEKKAN KAKEK MAJUSI MEREKA YAITU DENGAN MENURUNNYA KEPERCAYAAN KAUM SALAFIYAH TERHADAP IBNU TAIMIYAH, IBNU WAHHAB, AL ALBANI MAKA MEREKA BERMAKSUD DENGAN MUDAH AKAN MEMASUKKAN SYUBHAT BATHIL WARISAN KAKEK MAJUSI MEREKA.

    KINI TERJAWAB KENAPA ORANG SALAFIYAH JUSTRU JARANG BERKOMENTAR DISINI??? KARENA MEREKA TELAH SANGAT MENGERTI TENTANG TUJUAN KAMU WAHAI ABU SALAFY (SEKARANG KITA TAHU KENAPA ANTI SA;LAFIYAH PAKAI NAMA ABU SALAFY? TIDAK LAIN INGIN MENISBATKAN PADA SALAFNYA YANG RAFIDAH DAN BERASAL DARI MAJUSI SAKIT HATI)

    Saya kira cukup sekian dulu komentar saya nt mau terima atau kebakaran sorban ya terserah nt

    __________
    Abu Salafy:

    Akhi benthaleb, Assalamu ‘Alaikum
    Saya berterima kasih Anda masih punya banyak waktu menaggapi tulisan-tulisan kami di sini…. Jangan khawatir akhi, kami tidak akan kebakaran jenggot karena kebetulan kami tidak berjenggot, agak kurang subur!

    Akhi, berboros-boros dalam kata-kata kasar tidak akan mengubah apapun…. dan hanya akan membuktikan kelemahan dan kegagalan dalam berdikusi….
    Tuduhan-tuduhan palsu juga tidak akan mengubah apapun selain menjadi pertanda ketidak-mampuan!
    Akhi benthaleb, Mengklaim bahwa Ibnu Taimyah dan Ibnu Abdil Wahhab itu sungguh memalukan! Anda perlu membuktikan! Para ulama Ahlusunnah sepakat bahwa keduanya bukan Ahlusunnah. Di sini kami pernah membuktikannya. Adapun alasan yang kamu bawa juga tidak berdasar, sebab terbukti berapa banyak keduanya menegakkan akidahnya di atas hadis-hadis mawdhu’ (palsu) dan dha’if! Kami juga telah membuktikannya di sini!

    Kedua, Buat kami (Ahlusunnah) untuk membuktikan keyakinan bahwa bertawassul dengan orang yang sudah wafat itu boleh tidak butuh dengan ucapan Ibnu Tamiyah atau Ibnu Abdi Wahhab! Tetapi karena kalian (Wahhabi) maunya cuma Ibnu Tamiyah atau Ibnu Abdi Wahhab dan menjadikan seakan keduanya nabi junior, maka kami memintanya dari Anda!

    Apa Anda mengingkari hadis/riwayat bahwa di antara sahabat Nabi ada yang beratawssul dengan Nabi setelah wafat beliau? Apa Anda menolak hadis Utsman ibn Hunaif yang mengajarkan kepada seorang untuk bertawassul kapada Nabi saw. sebelum menemuai Khalifah Utsman di masa kekhalifahannya? Apakah Anda mengingkari fatwa Imam Malik (yang sering dibawa-bawa kaum Wahhabi untuk mendukung bid’ah mereka) yang mengajarkan kepada Khalifah al manshur agar bertawassul kepada Nabi saw.? dan banyak bukti lainnya! maka jika kalian jujur dalam klaim mengikuti Salaf, bukankah mereka itu Salaf?

    Selain itu, jika bertawassul dengan orang hidup itu syirik, maka apa mungkin Islam mengajarkannya? Dan jika bukan syirik, lalu mengapa ketika bertawassul dengan yang mati berubah menjadi syirik? Apakah Anda ingin mengatakan bahwa Allah membolehkan menyembah orang hidup dan menyekutukannya dengan Allah dan Allah tidak melarang kecuali menyembah orang mati?!
    hal lain yang perlu Anda mengerti dan fahami dengan baik, bahwa illah (alasan) mengapa bertawassul dengan Nabi saw. adalah kedudukan (jah) istimewa beliau di sisi Allah SWT. dan illah ini tidak berubah dengan wafatnya Nabi saw…. Apakah Anda hendak mengatakan bahwa setelah wafat, Nabi saw. tidak lagi mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah sehingga kita tidak perlu bertawassul dengan beliau?

    Ketiga, akhi benthaleb, saya bertanya demikian:Ya benthaleb, apakah menurut Anda Nabi Mahammad saw. (datuknya para habib) itu mampu membalas salam kita? lalu Anda menjawabnya seperti ini: Masalah ini sebetulnya tidak dapat dikaitkan dengan tawasul yang jadi andalan abu salafy, tp karena dia BODOH dan ingin jawaban dg pakai akal akalan maka saya jawab: Ya jelas toh abu salafy!!! Ini ada dalil yang menunjukkan kebolehannya? Jawaban Anda ini jelas tidak nyambung akhi, saya bertanya apa Nabi saw. mampu menbalas salam, Anda menjawanya: Ini ada dalil yang menunjukkan kebolehannya? Apa maksudnya Anda dengan membolehkan?

    Semua orang Muslim yang berakal sehat mengetahui bahwa salam itu doa! Jadi jika Nabi mampu membalas salam berarti beliau bisa juga memenuhi permohonan kita agar beliau berkenan mendo’akan kita untuk memintakan agar Allah mengampuni kita ! Di nama letak akal-akalannya? Dan Andai Anda tidak mengakui salam doa sebagai doa, maka bukankah akal sehat juga akan mengatakan bahwa seorang yang dari balik alam barzakhnya mampu mendengar dan kemudian membalas salam kita… bukankah dia bisa mendo’akan?

    Apa Anda tidak mengimani hadis shahih yang mengatakan bahwa amal umat akan disodorkan kepada Nabi dalam hari-hari tertentu, lalu jika amal mereka baik Rasulullah saw. bergembira dan jika sebaliknya beliau memintakan ampunan?

    Jadi tidak perlu berboros-boros dalam kata-kata kasar yang tidak terarah… makin kelihatan kalau kaum Wahhabi muflis (bangkrut/kere dalil)!

    Keempat, Apa yang Anda katakan itu bukti ketidak mengertian Anda apa yang saya tulis! Apakah kematian dan hidupnya seorang yang kita mintai menentukan syirik tidaknya apa yang kita lakukan?

    Dan akhirnya, akhi benthaleb, Anda perlu sadar bahwa tidak ada gunanya lari dari berdiskusi dalam masalah ini dengan memfitnah umat Islam… dengan menyebut-nyebut kami rafidhah… syi’ah atau lainnya…. Anda mau berpaling dari masalah ini dengan memprovokasi kami Ahlusunnah tentang Syi’ah!! Itu sudah tidak laku lagi wan! Semua sudah sadar bahwa Jama’ah Takfiriyah; Wahhabilah adalah bahaya terbesar umat Islam, yang selau menabur fitnah untuk meemecah belah kesatuan umat Islam….

    Kalau sudah kelabakan selalu kalian (Wahhabi) mencari kambing hitam… mau menipu? Sudah tidak ada tempat di dunia kami Ahlusunnah!
    Semua yang Anda dan teman-teman Anda lakukan makin meyakinkan kami akan kelemahan ajakan Wahhabi…. mazhab yang benar dan kuat tegak di atas dalil-dalil shahihah tidak akan memfitnah! Tidak akan menipu! Tidak akan plenca-plence!

  12. Assalamu’alaikum wr. wr..
    Salam kenal t abu salafi, sekaligus dukungan atas karya2nya.

    Tentang tawasul walaupun kita tulis panjang lebar gak bakalan percaya orang2 yang berfaham wahabi/salafi, karena mereka sudah di dokrin oleh faham2 sesat dari Ibn Wahab, penjelasan din udah memadai kalau memang benar2 ingin membuka diri.

    Tanpa bertawasul sudah pasti tidak akan berjumpa dengan Tuhan, sebagaimana firmanNya dalam hadist Qudtsi, “Tidak akan sampai kepadaKu kalau tidak melalui RasulKu”. gmana mau ketemu rasulullah? ya melalui wasilah, bertawasul lewat gur Mursyid yang terus bersambung tanpa putus, Kaum wahabi macam mana mau ketemu Rasul, la wong buat acara maulid aja udah di anggap bid’ah.

    oke dech yang tertarik masalah tawasul, wasilah, mursyid silahkan kunjungi http://www.sufimuda.wordpress.com, dijamin ga kecewa he5

  13. Maaf untuk semuanya, semoga Allah menjauhkan diri kita semua dari niat menyinggung perasaan orang lain, Amin.

    Untuk mas abu sayev…..!
    Kalu sampean benar benar mau membuat persoalan ini cepat selesai, seharusnya antum cukup menjawab dan memberi penjelasan tentang definisi atau pemahaman “musyrik” menurut antum. Kemudian antum cukup memberikan alasan atas dasar apa antum mengukur niat amal perbuatan dan bahkan keyakinan seseorang.

    Tangggapan anda terhadap komen terakhir saya, maaf rasa rasanya hal tersebut menunjukkan bahwa orang orang wahabi seperti anda ternyata lebih suka bercengkrama dengan syubhat batil aqliyah dibandingkan menerima dan menikmati nikmatnya iman.

    Mudah mudahan kali ini tidak percuma saya menanggapi anda kembali.

    1……….Salam adalah amalan do’a yang dihukumi sunnat. Sedangkan menjawab salam sesama muslim ada yang mengatakan hukumnya wajib. Nabi memberi salam berarti Nabi memohonkan do’a. Kita yakin bahwa Nabi tidak mungkin ngawur begitu saja memberi salam kepada ahlu qubur karena Nabi pasti tahu bahwa konsekwensi bagi ahli qubur ( orang yang menerima salam ) semestinya akan menjawab dengan salam pula. Lalu husnudzzon kita mengatakan, boleh jadi ahli qubur pun bisa menjawab salam Nabi yang berarti pula ahli qubur mendoakan keselamatan kepada diri Nabi.

    Terlepas dari niat Nabi bertawassul atau tidak, yang jelas dari keterangan hadits imam Muslim jika dianalisa akan tergambar bahwa salam yang diucapkan Nabi dan jawaban salam dari ahluddiyar adalah salah satu contoh wasilah atau do’a tawassul dari dan atau terhadap orang yang sudah meninggal. Dan karena itu ulama ulama terdahulu banyak yang mempraktekkan metode tawassul dalam setiap doanya yang kemudian diikuti orang orang di jaman sekarang.
    Jika anda bertanya apakah pantas seorang nabi yang mulia bertawassul kepada ummatnya. Pertanyaan ini adalah syubhat batil dan sangat konyol sehingga tidak perlu dijawab. Sama halnya dengan kita bertanya, apakah pantas dalam melakukan sesuatu, Allah bertawassul kepada para malaikat yang notabennya adalah mahluq ciptaanNya juga. Apakah pantas Allah bertawassul kepada para Nabi yang hanya manusia biasa. Jelas jelas dalam serat Ysiin, Allah hanya cukup mengatakan “KUN” maka terjadilah apa yang dikehendakiNya. Lalu perlukah kita menuruti syubhat akal kita dan bertanya, apakah pantas Allah bertawassul kepada obat obatan padahal Allah bisa saja menyembuhkan orang yang sakit hanya dengan kata KUN. Tapi tidakkah ketika antum sakit antum pergi berobat atau minum obat………padahal antum tahu hanya Allah yang bisa menyembuhkan. Kalau diteruskan, kita semua bisa makin tambah mumet dan terperosok dalam kubangan mu’tazilah, mujassimah dan kesesatan lainnya.

    Apakah belum cukup jelas bahwa hadits ini bisa kita jadikan pegangan. Kepada siapa Nabi mengajarkan doa doa tersebut kalau bukan kepada sahabat sahabatnya. Dan apakah kita ragu bahwa jangan jangan Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan sahabat sahabat yang lain tidak mencontoh tindakan yang diajarkan Nabi sehingga kita harus mencari dalil dalil riwayat yang lain yang bisa saja dan belum tentu meriwayatkan kejadian serupa.

    2.Yahudi cinta kepada Musa. Nashoro cinta kepada Isa. Tapi pengingkaran mereka terhadap kerosulan Muhammad sebagai Nabi yang memberi ajaran yang harus diikuti dan dipatuhi, adalah bukti kebohongan cinta mereka. Jadi berbeda dengan kita yang muslim. Bersyukurlah kita karena Allah memberi hidayah dan pertolongan iman dan Islam melalui Muhammad. Mari kita junjung setinggi mungkin Muhammad sang Nabi yang menjadi wasilah Allah paling utama di muka bumi ini. SubhaanAllah wal hamdu liLLah.

    3.Sekali lagi saya tekankan, wasilah dan tidak wasilah hanyalah metode atau cara yang kita tempuh. Perlu dipahami pula bahwa wasilah di sini adalah amalan sunnah tentang cara menyampaikan sebuah pengharapan doa, yang mana boleh dilakukan dengan tawassul dan seandainaya tidak juga tidak apa. Jangan disamakan dengan amalan lain yang sudah jelas jelas mahdhoh seperti Sholat misalnya. Lagi lagi ini akan mengundang syubhat batil, naudzu biLLah.

    Perbuatan manusia baik berbentuk karya usaha maupun doa, tidak bisa diprediksi sejauh mana tercapainya tujuan yang diingini. Berharap keberhasilan, pahala termasuk juga bertambahnya ilmu boleh boleh saja. Tapi semua berpulang pada kehendak Allah SWT. Ini berlaku pada seluruh amalan perbuatan baik tergolong ibadah atau muamalah. Manusia beriman cukup dengan ihlas meniatkan amal perbuatannya semoga menjadi amal yang diridloi Allah. Kalau Allah menghendaki, jangankan melalui guru guru atau para ulama’ yang telah wafat. Allah memberikan hidayah ilmu dengan cara yang Dia kehendaki dan lagi lagi wasilah melalui seluruh kejadian alam yang ada, seperti gunung, tumbuhan, hewan, apalagi manusia manusia, baik yang masih hidup ataupun yang mati. Iman menjadi bekal manusia muslim agar selalu merenung, berfikir dan beri’tibar serta jangan pernah lupa selalu berharap hidayah dariNya lalu pasrah diri di hadapanNya. Jika dilakukan dengan sungguh sungguh insyaAllah ilmu kita akan terus bertambah karena Allah yang memberinya. Sekali lagi tidak perlu kita ngoyoworo atau nggege mongso dengan cara apa Allah memberi kita Ilmu.
    Bukankah ilmu islam yang kita miliki sekarang juga berasal dari Nabi Muhammad yang telah wafat…….. Allaohumma sholli alaihi

    wAllohu A’lamu.

  14. BUKAN NIAT KAMI JUGA UNTUK MENYINGGUNG ORANG LAIN, NAMUN ADA ORANG JUAL……….KAMI BELI
    @ayes ngasong, di/pada Mei 5th, 2008 pada 3:00 am Dikatakan:

    MAAF MAS SAMPEAN BISA SAJA MENGATAKAN SAYA MENGGUNAKAN AKAL BATIL ATAU APALAH YANG INGIN ANDA KATAKAN…..NAMUN SECARA KENYATAAN SAMPEAN JUSTRU TERPERANGKAP DALAM PERKATAAN-PERKATAAN BATIL DENGAN AKAL BERNAFSU SAMPEAN…..ALLAH BERTAWASSUL KEPADA MALAIKAT, ALLAH BERTAWASSUL DENGAN NABI ATAU YANG LAINNYA APAKAH ITU BUKAN KALIMAT BATIL DARI HASIL KEBODOHAN MAS. ATAU MUNGKIN SAMPEAN BELUM FAHAM APA ITU TAWASSUL……NAUDZUBILLAH MIN DZALIK

    SAMPEAN MEMINTA KAMI UNTUK MENDEFINISIKAN SYIRIK, TENTUNYA KAMI AKAN MENJAWAB DENGAN DALIL-DALIL KAMI SEDANGKAN GAYA LAMA KAUN KHURAFAT ADALAH MENGINGKARINYA, MAKA SEBENARNYA BUKAN PERMASALAHAN DEFINISI INI ITU MAS, NAMUN APA YANG SAMPEAN SAMPAIKAN KAMI JAWAB,…. PAS KHAN.

    ANDA MENGATAKAN========Apakah belum cukup jelas bahwa hadits ini bisa kita jadikan pegangan. Kepada siapa Nabi mengajarkan doa doa tersebut kalau bukan kepada sahabat sahabatnya. Dan apakah kita ragu bahwa jangan jangan Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan sahabat sahabat yang lain tidak mencontoh tindakan yang diajarkan Nabi sehingga kita harus mencari dalil dalil riwayat yang lain yang bisa saja dan belum tentu meriwayatkan kejadian serupa.=========

    MAS…KALAU KAIDAH DALAM IBADAH RITUALITAS ADALAH MERUJUK DULU PADA DALIL BARU KITA MENJALANKAN BUKANNYA DIBALIK MAS BIKIN ACARA DULU BARU MENGANDAI-ANDAI “””APAKAH KITA RAGU BAHWA INI JUGA DILAKUKAN SAHABAT…BEGINI….BEGITU”””

    DAN YANG SAMPEAN MAKSUD “””….Dan apakah kita ragu bahwa jangan jangan Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan sahabat sahabat yang lain tidak mencontoh tindakan yang diajarkan Nabi…..”””ADALAH SALAM YANG DIUCAPKAN KETIKA ZIARAH KUBUR, SEDANGKAN SAMPEAN SENDIRI TERJANGKIT SYUBHAT DALAM HAL INI BAHWA YANG DEMIKIAN ADALAH TAWASSUL ATAU BUKAN…BAGAIMANA SESUATU YANG MASIH DALAM KERAGUAN BISA DIJADIKAN HUJJAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

    MASALAH CERITA KEKUFURAN ORANG YAHUDI DAN NASHARA YANG KAMI SAMPAIKAN BUKAN DILIHAT DARI KEKAFIRAN MEREKA KEPADA KENABIAN MUHAMMAD MAS….NAMUN PERLAKUAN YANG BERLEBIHAN KEPADA ORANG-ORANG YANG DIKLAIM MEREKA PALING MENCINTAINYA…SAMPAI-SAMPAI ISA DIJADIKAN TUHAN. ANDA MENJAWAB PANJANG NAMUN SEPERTI YANG BIASA KAMI DAPAT DARI AHLI-AHLI KHURAFAT YANG LAIN.

    MASALAH SAMPEAN TELAH MASUK DALAM SYIRIK ATAU TIDAK….MAAF SAMPEAN SENDIRI YANG TAHU….ATAU KALAU SAMPEAN TIDAK BISA MENILAINYA SENDIRI…PERGI KE KUBURAN PARA WALI DAN LIHATLAH APA YANG ADA DI SANA…MUNGKIN BISA MENJADI BAROMETER KEPADA SAMPEAN

    ANDA MENGATAKAN “””====Bukankah ilmu islam yang kita miliki sekarang juga berasal dari Nabi Muhammad yang telah wafat……..====”””

    MAS JAWABAN ANDA MELENCENGNYA 360 DERAJAT NAMUN SEOLAH-OLAH BERIRINGAN…..SETELAH RASULULLAH MENINGGAL ILMU ISLAM TELAH SEMPURNA DAN NGGAK MUNGKIN BERTAMBAH LAGI. JADI JAWABAN ANDA LUCU SEKALI KALAU DIPAKAI UNTUK MENJAWAB PARTANYAAN DARI KAMI….KARENA YANG KAMI MAKSUD APAKAH GURU ATAU ULAMA SAMPEAN BISA MEMBERI ILMU KEPADA SAMPEAN PADA SAAT MEREKA SUDAH MENINGGAL….BUKAN ILMU YANG DITINGGALKAN GURU ATAU ULAMA SAMPEAN YANG KEBETULAN BARU SAMPEAN DAPAT KETIKA MEREKA TELAH MENINGGAL, KARENA PADA WAKTU MEREKA MASIH HIDUP MUNGKIN SAMPEAN MASIH MBALELO BELAJAR AGAMA.

  15. @benthaleb

    …..Ibnu Taimiyah, Ibnu Wahhab, dan ulama2 ahlussunnah….

    mas apa sampean ini baru bangun tidur, sedang mimpi, mabuk, atau cuma aku-aku saja (klaim palsu) dengan mengatakan bahwa Ibnu Taymiah adalah ulama Ahlussunnah?

    TOLONG SAMPEAN BACA PERNYATAAN IMAM BESAR AHLUSSUNNAH IBNU HAJAR TENTANG IBNU TAYMIAH:

    Ibnu Hajar dalam Fathul-Bâri mengatakan::

    إبنُ تيمية عبدٌ خذلَهُ اللهُ و أضَلَّهُ و أعماهُ و أَصَمَّهُ و أذلَّهُ. و بذلكَ صرَّحَ الأئمةُ الين بيَّنُوا فسادَ أحوالِهِ و كِذْبَ أقوالِهِز و من أراد ذلكَ فعليه بِمُطالَعَةِ كلامِ الإمام الْمُجتهد المُتَّفق على إمامتِهِ و جلالَتِهِ و بلوغه مرتبةَ الإجتهاد، أبي الحسن السبكيْ ولدِهِ التاج و الإمام العز إبن جماعَة، و أهلُ عصرِهِ و غيرهم من الشافعية و المالكية و الحنفية

    Ibnu Taymiah adalah hamba yang telah ditelantarkan Allah, disesatkan, dibutakan, ditulikan dan dihinakan. Demikian dijelaskan para imam yang telah membongkar kejelakan keadaannya dan kepalsuan ucapannya. Siapa yang mengetahui hal itu hendaknya ia menelaah komentar Imam Mujtahid yang telah disepakati akan ketokohan dan keagaungannya serta sampainya ke derajat ijtihad; Abu al Hasan as Subki dan putranya, serta Imam al Izz ibn Jama’ah, demikian pula komentar mereka yang sezaman dan lainnya dari kalangan ulama mazhab Syafi’ah, Malikiah dan Hanafiah.

    JELAS TOH MAS BENTHALEB? LALU DARI MANA SAMPEAN MENGAKU-AKU IBNU TAYMIAH APALAGI “INKARNASINYA” IBNU ABDUL WAHAB, SAMPEAN SEBUT SEBAGAI ULAMA AHLUSSUNNAH?

    HANYA PENGIKUT SEKTE WAHABI YANG AWAM AKAN AGAMA DAN TA’ASUB BUTA TIDAK TAHU KLAIM-KLAIM PALSU WAHABI, SEKTE YANG SELALU MENYANDARKAN DOKTRIN/AKIDAHNYA KEPADA KEBOHONGAN DAN KEPALSUAN SEPERTI SAMPEAN..!!

  16. Maaf abu sayev dan ben thaleb . Setahu saya mereka dr Wahabi tdk dipelajari mengenai tafsir/.arti dr ayat Alqur’an klupun tau hanya beberapa utk jadi senjata mereka. Buktinya setiap pembicaraan mereka tdk pernah membawah nash Alqur’an atau Hadis yg shahih. Selalu yg keluar adalah kata jelek. Mereka berdalil setelah hadis rawasul dirunjukan oleh Abusalafi mereka balik lagi. Klu yg hidup bisa tp tawasul terhdp orang mati sirik. Bagaimana klu ada Firman Allah yg mengatakan mereka yg mati dijl. Allah tetap hidup disamping Allah dan ber-senang2 dan bergembira dg makan dr Allah? S.3 ayat 169-71
    Kira2 apa jawaban mrk. Kalau dijawab tdk saya akui klu cuma ngoceh. jawab dgn nash Qur’an atau Hadis yg shahih. Krn saya berdasar nash

  17. Yang dimaksud saudara ayes ngasong itu begini : kita memberi salam kepada Nabi di dalam kubur, dan nabi menjawb salam kita ini berarti Beliau masih mempunyai kemampuan untuk menjawab dan mempunyai kemampuan untuk berbuat sesuatu, dengan demikian Beliau juga mempunyai kemampuan mennyampaikan do’a kita kepada Allah (Tawassul) walaupun secara lahiriah Beliau sudah Wafat namun pada HAKEKATNYA Beliau masih bisa berbuat sesuatu. ini saya rasa yang ayes ngasong.
    terima kasih

  18. @aburahat, di/pada Mei 5th, 2008 pada 2:45 pm Dikatakan:
    mas kalau sampean melihat posting kami dari awal, maka ocehan sampean tidak berarti mas……kengeng napa????????????dari awal kami telah menanyakan kepada yang merasa berkompeten untuk menjawab (termasuk sampean juga boleh menjawab)
    pertanyaan kami””””””””yang pertama perlu diluruskan adalah apakah anda mendapati dari ulama-ulama kami yang mendha’ifkan hadist tersebut, agar pokok permasalahan tidak menyimpang menjadi salah faham, karena kejahilan seseorang. selanjutnya kita sambung ke depan (biar nggak kepanjangan katanya)””””””””

    anda sok berdalil namun sungguh memalukan…..coba cek lagi mas rujukkan sampean mengenai ayat tersebut…..ayat mana yang bisa menjadi dalil bolehnya orang bertawassul pada orang mati, meskipun mati syahid sekalipun. sesuai dengan nasehat sampean kalau njawab jangan cuma ngoceh berdasar akal nafsu sampean….pakai nash yang pemahamannya lurus mas.

  19. @aburahat, di/pada Mei 5th, 2008 pada 2:45 pm Dikatakan:
    mas kalau sampean melihat posting kami dari awal, maka ocehan sampean tidak berarti mas……kengeng napa????????????dari awal kami telah menanyakan kepada yang merasa berkompeten untuk menjawab (termasuk sampean juga boleh menjawab)
    pertanyaan kami””””””””yang pertama perlu diluruskan adalah apakah anda mendapati dari ulama-ulama kami yang mendha’ifkan hadist tersebut, agar pokok permasalahan tidak menyimpang menjadi salah faham, karena kejahilan seseorang. selanjutnya kita sambung ke depan (biar nggak kepanjangan katanya)””””””””

    sampean sok berdalil namun sungguh memalukan…..coba cek lagi mas rujukkan sampean mengenai ayat tersebut…..ayat mana yang bisa menjadi dalil bolehnya orang bertawassul pada orang mati, meskipun mati syahid sekalipun. sesuai dengan nasehat sampean kalau njawab jangan cuma ngoceh berdasar akal nafsu sampean….pakai nash yang pemahamannya lurus mas.

    __________________
    Abu Salafy:

    Oh ternyata abu sayev itu mas cahaya dan mas cahaya itu abu sayev tho!! satu orang pakai banyak nama, persis kayak Nurdin M Top aja.

  20. BUAT BENTHALEB AL HADHRAMI SAYA ANJURKAN BIAR KAMU KENAL SIAPA TOKOH YANG KAMU BANGA-BANGGAKAN KUNJUNGI INI NIH:
    http://ibnutaymiah.wordpress.com/
    PASTI DIJAMIN LANGSUNG KENAL SIAPA IBNU TAYMIAH ITU.
    JAJNJI!

  21. @abu salafy

    Terima kasih atas informasinya. Pembaca yg menggunakan nafsu/egonya akan bereaksi (menerima/menolak) dg tergesa2. Bagi mrk yg berpusat pd kebenaran maka mrk tdk mementingkan siapa yg menyampaikan. Mereka2 ini saya yakin bisa menilai.

    @ayes ngasong

    Ulasan yg luar biasa (terima kasih pren..). Jgn kecil hati dg respon yg ngawur, tdk gampang utk bisa mengerti/menerima kedalaman tulisan anda. Bagi mrk yg mengimani bhw ibadah kita sangat bergantung pd niat, tentunya mudah menerima. Sedang mrk yg hanya mau melihat kulit/fisik tentunya tdk bisa membedakan antara ziarah dg klenik, puasa dg mutih, khalwat dg semedi. Saya kadang2 mikir sendiri, bgm salafy/wahabi menjawab pertanyaan agama lain bhw umat islam menyembah batu/ka’bah. Apakah mau dijawab batu/ka’bah hanyalah perantara?? Apakah mau dijawab niatnya bukan menyembah ka’bah namun menyembah Allah SWT. Bukankah itu semua inti dr jawaban ttg tawassul.

    @Salafy/wahabi

    Saudara2 jangan tergesa2 menolak. Jika ingin mencari kebenaran saudara2 bisa menguji apa yg disampaikan.
    Saudara2ku salafy/wahabi, kalian akan kesulitan beribadah jika menafikan niat. Sholat saja pun akan tdk bernilai apa2 jika niatnya salah.

  22. ######Abu Salafy:
    Oh ternyata abu sayev itu mas cahaya dan mas cahaya itu abu sayev tho!! satu orang pakai banyak nama, persis kaya Nurdin M Top aja.

    abu sayev:

    wah mamang kebiasaan kaum khurafat selalu menganbil keputusan diatas syubhat segala syubhat……..

    kalau orang pintar harusnya bertanya dahulu……tapi kalau orang sok pintar ketahuan mengucapkan katapun memalukan

    pak kiai…..mas cahya adalah teman kami, dan kami pakai komputer yang sama, sehingga pas kebetulan kami menuliskan posting ternyata yang terkirim masih dengan alamatnya mas cahya……dan itupun sudah kami betulkan, dan itupun cukup untuk menjelaskan keadaaan bagi orang yang berfikir……

    pakai nama nurdin m top untuk mengolok-olok….rupanya sampean nggak tahu siapa nurdin m top, pewaris aqidah kartosuwiryo, musuh negara dedengkotnya para sufi di indonesia.

    Abu Salafy:

    Oh ternyata teman toh! Ya tapi atas setiap yang mengaku harus membawakan bukti donk!

  23. @Din, di/pada Mei 6th, 2008 pada 5:31 am Dikatakan:
    mas….. Nabi mengajarkan untuk mengucapkan salam kepada ahli kubur diantara kaum mukminin bukan untuk bertawassul kepada orang mati, karena kalau yang demikian dibenarkan, tentu akan dipraktekkan pertama kali oleh para sahabat sepeninggalan Nabi, namun toh sahabat tidak melakukannya dan sahabat yang paling tahu tentang makna hadist dari pada kita yang hidup dijaman sekarang, ataukah kalian akan menganggap sahabat pada saat itu belum tahu maksud dari Nabi mengajarkan semua itu dan baru dapat dioncekki oleh pemuka-pemuka kalian, bahwa yang dimaksud itu adalah tawassul kepada ahli kubur????????

    ________________________
    Abu Salafy:

    Guru kencing berdiri murid kencing berlari… rupanya akhlak Ibnu Taimiyah benar-benar merasuk ke jiwa para pengikutnya…
    Kalau belum tau ya semestinya jangan bilang tidak ada…. jangan bilang: namun toh sahabat tidak melakukannya Coba Anda baca hadis Utsman bin Hunaif! Baru angkat bicara. Ok!

  24. @Cahaya.
    Saya tdk pernah menyebut nama anda. Maka posting mana yg anda maksud. Kata2 saya ditujukan pd abusayev dan benthaleb kok tiba2 nyelonong. Oh ternyata orangnya sama. Mengapa ya?
    Ulama mana mas Ulama Sunny atau Ulama Wahabi. Anda jgn asal membantah seperti kebakaran jenggot.. Yg tdk mengakui tawasul kan Wahabi. Dan sendiri telah menolaknya. Baca lagi tulisan anda. Memang klu suka nuduh akhirnya dirinya sendiri yg dituduh. Anda2 kan katakan bertawasul keorang mati syirik. Dan saya katakan menyambung firman Allah Jgn disangka mereka yg mati dijln Allah Mati tp hidup S3 ayat 169-171. Klu anda nda ngerti keterlaluan.

  25. @ nawawi
    tanpa melihat blognya orang syiah laknatullah alaihim kami sdh kenal dengan ibnu taimiyah dari membaca karya2 beliau. jadi mungkin kamu yang saya anjurkan mengenal ibnu taimiyah jangan lewat blognya syiah kafir yang jelas akan menjelekkan ibnu taimiyah tapi kenalilah beliau lewat karya2nya yang bermanfaat bagi ketinggian islam dan muslimin

  26. @abu sayev
    Nah adakan sahabat yang melakukannya, jangan begitulah, sok tahu sahabat tidak melakukannya, tu baca yang Pa Abusebutkan dalam hadis Utsman bin Hunaif!
    Wassalam

  27. @benthaleb
    Coba anda baca disini
    http://ibnutaymiah.wordpress.com/
    yang mengungkap Ibnu Taymiah Memalsu Mazhab Salaf
    wasalam,

  28. @Abu Sayev
    Golongan Salafi/ mas paling sering menggunakan dalil-dalil yang sangat tidak berdasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, seperti mas ucapkan:

    “……namun toh sahabat tidak melakukannya dan sahabat yang paling tahu tentang makna hadist dari pada kita yang hidup dijaman sekarang,…..”

    Juga yang seperti ini:
    “Lau kaana khairan laa sabiquna awwalun”
    (seandainya hal (perbuatan) itu baik maka para sahabat sudah mendahului kita dalam melakukannya)

    Saya jadi berpikir-pikir apakah golongan mas tidak menyadari bahwa kalimat-kalimat sejenis itu sudah diucapkan berkali-kali oleh kaum Kafir Quraisy, yang direkam oleh Alquran seperti berikut;

    (1) Al Ahqaf: 11:
    Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama.”

    (2) Al Maidah: 104
    Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.

    (3) Az Zukhruf: 22-25
    22. Bahkan mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.”
    23. Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.”
    24. (Rasul itu) berkata: “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya.”
    25. Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.

    Cukuplah ungkapan-ungkapan Alquran ini menunjukkan seperti apa golongan Salafi mas ini.

    Damai…damai

  29. Ralat:
    Kaum Kafir Quraisy maksudnya adalah Kaum Pembangkang.

  30. Abu Salafy:
    Oh ternyata teman toh! Ya tapi atas setiap yang mengaku harus membawakan bukti donk!

    abu sayev:
    bukti kami adalah pernyataan diatas…jikalau sampean tidak percaya, dan masih menganggap abu sayev adalah mas cahya, maka itu tiada ruginya buat kami.

    masalah olok-olokkan sampean tentang satu orang banyak nama….maka kami kembalikan olok-olokkan itu kepada sampean……sampean punya nama berapa mas????????
    memang dedengkot sufi sukanya main istilah yang tidak penting.

  31. @Abu Salafy:
    Guru kencing berdiri murid kencing berlari… rupanya akhlak Ibnu Taimiyah benar-benar merasuk ke jiwa para pengikutnya…
    Kalau belum tau ya semestinya jangan bilang tidak ada…. jangan bilang: namun toh sahabat tidak melakukannya Coba Anda baca hadis Utsman bin Hunaif! Baru angklat bicara. Ok!

    abu sayev:
    kalau kiainya pikun maka bagaimana dengan santrinya. kami mengatakan sahabat tidak melakukannya…..kalau sampean punya bukti ada sahabat yang pernah melakukan untuk sebuah kebenaran dalam beribadah maka silahkan menunjukkan, tapi jangan ngawur sok pintar…. pakai dalil salah tempat.

    bagaimana mungkin hadist tentang tawassul kepada ahli kubur memakai dalil hadist bertawassulnya seorang lelaki buta kepada Nabi yang masih hidup.

    ________________
    Abu Salafy:

    Salam mas abu sayev…. Dalilnya adalah hadis Utsman ibn Hunaif! tapi sepertinya kamu taunya hanya hadis Utsman yang meriwayatkan kisah sahabat yang buta yang kamu singgung di atas! Ada hadis lain mas juga dari Utsman ibn Hunaif yang sudah saya singgung, mungkin kamu belum mengatahuinya apa pura-pura, wallahu a’lam!

    Jadi sekali lagi saya katakan: JANGAN JADIKAN KEHAJILAN KITA SEBAGAI MODAL UTAMA DALAM BERAGAMA!

  32. armand, di/pada Mei 8th, 2008 pada 3:08 am Dikatakan:
    ……………………………..

    abu sayev:
    mas….sampean jangan menjadi terjerumus dengan emosi sampean, naudzubillah min dzalik.

    pengingkaran orang kafir seperti dalam ayat yang sampean bawakan adalah petunjuk Rasulullah yang datang setelah mereka melaksanakan tradisi ibadah yang mereka anggap dari bapak moyang mereka. dan mereka mengingkari dengan berpegang tegung dengan apa yang ditinggalkan sebagai tradisi mereka sedang Rasulullah jalas-jelas yang telah membawa kebenaran Dien.

    lalu adalah di jaman sekarang ada petunjuk Dien setelah apa yang di bawakan oleh Rasulullah dan diteruskan generasi sahabat dan seterusnya. apakah mengatakan “tentu Nabi dan Sahabat akan melakukan terlebih dahulu” adalah salah menurut sampean……kasihan sekali sampean….semakin jauh dari pemahaman yang benar……seharusnya membantah dengan dalil yang memalingkan dalil sebelumnya….bukan main analogi yang tidak bermutu.

    ===========(1) Al Ahqaf: 11:
    Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama.”=============

    oke lah mas sekarang kita buktikan kata-kata sampean:

    sampean mengatakan:
    Cukuplah ungkapan-ungkapan Alquran ini menunjukkan seperti apa golongan Salafi mas ini.

    kalau analogi yang sampean bawakan dapat diterapkan maka

    sebenarnya yang kena konsekuansi bukan hanya kami namun sampean juga: lihat apa yang sampean kutip sendiri dalam:
    (2) Al Maidah: 104
    Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.”
    ………………………….
    ucapan sampean persis seperti ucapan orang kafir mas menurut struktur bahasanya.

    makanya mas…..kalau ngomong mikir dulu…..jangan ngomong baru mikir….malah-malah ngomong sama sekali nggak mikir.

  33. @armand…….maaf ada salah huruf tapi akibatnya bisa fatal, maksud kami adalah=======……..lalu adakah di jaman sekarang petunjuk Dien setelah apa yang di bawakan oleh Rasulullah dan diteruskan generasi sahabat dan seterusnya. apakah mengatakan “tentu Nab……….

  34. @armand……..pengingkaran orang kafir seperti dalam ayat yang sampean bawakan adalah terhadap petunjuk Rasulullah yang datang setelah mereka melaksanakan tradisi ibadah yang mereka anggap……

  35. Abu Salafy:
    Salam mas abu seyev…. Dalilnya adalah hadis Utsman ibn Hunaif! tapi sepertinya kamu taunya hanya hadis Utsman yang meriwayatkan kisah sahabat yang buta yang kamu singgung di atas! Ada hadis lain mas juga dari Utsman ibn Hunaif yang sudah saya singgung, mungkin kamu belum mengatahuinya apa pura-pura, wallahu a’lam!
    jadi sekali lagi saya katakan: JANGAN JADIKAN KEHAJILAN KITA SEBAGAI MODAL UTAMA DALAM BERAGAMA!

    abu sayev:
    pak sebenarnya kalau sampean tidak emosi dan kebakaran kumis….sampean tidak perlu ngomel-ngomel…..kalau sampean punya bukti lain yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan….tunjukkan saja…..gampang khan

    masalah kami belum tahu atau pura-pura tidak tahu…..andaikan sampean tunjukkan bukti itu maka masalah selesai….kalau sampean benar dalam berhujjah kami akan rujuk pada hujjah sampean.maaf pak kami bukan kaum khurafat yang seringnya mencari-cari dalih untuk acara bid’ah yang kadung dibangun menjadi kesenangan para penghawa nafsu….jadi santai saja….dan rilek dalam berdialog pak.

    _________________________
    Abu Salafy:

    Saudaraku abu sayev, yang sangat saya sayangkan dari kaum Wahhabiyah adalah menolak, menvonis dan menetapkan sesuatu atau mengatakan bahwa ini atau itu tidak ada… tidak pernah ada Salaf yang mengamalkannya padahal modalnya hanya ketidak tauan belaka…

    karena itu saya isyaratkan kepada hadis Utsman bin Hunaif yang mengajarkan kepada seseorang agar bertawassul dengan Nabi saw. di hadapan makam suci beliau saw. sebelum menemui Khalifah Utsman bin Affan…. sebab ada anggapan hadis Utsman ibn Hunaif hanya yang terkait dengan kasus tawassul di masa hidup Nabi saja!!!

    Tidak ada yang kebaran jenggot kumis dan rambut….

  36. kalau emang tawassul muthlaq dilarang ya kenapa wahabi gak mengharamkan bacaan shalawat sekalian?

  37. Abu Salafy:
    Saudaraku abu sayev, yang sangat saya sayangkan dari kaum Wahhabiyah adalah menolak, menvonis dan menetapkan sesuatu atau mengatakan bahwa ini atau itu tidak ada… tidak pernah ada Salaf yang mengamalkannya padahal modalnya hanya ketidak tauan belaka… karena itu saya isyaratkan kepada hadis Utsman bii Hunaif yang mengajarkan kepada seseorang agar bertawassul dengan Nabi saw. di hadapan kamam suci beliau sebelum menemui Khalifah Utsman bin Affan…. sebab ada anggapan hadis Utsman ibn Hunaif hanya yang terkait dengan kasus tawassul di masa hidup Nabi saja!!!
    Tidak ada yang kebaran jenggot kumis dan rambut….

    abu sayev:
    kami juga sangat menyayangkan kaum khurafat….mengatasnamakan Islam namun mencoreng peribadatan Islam……bukankan beribadah adalah sesuai dengan dalil yang ada…..maka jika belum menemukan dalil…maka itu sama dengan tidak ada dalil pada kita….yang demikian tidak boleh melakukannya atas prasangka seperti kebiasaan kaum khurafat….selalu memungkin-mungkinkan yang mereka sendiri masih terjangkit syubhat atasnya…..dalil “””””apakah kalau kita belum tahu berarti sahabat tidak melakukan, bisa saja sahabat melakukannya hanya kita yang belum tahu””””” itu dalilnya orang tolol

    kalau sampean tahu hadishnya maka silahkan tunjuk disini…..gitu kok pakai repot-repot……jangan main mungkin……

    masalah isyarat…..sampean sering menggunakan isyarat yang tidak pas kemudian untuk melegalkan sesuatu yang sampean sendiri masih bingung

    ______________
    Abu Salafy:

    Ustadz abu sayev yang terhormat…
    Jika Anda belum mengetahuinya, saya persilahkan membaca hadis Utsman bin Hunaif yang saya isyaratkan sebelumnya. Hadis itu yang sepertinya belum Anda ketahui, tapi sayang Anda telah membangun sebuah kayakinan! Itu yang saya maksud bahwa betapa sering kaum jahil menegakkan pendapatnya di atas dasar kejahilannya…. terbukti kan bahwa Anda membangun keyakinan Anda di atas ketidak tauan Anda… jadi tidak usah marah-marah dengan mengatakan:dalil “””””apakah kalau kita belum tahu berarti sahabat tidak melakukan,bisa saja sahabat melakukannya hanya kita yang belum tahu””””” itu dalilnya orang tolol!!! Sebab sebenarnya semua tau siapa yang tolol!! Maaf saya tidak bermaksud mengatakan saudara tolol, sebab siapapun walaupun ia benar-benar tolol bin bahlul kalau di bilang tolol past marah!

  38. @abu sayev:
    Mohon maaf mas Abu Salafy, saya numpang ngerespon lagi atas peryataan-pernyataan Abu Sayev yang cukup ngawur. Sesungguhnya saya enggan untuk menanggapi karena khawatir ikut ngawur.

    Ngawur (1):

    mas….sampean jangan menjadi terjerumus dengan emosi sampean, naudzubillah min dzalik

    Rasa-rasanya saya tak terjerumus tuh dengan segala emosi. Dimana yang emosi itu ya?

    Ngawur (2)

    ……lalu adalah di jaman sekarang ada petunjuk Dien setelah apa yang di bawakan oleh Rasulullah dan diteruskan generasi sahabat dan seterusnya. apakah mengatakan “tentu Nabi dan Sahabat akan melakukan terlebih dahulu” adalah salah menurut sampean……kasihan sekali sampean….semakin jauh dari pemahaman yang benar……

    Bacalah lagi ayat-ayat yg saya kutip tsb. Yang mana merupakan perbincangan antara Rasul saw (Wakil Kebenaran) dan Kaum Pembangkang (Wakil Pengingkar/Pembangkan). Analogi saya adalah bahwa ungkapan-ungkapan golongan mas sesuai seperti ungkapan-ungkapan Wakil Kaum Pembangkang. Oh ya, Nabi Sahabat.

    Ngawur (3)

    oke lah mas sekarang kita buktikan kata-kata sampean:
    sampean mengatakan:
    Cukuplah ungkapan-ungkapan Alquran ini menunjukkan seperti apa golongan Salafi mas ini.
    kalau analogi yang sampean bawakan dapat diterapkan maka
    sebenarnya yang kena konsekuansi bukan hanya kami namun sampean juga: lihat apa yang sampean kutip sendiri dalam:
    (2) Al Maidah: 104
    Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.”
    ucapan sampean persis seperti ucapan orang kafir mas menurut struktur bahasanya

    Jika struktur bahasa yang mas gunakan untuk menyanggah, maka sungguh naif sekali karena struktur bahasa bisa dicontoh dengan mudah dan bisa dibuat berbeda dengan mudah pula. Hampir seluruh penulisan akan memiliki struktur bahasa yang mirip dan bahkan sama. Point ini bukanlah point yang tepat untuk menyatakan kemiripan kata-kata saya dengan kata-kata di Al Maidah: 104. Lagipula yang mirip hanya pada penggunaan kata “Cukuplah”.
    Yang saya katakan mirip antara kata-kata mas (golongan mas) dengan kata-kata Kaum Pembangkan di beberapa ayat adalah pada kemiripan ISI dan UNGKAPANnya.

    Namun dari semua itu, atas ayat-ayat yang saya kutip untuk menunjukkan bagaimana kemiripan golongan mas dgn kaum Pembangkang sesungguhnya saya sadari terkesan spekulatif. Oleh karenanya saya mohon maaf.
    Semoga bisa dipahami.

    Damai…..damai

  39. @benthaleb

    Emang yang boleh ngaku cuma Rafidhah Laknatullah gitu? Lha wong mereka terbukti selalu mengedepankan Assunnah Shohihah kok tidak bis dibilang bahwa mereka ASWAJA.

    Mas Ben, spt mas Ben gak ngarti yg dimksd ahlul sunnah. Begini saja saya ajukan pertanyaan, mudah2an bisa dijawab ringkas (mudah2an tdk lari ke mslh lain):
    1. Fiqh siapa yg digunakan salafy/wahabi? Maliki?, Hanafi?, Syafi’i?, Hambali?.
    2. Apakah shahih Bukhori dan Muslim diakui sebgmn sunni mengakuinya?, ataukah masih pilih2? yg sesuai dg doktrin wahabi?.
    3. Apakah NU termasuk ahlul sunnah?
    4. Apakah tidak ada bid’ah menurut salafy/wahabi atas 4 mazhab yg saya sebutkan di atas?

    Jika mas Ben dan mas Sayev bisa menjawab dg lugas mk saya akan berhenti mengatakan bhw wahabi tdk bisa menjawab argumen dg lugas/jujur (maaf selama ini saya msh menganggap mas2 dr wahabi hanya berkelit).
    Semua pertanyaan saya pd dasarnya bisa dijawab dg ringkas atau “ya” dan “tidak” bagi mrk yg tdk ada keraguan/kekuatiran atas pahamnya, sebagaimana jika pertanyaan yg sama saya lontarkan kpd NU.
    *sayangnya sampai skr saya blm pernah ketemu salafy yg berani menjawab dg tegas (yakin) pertanyaan2 tsb, selalu pilihan bagi mrk adalah berputar2 agar lainkali masih bisa berkelit.”

  40. Abu Salafy:

    Ustadz abu sayev yang terhormat…
    Jika Anda belum mengetahuinya, saya persilahkan membaca hadis Utsman bin Hunaif yang saya isyaratkan sebelumnya. Hadis itu yang sepertinya belum Anda ketahui, tapi sayang Anda telah membangun sebuah kayakinan! Itu yang saya maksud bahwa betapa sering kaum jahil menegakkan pendapatnya di atas dasar kejahilannya…. terbukti kan bahwa Anda membangun keyakinan Anda di atas ketidak tauan Anda… jadi tidak usah marah-marah dengan mengatakan:dalil “””””apakah kalau kita belum tahu berarti sahabat tidak melakukan,bisa saja sahabat melakukannya hanya kita yang belum tahu””””” itu dalilnya orang tolol!!! Sebab sebenarnya semua tau siapa yang tolol!! Maaf saya tidak bermaksud mengatakan saudara tolol, sebab siapapun walaupun ia benar-benar tolol bin bahlul kalau di bilang tolol past marah!

    abu sayev:
    wah….wah….wah….kami mengatakan “””itu dalilnya orang tolol”””, kok sampean kesinggung….apa sampean merasa berdalil demikian, atau santri-santrinya tahu kiainya berbuat ketololan…….dalih yang saya bawakan itu mah, isyarat saya pada kata-kata sampean pak….jadi kalau sampean merasa demikian…..sebaiknya memohon ampunan Allah….jangan punya prinsip “””sebab siapapun walaupun ia benar-benar tolol bin bahlul kalau di bilang tolol past marah!”””,sebab kalau kiainya mengajarkan yang demikian maka maklum kalau santri-santrinya malah lebih mahir dari kiainya.

    masalah dalil tentang tawassul kepada orang mati….ngakunya lebih pandai dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah…harusnya kalau ada yang belum tahu, maka yang benar ditunjukkan…bukan malah plinthat-plinthut kayak maling tertangkap basah.

    atau sebenarnya, jikalau sampean konsisten dengan keyakinan yang menurut sampean benar tentang bid’ah hasanah, yang boleh walau tidak dituntunkan Nabi…….mengapa sampean pontang-panting cari dalih, berjerih payah pasang hujjah tidak sesuai dengan tempatnya, dan pada akhirnya bersusah-susah merangkai kata pembelaan terhadap bid’ahnya mengatasnamakan dalil Nabi…….BUKANKAH MENURUT SAMPEAN ITU ADALAH BID’AH HASANAH, JADI TIDAK DENGAN TUNTUNAN NABI PUN TIDAK DILARANG….tapi pesan saya GENGSI DEMI KEBATILAN itu berat di sananya pak.

    _____________________
    Abu Salafy:

    Jika kaum Wahhabi/Salafi konsisten dengan slogan mengikuti Salaful Ummah, maka semestinya mereka menerima adanya bid’ah yang hasanah. Sebab bukankah Sayyidina Umar yang pertama mengumandangkan kalimat:

    نعمتِ البدعةُ هذه

    kami punya dalil…. yaitu hadis Utsman bin Hunaif… kalian mungkin tidak mengetahuinya atau tidak mengakuinya sebab ia bertentangan dengan keyakinan kalian, lalu kalian jadikan kejahilan sebagai penentu! Apa itu kurang jelas?!

  41. armand, di/pada Mei 12th, 2008 pada 5:11 am Dikatakan:
    anda mengatakan bla…..bla….bla…..

    abu sayev:
    mas emosi bisa diwujudkan dengan bicara berdasarkan nafsu….apalagi bawa-bawa Qur’an. masalah emosi sampean di mana….coba sampean bercermin dulu.

    masalah omongan kami yang dianggap ngawur tentang analogi sampean kita buktikan:

    1. sampean mengatakan=====”””Bacalah lagi ayat-ayat yg saya kutip tsb. Yang mana merupakan perbincangan antara Rasul saw (Wakil Kebenaran) dan Kaum Pembangkang (Wakil Pengingkar/Pembangkan). Analogi saya adalah bahwa ungkapan-ungkapan golongan mas sesuai seperti ungkapan-ungkapan Wakil Kaum Pembangkang. Oh ya, Nabi Sahabat.”””======

    tentunya yang sampean analogikan adalah berdasar struktur kebahasaannya khan….atau mungkin sampean menyamakan secara esensinya,

    dengan kami mengatakan “””jikalau itu benar maka Nabi akan mensyari’atkan dan pastilah sahabat yang pertama kali akan mencontoh beliau”””sebagai tanda berpegang teguh kami kepada ajaran Nabi dan tidak ada petunjuk lagi yang datang setelah petunjuk yang beliau bawa.

    sedang kaum kafir yang tidak mau mengikuti petunjuk yang dibawa Muhammad dengan berapa dalih seperti yang digambarkan dalam ayat-ayat yang sampean kutip…adalah keingkaran dia dengan mengatasnamakan agama yang mereka anggap dari bapak moyangnya, sehingga mereka mencukupkan agama dari bapak moyangnya, dan ingkar kepada agama yang diseru Nabi pada zaman itu.

    maka:
    * jikalau yang sampean analogikan/samakan adalah struktur kebahasaannya maka sebenarnya kami telah membuat analogi yang sama tentang perkataan sampean berdasar kaidah analogi sampean sendiri.
    * jikalau yang sampean samakan adalah esensi dari keduanya…maka sampean dibutakan oleh nafsu, berarti sampean menganggap “”berusaha mencontoh Nabi dan sahabatnya dengan menolak yang hal-hal baru yang menyerupai atau menandingi Syariat Nabi”” sama dengan “”sifat orang kafir yang selalu memakai dalih tentang agama bapak moyangnya yang terdahulu dan menolak Syari’at yang baru dibawa Nabi pada saat itu.””.

    3. sebenarnya analogi yang saya buat untuk sampean itu hanya untuk menunjukkan bahwa yang akan menerima konsekuansi dari kaidah analogi yang sampean bawakan, bukan hanya kami, melainkan sampean juga.

    tapi tidak ada salahnya mari kita buktikan lagi mas, siapa yang lebih mahir dalam tata susunan bahasa:

    sampean mengatakan=====”””Cukuplah ungkapan-ungkapan Alquran ini menunjukkan seperti apa golongan Salafi mas ini.”””====

    kami menganalogikan menurut kaidah sampean dengan:
    kemudian orang kafir pada saat itu mengatakan=====”””Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.”””=====

    bandingkan dengan

    kami mengatakan =====””” kalau hal itu benar pasti Nabi akan mensyari’atkannya………..”””======

    sampean analogikan dengan:
    Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: ====“””Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama.”====

    jadi mana yang naif mas:

    sampean mencukupkan dengan Qur’an untuk menuduh kami
    dan orang kafir mencukupkan dengan ajaran bapak moyangnya untuk menolak Muhammad

    kami menolak bid’ah dengan mengatakan “”jika itu benar maka Nabi pasti akan mensyari’atkannya””
    orang kafir menolak ajaran Muhammad dengan mengatakan “”jika Qur’an itu benar maka mereka tidak mendahuhui kami untuk beriman””

    jadi sekali lagi dimana kenaifan itu mas.

  42. sebelumnya kami minta maaf kepada akhi benthaleb dengan mendahului memberikan pengertian kepada anggota khurafat, bukan maksud kami merasa lebih alim, tapi demi sebuah kebenaran.

    truthseeker, di/pada Mei 12th, 2008 pada 6:32 am Dikatakan:
    ……………………………..
    1. Fiqh siapa yg digunakan salafy/wahabi? Maliki?, Hanafi?, Syafi’i?, Hambali?.
    2. Apakah shahih Bukhori dan Muslim diakui sebgmn sunni mengakuinya?, ataukah masih pilih2? yg sesuai dg doktrin wahabi?.
    3. Apakah NU termasuk ahlul sunnah?
    4. Apakah tidak ada bid’ah menurut salafy/wahabi atas 4 mazhab yg saya sebutkan di atas?
    Jika mas Ben dan mas Sayev bisa menjawab dg lugas mk saya akan berhenti mengatakan bhw wahabi tdk bisa menjawab argumen dg lugas/jujur (maaf selama ini saya msh menganggap mas2 dr wahabi hanya berkelit).
    Semua pertanyaan saya pd dasarnya bisa dijawab dg ringkas atau “ya” dan “tidak” bagi mrk yg tdk ada keraguan/kekuatiran atas pahamnya, sebagaimana jika pertanyaan yg sama saya lontarkan kpd NU.

    abu sayev:
    mas…sebenarnya jikalau mau adil begini, sampean menuduhkan kami sering berkelit, oke…… sementara kami terima dengan lapang dada, tapi orang yang menuduhkan demikian seharusnya bisa membuktikan bahwa sampean tidak demikian, sekarang kami balik tanya dahulu, sebelum kami jawab pertanyaan sampean:
    1. Fiqh siapa yg sampean gunakan untuk acara Tawassulan pada orang mati? Maliki?, Hanafi?, Syafi’i?, Hambali?.
    2. Apakah shahih Bukhori dan Muslim diakui sebgmn kaum khurafat mengakuinya, bahwa tawassul pada orang mati boleh?, ataukah kaum khurafat menempatkan dalil yang salah sesuai dengan kepentingannya
    3. setujukah sampean bahwa NU termasuk ahlul bid’ah?
    4. Apakah ada bid’ah menurut kaum khurafat atas 4 mazhab yg saya sebutkan di atas?
    coba sampean jawab dengan lugas dan singkat seperti saran sampean

  43. Apapun alasannya mas Sayev sdh berkelit. Mas Sayev sebetulnya bs jawab sekaligus bertanya.

    Saya akan jawab pertanyaan mas Sayev, tapi meminta mas Sayev tdk berkelit lg dg membahas jawaban saya
    Pembahasan jawaban2 saya msh bs menunggu setelah mas Sayev menjawab pertanyaan2 saya.

    1. Masalah tawassul saya menganggap syafi’i sbg mazhab saya melaksanakannya (utk mazhab lain sejauh pengetahuan saya tdk pernah mempermasalahkan). Yg bermasalah hanya Wahabi (itupun sdh dibuktikan oleh abu salafy bhw Ibn Taimiyah jg bertawassul, minimal Ibn Taimiyah tdk konsisten). Jadi jgn paksakan tafsir mas Sayev kpd saya.
    2. Iyya, Bukhori mengakui tawassul. jangan paksakan tafsir mas Sayev atas hadits2 tawassul. Kalau saya mengatakan sholawat adalah tawassul, jgn paksakan tafsir mas Sayev ttg sholawat. kalau saya meyakini salam sbg do’a.
    3. Jelas2 tdk setuju, NU bkn ahli bid’ah..!!. Knp mas Sayev menuduh semua selain Wahabi adalah bid’ah, adalah krn mas Sayev menganggap (memaksakan) definisi bid’ah yg benar hanyalah datang dr Wahabi. Apakah mas Sayev menafikan ada umat islam lain yg pintar/berilmu diluar Wahabi? Sungguh dzalim dan semena2nya pemikiran spt itu.
    4. Tidak ada (sejauh menggunakan persepsi kami)
    Saya pikir saya berhasil menjawab dg lugas, walaupun sambil mengelus dada membaca (akhlak) mas Sayev yg selalu mengumpat (khurafat). Apakah umpatan2 itu membuat mas Sayev senang? (umpatan2 tsb adalah salah satu metode brainwashing agar doktrin bhw diluar wahabi mmg khurafat).
    kami semua menunggu dg harap cemas akan keluar jurus baru spt apa lg dr mas Sayev

  44. Abu Salafy:
    Jika kaum Wahhabi/Salafi konsisten dengan slogan mengikuti Salaful Ummah, maka semestinya mereka menerima adanya bid’ah yang hasanah. Sebab bukankah Sayyidina Umar yang pertama menbgumandangkan kalimat:
    نعمتِ البدعةُ هذه!
    kami punya dalil…. yaitu hadis Utsman bin Hunaif… kalian mungkin tidak mengetahuinya atau tidak mengakuinya sebab ia bertentangan dengan keyakinan kalian, lalu kalian jadikan kejahilan sebagai penentu! Apa itu kurang jelas?!

    abu sayev:

    1) orang jahil menunjukkan kejahilannya: maka sampean lihat bahwa apa yang dikatakan oleh sahabat umar ditinjau dari sisi bahasa ataukah syari’at.

    maka jikalau sampean mengatakan bahwa maksud dari perkataan sahabat Umar adalah ditinjau dari sisi Syari’at maka sampean menuduh bahwa Umar menciptakan Syariat baru….namun jikalau sampean bukan termasuk orang-orang khurafat niscaya sampean akan tahu bahwa…Sahabat Umar bukan menciptakan Syari’at baru melainkan menghidupkan kembali apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah.

    bandingkan dengan acara bid’ah yang menjadi kebanggaan sampean sebut salah satu saja semisal….tawassul kepada orang mati….dimana letak dalil yang bisa sampean ambil dari perkataan sahabat Umar.

    jadi apakah sampean masih akan menjadikan dalil bahwa perkataan sahabat Umar sebagai pembenaran bid’ah yang sering kalian lestarikan, wahai kaum khurafat.

    LIHAT PULA KETIKA JAUH SEBELUM SAHABAT UMAR MENGATAKAN HAL TERSEBUT, DIMANA PADA PERANG YAMAMAH BANYAK DIANTARA PENGHAFAL QUR’AN YANG SYAHID, HAL ITU MEMBUAT KHAWATIR SAHABAT UMAR…KEMUDIAN SAHABAT UMAR MENEMUI SAHABAT ABU BAKAR UNTUK MEMBICARAKAN SESUATU…DAN SESUATU YANG SANGAT PENTING ITU ADALAH MENGUMPULAN AYAT-AYAT QUR’AN….LALU MENDENGAR PERKATAAN SAHABAT UMAR, SAHABAT ABU BAKAR MERASA SANGAT TAKUT, JIKALAU BELIAU TERJERUMUS DALAM PERBUATAN BID’AH…BEGITU PULA KETIKA ZAID BIN TZABIT YANG TAKUT KALAU HAL ITU TERMASUK BID’AH.

    JIKALAU BID’AH MENURUT SYARI’AH DIGOLONGKAN MENJADI DUA HASANAH DAN DHALALAH….ATAS DASAR APA KETAKUTAN DARI SAHABAT ABU BAKAR DAN SAHABAT ZAID BIN TSABIT MENGHADAPI USULAN TERSEBUT

    KALAU SAMPEAN MEMBAGI BID’AH MENJADI DUA, DAN YANG SAMPEAN YAKINI BID’AH YANG DILARANG ADALAH BID’AH DHALALAH SAJA MAKA TENTUNYA YANG DITAKUTKAN KEDUA SAHABAT NABI ITU DIA TAKUT TERJATUH DALAM PERBUATAN BID’AH DHALALAH…..LALU DALAM PANDANGAN MANA PERBUATAN MENGUMPULKAN AYAT QUR’AN TERLIHAT DHALALAHNYA PAK.

    ____________________
    Abu Salafy:

    Apa buktinya bahwa ucapan Sayyidina Umar itu hanya menunjuk kepada bid’ah secara bahasa?
    Dan apa pula buktinya bahwa Sahabat Umar bukan menciptakan Syari’at baru, melainkan menghidupkan kembali apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah.

    Lalu, Saya sudak berulang kali singgung adanya dalil dengan mengisyaratkan kepada hadis Utsman ibn Hunaif yang membenarkan bertawasuul dengan orang yang sudah wafat! Tapi rupanya Anda tidak juga bisa faham dan mengerti!

    الحر تكفيه الإشارة, و البليد لا يفهم ولو بالصارة!!

  45. @ Benthaleb..(benar2 thaimiyah label Iblis)

    Saya sarankan anda untuk menjaga ucapan anda yang sudah penih dengan fitnah itu..saya melihat ucapan2 anda itu dari hari kehari sudah tidak karuan..sebagai muslim anda tidak sepatutnya menyebut kafir seseorang..ingat itu.

    saya merasa selama saya membaca postingan anda seakan2 akan anda yang paling benar di dunia ini..
    ukuran kebenaran itu tidak bisa dinilai dengan mulutmu yang syarat fitnah..

    atau jangan2 kamu ini keturunan yazid bin muawiyah sang durjana itu..bicara tenang agama tapi akhlaknya kaya sampah aja, asal ngomong,…saya kenal banyak orang salaf, mulai dari yang sopan, sedikit sopan sampai ekstrim..tapi saya tidak tau bagaimana mengelompokan anda kedalam mazhab wahabiyah itu..seharusnya anda itu rendah diri, karena itu lebih baik.. kamu jangan kesinggung yah..karena anda telah membuat kaum syiah tersinggung dengan ucapan jahilmu itu,,dasar keturunan hindun

  46. ????????????????????????

  47. pertanyaan kami tentang hadist Ustman bin Hunaif perihal bertawassul kepada orang mati sepertinya kami mendapat jawaban gaya marwoto kawer

    abu sayev bertanya:
    MANA PAK DALILNYA

    abu salafy menjawab:
    KAMI PUNYA DALILNYA…HANYA KAMU TIDAK MENGETAHUINYA

    abu sayev bertanya lagi:
    IYA…JIKALAU ADA….MANA PAK TUNJUKKAN

    abu salafy menjawab:
    JIKALAU KAMU BELUM TAHU, MAKA JANGAN MENGATAKAN TIDAK ADA….SEDANGKAN SAYA PUNYA DALIL TENTANG ITU

    abu sayev bertanya lagi:
    IYA PAK….LALU DALILNYA MANA ?????????

    abu salafy menjawab:
    KALAU ANDA BELUM MENGETAHUI, MAKA SAYA PERSILAHKAN ANDA MEMBACA DALIL YANG SAYA BAWAKAN.

    abu sayev bertanya lagi:
    IYA PAK….MANA DALIL YANG HARUS SAYA BACA ?????????

    abu salafy menjawab:
    kami punya dalil…. yaitu hadis Utsman bin Hunaif… kalian mungkin tidak mengetahuinya atau tidak mengakuinya sebab ia bertentangan dengan keyakinan kalian, lalu kalian jadikan kejahilan sebagai penentu! Apa itu kurang jelas?!

    SAMPAI LEMPOH abu sayev BERTANYA LAGI:
    I…….IYA PAAAAAAAAK MAAAAAAANA DALILNYAAAAAA……..

    DAN SEMOGA INI PERTANYAAN SAYA YANG TERAKHIR, DAN MENDAPAT JAWABAN YANG MEMUASKAN DARI SANG KIAI

  48. @abusayev
    Terserah mas sajalah

  49. Abu Salafy:

    Apa buktinya bahwa ucapan Sayyidina Umar itu hanya menunjuk kepada bid’ah secara bahasa?
    Dan apa pula buktinya bahwa Sahabat Umar bukan menciptakan Syari’at baru, melainkan menghidupkan kembali apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah…………………….dst

    abu sayev:
    lalu…….bagaimana jawaban sampean terlebih dahulu atas pertanyaan kami di atas, maksud perkataan Sahabat Umar ditinjau dari sisi Syari’at atau bahasa

    apakah sampean yakin bahwa Sahabat Umar membuat Syari’at Baru yang tidak dituntunkan Nabi tentang Sholat Tarawih, atau sampean mengingkari bahwa Nabi pernah melakukannya berjama’ah bersama para sahabat

    lalu kalau bid’ah dikategorikan dalam bid’ah yang hasanah dan dhalalah dalam pandangan sampean, dan bid’ah yang hasanah adalah dibolehkan, maka dapat diambil pelajaran ketakutan sahabat Abu Bakar dan Zaid bin Tsabit tentang penyatuan ayat Al-Qur’an, menurut sampean adalah ketakutan jikalau mereka terjerumus dalam bid’ah dhalalah….lalu…..dimana nampak dhalalahnya menyatukan ayat Al-Qur’an pak ??????? Apakah kalian lebih tahu tentang hasanahnya dari beliau para Sahabat Nabi.

    MASALAH HADIST USTMAN BIN HUNAIF…..KAMI TIDAK AKAN MEMAKSA JIKALAU SAMPEAN TIDAK MENEMUKANNYA…..MUNGKIN DARI BID’AH HASANAH SAJA SAMPEAN TELAH MENDAPATKAN DALIH.

    ____________
    -Abu Salafy-

    Sejak awal saya katakan, pastikan terlebih dahulu apa makna bid’ah baru bicara, agar tidak menafsirkan teks keislaman dengan semau sendiri dan menyesuaikan dengan pendapat yang telah diyakini sebelumnya.

    Kalau memang shalat tarawih dengan berjamaah itu sudah disyari’atkan oleh Nabi saw., lalu mengapa beliaunya mengatakan:
    نعمت البدعة هذه

  50. @armand,

    SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI MOHON MAAF…JIKALAU MENYINGGUNG PERASAAN, KAMI TIADA LAIN HANYA KEPENGEN BERSAMA-SAMA MENCARI SEBUAH KEBENARAN BUKAN BERALAS HAWA NAFSU.

  51. @abusayev
    Mas, truthseeker nunggu tuh jawabannya
    1. Fiqh siapa yg digunakan salafy/wahabi? Maliki?, Hanafi?, Syafi’i?, Hambali?.
    2. Apakah shahih Bukhori dan Muslim diakui sebgmn sunni mengakuinya?, ataukah masih pilih2? yg sesuai dg doktrin wahabi?.
    3. Apakah NU termasuk ahlul sunnah?
    4. Apakah tidak ada bid’ah menurut salafy/wahabi atas 4 mazhab yg saya sebutkan di atas?
    Saya juga nunggu. Susah ya dijawab?

  52. Abu Salafy:
    Sejak awal saya katakan, tastikan terlebih dahulu apa makna bid’ah baru bicara, agar tidak menafsirkan teks keislaman dengan semau sendiri dan menyesuaikan dengan pendapat yang telah diyakini sebelumnya.
    Kalau memang shalat tarawih dengan berjamaah itu sudah disyari’atkan oleh Nabi saw., lalu mengapa beliaunya mengatakan:
    نعمت البدعة هذه

    abu sayev:
    SEJAK AWAL KAMI TELAH SAMPAIKAN BAHWA KAUM KHURAFAT MENENTANG PENGIKUT AHLUSSUNNAH……BIASANYA BERLANDASKAN NAFSU BELAKA…..DAN ITU TRAGISNYA MENJADI BUDAYA TURUN T EMURUN….

    sekarang telah ketahuan siapa yang senang dengan berkelit kepada pertanyaan….maka buat pengikut kaum khurafat….andaikata abu salafy menjawab dengan lugas dan singkat dari pertanyaan kami….permasalahan tidakserumit ini…..

    kami hanya mengajukan tiga pertanyaan dari statmen abu salafy yang ngawur tentang perkataan sahabat Umar…..
    pertanyaan 1. adalah maksud perkataan Umar adalah dari sisi bahasa atau Syari’at.
    pertanyaan 2. adalah apakah Nabi tidak pernah bersyari’at tentang shalat tarawih berjamaah
    pertanyaan 3. dimana letak dhalalahnya menyatukan ayat Al-Qur’an dalam mushaf sehingga hal itu sangat ditakuti oleh shabat Abu Bakar dan Zaid bin Tsabit.

    SEMOGA KAMI MENDAPAT JAWABAN YANG MEMUASKAN

    Abu Salafy:
    Di hadapamn pernyataan Sayyidina Umar, kaum Wahhabi kelabakan, lalu berbelit-belit dalam memaknainya!

  53. @armand……..
    SAMPEAN SENDIRI MENJAWAB TANGGAPAN KAMI BAGAIMANA MAS….

    MASALAH PERTANNYAAN DARI SAUDARA truthseeker……sudah kami tanggapi…..dan KAMI HANYA INGIN MENGETAHUI APAKAH DIANYA TERMASUK GOLONGAN ORANG YANG MEMANG BELUM TAHU TAPI TELAH DISESATKAN ORANG NGGAK TANGGUNG JAWAB atau MEMANG DIA SUDAH MASUK DALAM GOLONGAN KHURAFAT KEBLINGER

    KAMI JUGA BELUM DAPAT TANGGAPAN….tapi kami nggak menuduh dianya susah njawab….iya……mungkin memang tidak bisa dijawab olehnya….KARENA DIA KHAN MENUNJUK SATU JARI KE ORANG LAIN TAPI TIGA JAGI KE MUKANNYA SENDIRI.

  54. @truthseeker
    maaf kalau julukan khurafat menjadikan anda tersinggung…..tetapi sampean dengan mulut kotor sampean sering melontarkan kata-kata yang bermaksud sebagai pencelaan dengan menyebut kami Wahhabi…namun ternyata kami justru bangga dengan sebuatan itu jika orang yang berpegang teguh kepada Qur’an dan Sunnah dinisbatkan oleh orang-prang khurafat dengan WAHHABI….karena ternyata kami adalah yang dinisbatkan sebagai Abdul WAHHAB….hamba ALLAH….akan tetapi mereka menamakan itu hanya untuk bahan tertawaan kalian saja….sedang berbicara masalah akhlak…apakah sampean merasa akhlak sampean terpuji dengan segala umpatan sampean.

    1. AHLUSSUNNAH ATAU WAHHABI MEMEGANG FIKIH DARI SEMUA ULAMA YANG BERPEGANG KEPADA AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH. DAN KAMI TIDAKBERANI BERMAZDAB MUTLAK KEPADA SALAH SATU ULAMA
    KARENA BELIAU PARA ULAMA SENDIRI TIDAK PERNAH BERMADZAB MUTLAK KEPADA DIRINYA SENDIRI KECUALI KEPADA QUR’AN DAN SUNNAH.
    2. KAMI AHLUSSUNNAH MENGAKUI BAHWA SHAHIH BUKHARI DAN MUSLIM TIDAK SEBAGAIMANA KAUM KHURAFAT MEMAIN-MAINKAN HADIST YANG TELAH JELAS DENGAN ILMU-ILMU YANG MEREKA SENDIRI TIDAK PAHAM (sebelummarah lihat dulu balaghoh gaya kiai nurul huda)
    3.AKU BUKAN ORANG NU….JADI JANGAN TANYAKAN PADA KAMI…..KALAU BID’AH…..HANYA SAMPEAN SENDIRI YANG MENGINGKARI….SEMENTARA YANG LAINNYA BANYAK YANG MENGAKUI BID’AH HASANAH (kalau ya dan matap dengan keyakinanya ngapain malu untukmengakui)
    4.ULAMA YANG EMPAT BUKAN AHLI BID’AH…..TIDAK SEPERTI BAYANGAN KAUM KHURAFAT YANG MENGANGGAP SAHABAT SAJA AHLI BID’AH ….NAUDZUBILLAH MIN DZALIK

    SAMPEAN MENUNGGU HARAP HARAP NCEMAS…BERARTI SAMPEAN MEMANG CARI MENANG….TAKUT KALAH DAN TIDAK MAU KALAH….MESKIPUN KEBENARAN TELAH DATANG…….

    KAMI TIDAK PERNAH CEMAS DENGAN JAWABAN SAMPEAN KARENA TUJUAN KAMI MENCARI KEBENARAN….KALAU SAMPEAN YANG BENAR MENGAPA KAMI HARUS CEMAS UNTUK MENERIMANNYA….NAMUN SAYANG….SAMPEAN JUSTRU MENUNJUKKAN AKHLAK ALA YAHUDI

  55. @abu sayev

    maaf kalau julukan khurafat menjadikan anda tersinggung

    Tentu tidak mas sayev, krn sy menganggap itu hanya umpatan/caci maki yg tdk berdampak kpd saya dan hanya berdampak kpd mas sayev sendiri… :mrgreen:

    tetapi sampean dengan mulut kotor sampean sering melontarkan kata-kata yang bermaksud sebagai pencelaan dengan menyebut kami Wahhabi

    Maaf mas sayev, kapan saya (sering??) melontarkan kata2 kotor?. Dan saya sungguh terkaget2 jika penisbahan mazhab wahabi kpd anda adalah dianggap sbg celaan?. Kalau sy tdk salah anda berimam kpd M abd Wahab, wahabi berarti ajaran2 dr beliau, sbg maliki dr imam malik, hambali dr imam hambal dll. Dg tulus sy katakan bhw itulah yg saya tahu, salah saya (dan maafkan saya) jk ternyata mas sayev tdk berimam kpd M abd Wahab. Walaupun tetap saja sy tdk melihat itu sbg celaan.
    Jadi tolong clearkan lg yg mas sayev katakan sy sering mengumpat.
    Kembali kpd pertanyaan2 & jawaban:

    1. AHLUSSUNNAH ATAU WAHHABI MEMEGANG FIKIH DARI SEMUA ULAMA YANG BERPEGANG KEPADA AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH. DAN KAMI TIDAKBERANI BERMAZDAB MUTLAK KEPADA SALAH SATU ULAMA

    1.1 Bagaimana bisa, sdgkan anda akan dihadapkan dg pilihan2?. Shalat, wudhu, hukum waris, talak dll dr mrk semua adalah berbeda. Jika ada perbedaan2 tsb bgm anda memutuskan memilih ygmn, apakah masing2 boleh memutuskan ataukah ada yg melakukannya?
    1.2 Kmd jika anda memegang mrk semua knp anda menolak imam syafi’i yg mengatakan bid’ah ada yg hasanah?
    1.3 Saya tdk pernah melihat kalian berhujjah dg menggunakan 4 imam tsb? Kalian selalu menggunakan syeikh2 kalian MAW, Ibn Taimiyah dll.
    1.4 Jika anda menganggap 4 mazhab benar, bgm anda menjelaskan perbedaan diantara mrk? Hanya bisa 1 yg benar, dan yg lain adalah bid’ah??. Bukankah perbedaan itu krn adanya penambahan2 diluar sunnah rasul?.

    2. KAMI AHLUSSUNNAH MENGAKUI BAHWA SHAHIH BUKHARI DAN MUSLIM TIDAK SEBAGAIMANA KAUM KHURAFAT MEMAIN-MAINKAN HADIST YANG TELAH JELAS DENGAN ILMU-ILMU YANG MEREKA SENDIRI TIDAK PAHAM

    Kl anda meyakini Bukhari & Muslim adalah shahih, knp kalian menolak hujjah2/hadits2 mrk yg bertentangan dg paham kalian?

    3.AKU BUKAN ORANG NU….JADI JANGAN TANYAKAN PADA KAMI…..KALAU BID’AH…..HANYA SAMPEAN SENDIRI YANG MENGINGKARI….SEMENTARA YANG LAINNYA BANYAK YANG MENGAKUI BID’AH HASANAH

    Sebetulnya sy agak bingung dg tulisan anda yg ini, tp sy cb tarik garis besarnya saja.
    Kenapa anda menolak utk menjawab, pdhal dg jelas2 kalian menyatakan yg melakukan maulid, tawassul dll adalah masuk neraka (kafir). Bhkn Wali songo, sykh abd qadir jailani telah kalian caci maki.

    4.ULAMA YANG EMPAT BUKAN AHLI BID’AH…..TIDAK SEPERTI BAYANGAN KAUM KHURAFAT YANG MENGANGGAP SAHABAT SAJA AHLI BID’AH ….NAUDZUBILLAH MIN DZALIK

    Alhamdulillah jika mmg spt itu pendapat paham/mazhab kalian, asal jgn sekedar taqiyah kalian menunggu waktunya utk mengkafirkan mrk.
    Mg betul kalian belum dg explisit menyatakan mazhab2 tsb sbg sesat, namun kalian telah menggugat ajaran2 dr mazhab2 tsb sbg sesat. Misalnya: tawassul, do’a qunut, taqwil Al-Qur’an dll.
    Kemudian bagaimana anda menghukumkan sgerak halatnya imam maliki yg berbeda dg kalian? Bukankah menurut definisi kalian semua yg baru dan berbeda dg kalian adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat (masuk neraka)?.

  56. @truthseeker
    mas…..maksud orang-orang khurafat memberikan penisbatan kepada Wahhabi adalah sebagian besar sebagai pencelaan….namun jika sampean mengingkari dari hati sampean yang terdalam maka….okelah hanya Allah yang tahu…..NAMUN KALAU SAMPEAN NGOTOT TIDAK MEMAKSUDKAN YANG DEMIKIAN….MAKA KAMIPUN JUGA BISA MENGATAKAN HAL YANG SERUPA.
    dan panggilan khurafat jikalau tidak mengganggu sampean kenapa pakai disinggung dalam pembahasan sampean….sepertinya sampean memang terjangkit khurafat namun enggan mengakui….bicara dilisan saja sudan pagi siang sore berbeda apalagi kalau dalam hati sampean…..wallahu a’lam

    sampean mengatakan: “”” Kmd jika anda memegang mrk semua knp anda menolak imam syafi’i yg mengatakan bid’ah ada yg hasanah?”””

    disatu sisi sampean sangat menolak mati-matian kalau disebuat sebagai ahli bid’ah….DENGAN MENGATAKAN “””””Jelas2 tdk setuju, NU bkn ahli bid’ah..!!. Knp mas Sayev menuduh semua selain Wahabi adalah bid’ah, adalah krn mas Sayev menganggap (memaksakan) definisi bid’ah yg benar hanyalah datang dr Wahabi. Apakah mas Sayev menafikan ada umat islam lain yg pintar/berilmu diluar Wahabi? Sungguh dzalim dan semena2nya pemikiran spt itu””” tapi dengan lantang kemudian pamer dalil “kenapa anda menolak imam syafi’i mengatakan tentang bid’ah hasanah. ITULAH SISI KHURAFAT SAMPEAN MAS.

    sampean mengatakan “””Sebetulnya sy agak bingung dg tulisan anda yg ini, tp sy cb tarik garis besarnya saja.
    Kenapa anda menolak utk menjawab, pdhal dg jelas2 kalian menyatakan yg melakukan maulid, tawassul dll adalah masuk neraka (kafir). Bhkn Wali songo, sykh abd qadir jailani telah kalian caci maki”””
    SEBENARNYA JIKALAU MASIH BINGUNG JANGAN BICARA….DARI PADA BICARA ALA KHURAFAT….SAYA MENGATAKAN BAHWA NU ITU AHLUSSUNNAH ATAU BUKAN…ITU YANG TAHU SAMPEAN SENDIRI, TAPI KALAU BID’AH…SAMPEAN SEBAGIAN KECIL YANG MENGINGKARI….TAPI YANG LAINNYA SEPERTINYA MENGAKUI.

    sampean mengatakan “””Kemudian bagaimana anda menghukumkan sgerak halatnya imam maliki yg berbeda dg kalian? Bukankah menurut definisi kalian semua yg baru dan berbeda dg kalian adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat (masuk neraka)?.”””

    SAMPEAN BUKTIKAN DULU BAHWA APA YANG YANG DILAKUKAN IMAM MALIKI DALAM GERAKAN SHALAT ADALAH BARU, DAN TIDAK ADA NASNNYA. ……saya mendefinisikan bid’ah yang diperingatkan oleh Rasulullah seperti yang demikian…maka coba sampean definisikan bid’ah menurut sampean….sesuai dengan hadist Rasulullah

    sekarang coba mana bukti tawassul kepada orang mati yang dibolehkan oleh imam Syafi’i

    mana bukti tawassul kepada orang mati yang dibawakan oleh imam Bukhari

    dan coba BANTU ABU SALAFY REKAN SAMPEAN UNTUK MENJAWAB…SEKIRANYA SAMPEAN MENGETAHUI…MANA HADIST DARI UTSMAN BIN HUNAIF YANG MEMBAHAS TENTANG TAWASSUL KEPADA ORANG MATI….DAN COBA JAWAB KALAU BID’AH DIBAGI MENJADI BID’AH DUA, YAITU BID’AH HASANAH DAN BID’AH DHALALAH, TENTUNYA MENURUT PEMAHAMAN SAMPEAN YANG DITAKUTKAN OLEH SAHABAT ABU BAKAR TENTANG MENYATUAN AYAT QUR’AN YAITU KALAU BELIAU JATUH KEDALAM BID’AH DHALALAH…SEKARANG DIMANA LETAK DHALALAHNYA MAS….PENYATUAN AYAT QUR’AN SEHINGGA SANGAT DITAKUTKAN OLEH SAHABAT ABU BAKAR…..SOALNYA KALAU ORANG AWAMPUN TAHU BAHWA TAMPAK LAHIRIYAH…MENYATUAN AYAT QUR’AN ADALAH HASANAH…MENGAPA SEORANG SAHABAT YANG KEILMUANYA JAUH DIATAS KITA MASIH MENAKUTKAN YANG DEMIKIAN ITU…..

  57. @abu salafy
    kami hanya mengajukan tiga pertanyaan dari statmen abu salafy yang ngawur tentang perkataan sahabat Umar…..
    pertanyaan 1. adalah maksud perkataan Umar adalah dari sisi bahasa atau Syari’at.
    pertanyaan 2. adalah apakah Nabi tidak pernah bersyari’at tentang shalat tarawih berjamaah
    pertanyaan 3. dimana letak dhalalahnya menyatukan ayat Al-Qur’an dalam mushaf sehingga hal itu sangat ditakuti oleh shabat Abu Bakar dan Zaid bin Tsabit.

    SEMOGA KAMI MENDAPAT JAWABAN YANG MEMUASKAN
    bagaimana jawaban abu salafy saudara-saudara……………

    Abu Salafy:
    Di hadapamn pernyataan Sayyidina Umar, kaum Wahhabi kelabakan, lalu berbelit-belit dalam memaknainya!

    abu sayev:
    KAMI KIRA….KAMI AKAN MENDAPATKAN JAWABAN YANG MEMUASKAN….TETAPI SEKALI LAGI JAWABAN GAYA PLESETAN YANG KAMI DAPAT

    PANTAS……… SANTRINYA LEBIH UNGGUL DARI PADA KIAINYA KALAU DISURUH PLESET-MEMLESET.

  58. @ABU SALAFY
    kami hanya mengajukan tiga pertanyaan dari statmen abu salafy yang ngawur tentang perkataan sahabat Umar…..
    pertanyaan 1. adalah maksud perkataan Umar adalah dari sisi bahasa atau Syari’at.
    pertanyaan 2. adalah apakah Nabi tidak pernah bersyari’at tentang shalat tarawih berjamaah
    pertanyaan 3. dimana letak dhalalahnya menyatukan ayat Al-Qur’an dalam mushaf sehingga hal itu sangat ditakuti oleh shabat Abu Bakar dan Zaid bin Tsabit.

    SEMOGA KAMI MENDAPAT JAWABAN YANG MEMUASKAN

    eeeeh…..Abu Salafy malah menjawab:
    Di hadapamn pernyataan Sayyidina Umar, kaum Wahhabi kelabakan, lalu berbelit-belit dalam memaknainya!

    ABU SAYEV:
    eh itulah KEBIASAAN KAUM KHURAFAT DAN PENGAGUNG SYUBHAT, JIKA DIAJUKAN PERTANYAAN MALAH BERKELIT TIDAK KARUAN…….TAKUT KEBIASAAN BID’AHNYA TERBONGKAR….TIDAK MENGHERANKAN KALAU PENGIKUTNYA MALAH LEBIH PANDAI DALAM URUSAN BERKELIT DARI KEBENARAN

  59. Memangnya gak bisa ya membuang kata bid’ah, khurafat,sesat.kok itu-itu aja seeh wiridannya. bukannya ini juga neo-bid’ah bikin wiridan baru?. mau diskusi kok udah nyebut bidah, khurafat.

  60. @abu sayev

    mas…..maksud orang-orang khurafat memberikan penisbatan kepada Wahhabi adalah sebagian besar sebagai pencelaan….namun jika sampean mengingkari dari hati sampean yang terdalam maka….okelah hanya Allah yang tahu…

    Maaf kl itu menyinggung perasaan mas sayev. Sy menggunakan istilah itu krn itu yg sy tahu. Ada bbrp org yg ingin disebut salafy, namun saya jarang menggunakan kata itu, krn bnyk disalahgunakan pemakainya dg mengklaim bhw mrk adalah golongan paling benar (salafy), sedangkan semestinya itu hanyalah klaim nama, ntar kl caranya spt itu Muhammadiyah klaim mrk murni ajaran Muhammad SAW, NU mengklaim mrklah wakil ulama dstnya. Syukurnya Muhamaddiyah dan NU tdk selancang dan senaif itu.
    Tapi ada baiknya mas sayev cs memberitahu kami sejak kapan sebutan salafy itu disematkan kpd kalian? apakah sebutan itu yg digunakan oleh Ibn Taimiyyah ataupun M abd Wahab? Tapi sy pikir tdk usah di postingan ini, krn akan melenceng dr tema.

    dan panggilan khurafat jikalau tidak mengganggu sampean kenapa pakai disinggung dalam pembahasan sampean….sepertinya sampean memang terjangkit khurafat namun enggan mengakui…

    Terserah mas sayev deh, saya mmg kagak ngarti kurafat2an, mgkn antum lbh ahli krn lancar sekali pengucapannya.. :mrgreen:
    Karena sekali lagi antum tdk jawab pertanyaan saya (kecuali kalau maki2an di mazhab antum termasuk sbg jawaban, yaahh..ane sih kagak bs maksa antum), ane terima kl antum gak usah paksakan menjawab.

    SAYA MENGATAKAN BAHWA NU ITU AHLUSSUNNAH ATAU BUKAN…

    Semua mazhab selain mazhab antum mengakui NU adalah Sunni, sebagaimana semua mazhab (kecuali mazhab antum) menyatakan bhw mazhab antum bukanlah Sunni. Dan ane tdk mau buang waktu bahas apakah mazhab antum Sunni atau bukan. Syukur kalau antum termasuk Sunni shg selayaknya antum tdk mengkafirkan Sunni2 yg lain.

    SAMPEAN BUKTIKAN DULU BAHWA APA YANG YANG DILAKUKAN IMAM MALIKI DALAM GERAKAN SHALAT ADALAH BARU, DAN TIDAK ADA NASNNYA.

    Kenapa hrs ane yg buktikan, kan antum yg mengkafirkan siapa2 yg berbeda paham dg antum, yg jelas ane yakin gerakan shalat mazhab maliki tdk sama dg gerakan shalat antum. Sebetulnya kalau antum cerdas antum akan mengerti mksd pertanyaan2 tsb, yaitu: yg namanya mazhab/fiqh itu pasti selalu ada perbedaan, begitu banyaknya perbedaan yg ada, bgm mazhab antum menyikapinya? (krn dg definisi mazhab antum maka semua perbedaan itu pasti hanya satu yg sesuai dg yg dicontohkan Rasulullah shg minimal 3 mazhab yg masuk kriteria melakukan bid’ah) Jika mrk/sunni melakukan bid’ah dan antum mengkafirkan, bgm bs antum ngaku2 Sunni?

    (bersambung)

  61. @abu sayev

    mana bukti tawassul kepada orang mati yang dibawakan oleh imam Bukhari

    Mas Sayev, ada kesalahan besar yg dilakukan ,mazhab kalian ttg pemahaman tawassul (bhkn bisa2 pemahaman kalian yg dikatakan syirik).
    Tawassul adalah berdo’a dg berperantara (melalui kemulian sang perantara), namun hrs tegas bhw permintaan tsb ditujukan/diniatkan kpd Allah SWT. Namun jk kalian beranggapan bertawassul hrs melalui yg hidup, dg alsan yg mati tdk punya daya apa2 lg, bukankah sama saja kalian bertawassul pd yg hidup krn yg hidup msh punya kuasa utk mengabulkan?? bukankah pendapat spt ini sangat berbahaya?. Bagi kami tdk ada kuasa pd sang perantara kecuali kemuliaan yg mrk miliki menjadi kendaraan bagi do’a kami kpd Allah SWT.
    Namun agar mas sayev dan semua anggota mazhab kalian bs kembali ke jalan yg lurus, mk insyaallah sy akan sampaikan bbrp nash ttg bertawassul melalui benda mati:

    AQ : Surat Yusuf:93
    Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku.”

    Shahih Bukhari:
    Jilid III hal 255, Jilid IV hal 227, 231: mengambil barokah dr bekas air wudhu Rasul.
    Jilid IV hal 226,: mengambil barokah dg mengusapkan tangan Rasul ke wajah mereka/sahabat.
    Shahih Muslim Jilid IV: Sahabat berebut potongan rambut Rasul pd saat beliau bercukur.

    Tapi saya yakin mas sayev cs akan mengeluarkan jurus berkelit lainnya, shg pokoknya dalil dan logika apapun akan ditolak jika berbeda dg paham mas sayev. Jadi insyaallah informasi bisa bermanfaat bagi yg siap menerima kebenaran.

  62. @abu sayev:

    Pertanyaan buat abu sayev cs, mudah2an bisa dijawab:

    1. Apakah hukumnya bertawassul dg mencium hajaratul aswad??

    2. Bagaimana kalian menjelaskan bhw umat islam berperantara dg datang ke ka’bah/mekkah utk menjumpai Allah??

    3. Bagaimana kalian menjelaskan peryataan umat agama lain yg mengklain bhw umat islam menyembah batu (ka’bah)??

  63. @aidil
    kasihanya……… orang-orang khurafat memang susah untuk membuang kebiasaan bid’ahnya (sudah kadung suka)…padahal itu adalah sebuah kesesatan trus mau dikata apa mas….

    jikalau diskusinya dengan orang kafir ya….yang disebut tentunya tentang kekafirannya

    lha……kalau bicara dengan ahli khurafat dan bid’ah…mau nyebut apa mas ????????

  64. @truthseeker
    Maaf juga kl itu menyinggung perasaan sampean. Sy menggunakan istilah itu krn itu yg sy tahu. Ada bbrp org yg ingin disebut ahlussunnah wal jama’ah, namun tak jarang bid’ah diterjang, jadi kami tidak menggunakan kata itu, krn bnyk disalahgunakan pemakainya bahwa dikira ahlussnnah wal jama’ah tapi kok juga ahlul bid’ah. masalah nu dan muhammadiyah bisa hidup rukun kami ikut senang, masalahnya biasannya nu sering uring-uringan jikalau fahamnya diyakini bid;ah oleh faham lain termasuk oleh warga Muhammadiyah, dan jaman sekarang banyak yang mengaku-ngaku sebagai wali…padahal cuma dukun.

    masalah pertanyaan sampean yang tidak kami jawab….coba tulis sekali lagi siapa tahu kami tercecer….lalu coba sampean ngaca dicermin yang besar….siapa tahu dimuka sampean ternyata lebih banyak boroknya.

    semua imam empat madzhab berpendapat berdasar dalil nash yang shahih…tentunya kita sepakati khan….kemudian jikalau ada perbedaan diantara mereka adalah bukan dalam hal mereka memakai dalil atau tidak melainkan pemahaman terhadap nash dan perbedaaan diantara mereka adalah masalah furu’…dan berittiba’ kepada salah satunya bukan berarti menganggap yang lain bid’ah.

    maka kami minta bukti kepada sampean bahwa Imam Maliki melakukan shalat yang tidak berdasarkan dalil shahih. dan tuduhan sampean kepada kami sama sekali tidak berdasar kecuaili atas dasar kebodohan cara berfikir sampean….mensikapi bid’ah yang telah jelas.

    BERSAMBUNG

  65. @truthseeker
    SAMPEAN MENGATAKAN
    ————————–
    —————————–
    ———————————
    ……..Namun jk kalian beranggapan bertawassul hrs melalui yg hidup, dg alsan yg mati tdk punya daya apa2 lg, bukankah sama saja kalian bertawassul pd yg hidup krn yg hidup msh punya kuasa utk mengabulkan?? bukankah pendapat spt ini sangat berbahaya?………..
    ———————————
    —————————–
    ————————
    MAKA….KALIAN MEYAKINI BAHWA ORANG YANG MATI JUGA DAPAT MENGABULKAN PERMINTAAN ORANG LAIN UNTUK MENYAMPAIKAN DOA KEPADA ALLAH…TENTUNYA SESUAI PENGAKUAN TERHADAP KEYAKINAN KALIAN BAHWA ITU ADALAH ATAS SEIZIN ALLAH. BEGITU PULA DENGAN KEYAKINAN KAMI BAHWA HANYA ORANG YANG HIDUP YANG DAPAT MENGABULKAN PERMINTAAN ORANG LAIN UNTUK MENYAMPAIKAN DOA KEPADA ALLAH TENTUNYA TANPA MENAFIKAN IZIN ALLAH.

    JADI SAMPAI DISINI SEMENTARA HARUS KITA SEPAKAI BAHWA KEMAMPUAN ORANG YANG MASIH HIDUP DAN ORANG YANG SUDAH MATI YANG KITA BAHAS ADALAH KEMAMPUAN ATAS IZIN ALLAH

    DAN TITIK PERSOALAN KITA ADALAH BAGAIMANA KITA AKAN MELANDASKAN ARGUMEN TENTANG BUKTI IZIN YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH KEPADA ORANG YANG MASIH HIDUP DAN YANG SUDAH MATI ITU MEMILIKI KEMAMPUAN SEPERTI APA YANG MASING-MASING KITA YAKINI….DAN TENTUNYA KITA SEPAKAT BAHWA ARGUMEN YANG SEHARUSNYA DIPAKAI ADALAH BUKAN PRASANGKA KITA SEMATA…MELAINKAN BERDASART DALIL SHAHIH YANG MENGATURNYA.

    DAN DARI SITU DAPAT KITA AMBIL KESIMPULAN BAHWA …..JIKALAU ADA DALIL SHAHIH ATASNYA BERARTI ALLAH MENGIZINKAN SESEORANG TERSEBUT MAMPU MELAKUKAN SESUATU…BEGITU SEBALIKNYA JIKALAU TIDAK ADA DALIL BERARTI TIDAK ADA BERARTI ALLAH TIDAK MENGIZINKAN SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SESUATU…..

    MAKA JIKALAU KAMI MEYAKINI BAHWA ORANG MATI TIDAK MAMPU MELAKUKAN SESUATU TENTANG HAL TERSEBUT KARENA TIDAK ADA DALIL YANG MENUNTUNKAN, DAN MEYAKINI BAHWA HANYA ORANG HIDUP YANG MEMILIKI KEMAMPUAN TENTANG HAL TERSEBUT KARENA ADANYA DALIL SHAHIH TENTANG IZIN ALLAH YANG MENJADIKAN ORANG YANG MASIH HIDUP BISA MENGABULKAN PERMINTAAN ORANG LAIN UNTUK MENYAMPAIKAN HAJAT KEPADA ALLAH….MAKA DIMANA BAHAYANYA MAS.??????????? DAN JIKALAU SAMPEAN PUNYA DALIL YANG SHAHIH SEBAGAI BUKTI MAKA SAMPAIKANLAH…….ITULAH MAKSUD SAYA MENANYAKAN BUKTI IMAM BUKHARI YANG MEMBAWAKAN DALIL DIBOLEHKANNYA TAWASSUL KEPADA ORANG MATI….TAPI SAMPEAN TERNYATA TIDAK KONSISTEN DENGAN UCAPAN SAMPEAN SENDIRI….DIMINTA BUKTI MALAH BERKELIT

    SAMPEAN MENGATAKAN:
    ————————-
    ——————————
    ———————————–
    mk insyaallah sy akan sampaikan bbrp nash ttg bertawassul melalui benda mati:
    AQ : Surat Yusuf:93
    Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku.”

    Shahih Bukhari:
    Jilid III hal 255, Jilid IV hal 227, 231: mengambil barokah dr bekas air wudhu Rasul.
    Jilid IV hal 226,: mengambil barokah dg mengusapkan tangan Rasul ke wajah mereka/sahabat.
    Shahih Muslim Jilid IV: Sahabat berebut potongan rambut Rasul pd saat beliau bercukur.
    ————————————–
    —————————
    ———————
    MAKA SANGATLAH LUCU JIKA HAL TERSEBUT DIJADIKAN DALIL DIBOLEHKANNYA BERTAWASSUL KEPADA ORANG MATI

    APA YANG DILAKUKAN OLEH NABI YUSUF ALAIHISSALAM DENGAN BAJU GAMIS MILIK BELIAU YANG BISA MENMYEMBUHKAN SANG AYAHANDA…ADALAH SISI KEISTIMEWAAN SEORANG NABI YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH KEPADA BELIAU DAN DIABADIKAN DALAM QUR’AN YANG MERUPAKAN FIRMAN ALLAH SENDIRI…LALU BAGAIMANA MUNGKIN KEMUDIAN DI JAMAN SEKARANG ORANG BERBONDONG-BONDONG BERTABARRUK DENGAN DAHAK KIAI YANG KEBETULAN MENDERITA PENYAKIT TBC…MENGGUNAKAN DALIL TENTANG MU’ZIZAT RASUL.

    MASALAH TABARRUKNYA SAHABAT KEPADA NABI SEMASA MASIH HIDUP BAGAIMANA BISA DIJADIKAN DALIL TENTANG TAWASSUL KEPADA ORANG MATI….

    1. JIKALAU ITU JUGA DIBENARKAN OLEH ALLAH DAN RASULNYA PADA SAAT NABI TELAH MENINGGAL…MAKA AKAN SANGAT MUDAH PARA SAHABAT UNTUK MELAKSANAKAN HAL TERSEBUT, YAITU DENGAN MENYIMPAN POTONGAN KUKU ATAU RAMBUT DARI RASULULLAH UNTUK DITABARRUKI…NAMUN APA YANG TERJADI ADAKAH DIANTARA KALIAN MELIHAT SAHABAT BERTABARUK DENGAN HAL YANG DEMIKIAN SETELAHNYA RASULULLAH MENINGGAL.
    2. KALIAN SENDIRI MENAKSANAKAN IBADAH TAWASSUL DAN TABARRUK DENGAN RITUALITAS YANG BERBEDA…BAGAIMANA BISA MENGGUNAKAN DALIL YANG SAMA….BAGAIMANA MUNGKIN SHALAT JENASAH DENGAN MENGGUNAKAN DALIL SHALAT WAJIB LIMA WAKTU.

    BERSAMBUNG:

  66. @truthseeker
    LEBIH ENAKNYA SAMPEAN JAWAB DULU PERTANYAAN KAMI:
    ……saya mendefinisikan bid’ah yang diperingatkan oleh Rasulullah seperti yang demikian…maka coba sampean definisikan bid’ah menurut sampean….sesuai dengan hadist Rasulullah

    sekarang coba mana bukti tawassul kepada orang mati yang dibolehkan oleh imam Syafi’i

    mana bukti tawassul kepada orang mati yang dibawakan oleh imam Bukhari

    dan coba BANTU ABU SALAFY REKAN SAMPEAN UNTUK MENJAWAB…SEKIRANYA SAMPEAN MENGETAHUI…MANA HADIST DARI UTSMAN BIN HUNAIF YANG MEMBAHAS TENTANG TAWASSUL KEPADA ORANG MATI….DAN COBA JAWAB KALAU BID’AH DIBAGI MENJADI BID’AH DUA, YAITU BID’AH HASANAH DAN BID’AH DHALALAH, TENTUNYA MENURUT PEMAHAMAN SAMPEAN YANG DITAKUTKAN OLEH SAHABAT ABU BAKAR TENTANG MENYATUAN AYAT QUR’AN YAITU KALAU BELIAU JATUH KEDALAM BID’AH DHALALAH…SEKARANG DIMANA LETAK DHALALAHNYA MAS….PENYATUAN AYAT QUR’AN SEHINGGA SANGAT DITAKUTKAN OLEH SAHABAT ABU BAKAR…..SOALNYA KALAU ORANG AWAMPUN TAHU BAHWA TAMPAK LAHIRIYAH…MENYATUAN AYAT QUR’AN ADALAH HASANAH…MENGAPA SEORANG SAHABAT YANG KEILMUANYA JAUH DIATAS KITA MASIH MENAKUTKAN YANG DEMIKIAN ITU…..

    BARU SETELAH ITU KAMI JAWAB PERTANYAAN SAMPEAN…BIAR SAMPEAN TIDAK DIKIRA MENJILAT LUDAH SENDIRI………….SEPERTINYA SAMPEAN LEBIH BANYAK BERKELITNYA DARI PADA SAYA…….BAHKAN LEBIH PANDAI DARI KIAI SAMPEAN ….ABU SALAFY (?) DALAM URUSAN SEMBUNYIKAN KEBENARAN DEMI GENGSI

  67. @abu sayev

    DAN DARI SITU DAPAT KITA AMBIL KESIMPULAN BAHWA …..JIKALAU ADA DALIL SHAHIH ATASNYA BERARTI ALLAH MENGIZINKAN SESEORANG TERSEBUT MAMPU MELAKUKAN SESUATU…BEGITU SEBALIKNYA JIKALAU TIDAK ADA DALIL BERARTI TIDAK ADA BERARTI ALLAH TIDAK MENGIZINKAN SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SESUATU…..

    Inilah ngawurnya paham kalian, kalau Allah tdk mengaturnya maka pasti haramnya…hehehe.. :mrgreen: ..bukankah anda serampangan sekali.

    Jika tawassul adalah halal, mk jika tdk dilarang utk bertawassul kpd benda mati sampai ada hukum yg tegas menyatakan itu sbg haram, jd jangan pakai logika terbalik. Tawassul ya tawassul saja, knp antum tambah2kan aturan baru.

  68. @abu sayev

    MAKA JIKALAU KAMI MEYAKINI BAHWA ORANG MATI TIDAK MAMPU MELAKUKAN SESUATU TENTANG HAL TERSEBUT KARENA TIDAK ADA DALIL YANG MENUNTUNKAN, DAN MEYAKINI BAHWA HANYA ORANG HIDUP YANG MEMILIKI KEMAMPUAN TENTANG HAL TERSEBUT KARENA ADANYA DALIL SHAHIH TENTANG IZIN ALLAH YANG MENJADIKAN ORANG YANG MASIH HIDUP BISA MENGABULKAN PERMINTAAN ORANG LAIN UNTUK MENYAMPAIKAN HAJAT KEPADA ALLAH….

    Bukan hanya org mati yg tdk bisa mengabulkan do’a, org hidup pun tdk bisa..!!
    Paham antum sangat2 tdk masuk akal. Antum menyatakan bhw tawassul kpd benda mati adalah haram, skr kami tanya sama antum mana ada dalilnya??
    Jgn antum tanya kami dalil yg menghalalkan, krn kami memakai dalil bhw tawassul adalah sah (kami tdk mau membuat bid’ah dg membatasi apa yg sdh diijinkan Allah). Skr antum dan syeikh antum kan membatasi tawassul, atas dasar apa?.
    Ana jd berfikir bhw antum sdh salah paham mengenai dalil dg percontohan oleh Rasul.
    Contoh:
    Dalil berdo’a sudah jelas bhkn kita diperintahkan berdo’a
    Contoh dr Rasul adalah Rasul berdo’a. Namun apakah isi do’a kita harus sama dg isi do’a Rasul??. Kalau kalian konsisten mk kalian melarang berdo’a diluar yg dicontohkan Rasul. Inilah kengawuran besar kalian, yg buat org lain sangat terang benderang namun kalian sendiri tdk pernah menyadarinya.

    Mas Sayev, skr kasi sama ana dalil (dr Allah & Rasul) yg menyatakan boleh bertawassul kpd ibn Abbas??. Jangan2 antum beranggapan apa yg dicontohkan sahabat itu adalah hukum islam?? Silakan cari dan berikan bukti dalil yg tegas ttg diperbolehkannya tawassul dr Rasulullah.

  69. @abu sayev

    sekarang coba mana bukti tawassul kepada orang mati yang dibolehkan oleh imam Syafi’i

    Saat masih berada di Bagdad, Asy Syafi’i selalu bertawassul dengan menjadikan Abi Hanifah sebagai mutawassil bih-nya. Asy Syafi’i juga tidak mengingkari praktik tawassul masyarakat Maroko yang menjadikan Imam Malik sebagai mutawassil bih­-nya. Mereka berharap dengan wasilah Imam Malik hajatnya dikabulkan Tuhan. Begitu juga Imam Ahmad, ia bertawasul melalui wasilah Imam Syafi’i.

    Mas Sayev, sebanyak apapun dalil yg disampaikan kpd antum mk antum akan tolak hanya krn berbeda dg paham antum. Jadi ana tdk akan memberikan dalil tambahan. Ana hanya ingin buktikan bhw semua pertanyaan antum ana sdh jawab dan antum tinggal menunggu ana lupa atas pertanyaan2 ana yg tdk antum jawab.

    KALAU BID’AH DIBAGI MENJADI BID’AH DUA, YAITU BID’AH HASANAH DAN BID’AH DHALALAH, TENTUNYA MENURUT PEMAHAMAN SAMPEAN YANG DITAKUTKAN OLEH SAHABAT ABU BAKAR TENTANG MENYATUAN AYAT QUR’AN YAITU KALAU BELIAU JATUH KEDALAM BID’AH DHALALAH…SEKARANG DIMANA LETAK DHALALAHNYA MAS….PENYATUAN AYAT QUR’AN SEHINGGA SANGAT DITAKUTKAN OLEH SAHABAT ABU BAKAR…..SOALNYA KALAU ORANG AWAMPUN TAHU BAHWA TAMPAK LAHIRIYAH…MENYATUAN AYAT QUR’AN ADALAH HASANAH…MENGAPA SEORANG SAHABAT YANG KEILMUANYA JAUH DIATAS KITA MASIH MENAKUTKAN YANG DEMIKIAN ITU…..

    Sekali lagi hujjah antum yg malah menunjukkan kesalahan2 antum. jika semua bid’ah adalah dhalalah maka keputusan khalifah Abu Bakar adalah bid’ah =>sesat, itu menurut paham antum
    Sedang menurut paham kami itu adalah bid’ah hasanah. Terus jika pd saat itu khalifah Abu Bakar bimbang (kebimbangan hanya bs muncul jika ada lebih dr satu pilihan, yaitu dhalalah atau hasanah) ya..sah2 saja lahh.., krn beliau belum tahu apa yg akan terjadi di masa depan dg keputusan beliau. Shg hasil konsultasi dg sahabat yg lain membuat beliau menjadi mantap bhw itu adalah baik/hasanah. Logika inipun antum terbalik2 ya pantas saja jika banyak ajaran paham antum yg kontradiktif dan hanya bisa dipertahankan dg jargon2 hanya kalian yg benar. Secara psikologis saja sdh jelas yg paling getol teriak paling benar adalah mrk yg selalu dlm kekuatiran krn lemahnya paham mrk.

    Sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi).

  70. @truthseeker
    Maaf juga kl itu menyinggung perasaan sampean. Sy menggunakan istilah itu krn itu yg sy tahu. Ada bbrp org yg ingin disebut ahlussunnah wal jama’ah, namun tak jarang bid’ah diterjang, jadi kami tidak menggunakan kata itu, krn bnyk disalahgunakan pemakainya bahwa dikira ahlussnnah wal jama’ah tapi kok juga ahlul bid’ah. masalah nu dan muhammadiyah bisa hidup rukun kami ikut senang, masalahnya biasannya nu sering uring-uringan jikalau fahamnya diyakini bid;ah oleh faham lain termasuk oleh warga Muhammadiyah, dan jaman sekarang banyak yang mengaku-ngaku sebagai wali…padahal cuma dukun.

    masalah pertanyaan sampean yang tidak kami jawab….coba tulis sekali lagi siapa tahu kami tercecer….lalu coba sampean ngaca dicermin yang besar….siapa tahu dimuka sampean ternyata lebih banyak boroknya.

    semua imam empat madzhab berpendapat berdasar dalil nash yang shahih…tentunya kita sepakati khan….kemudian jikalau ada perbedaan diantara mereka adalah bukan dalam hal mereka memakai dalil atau tidak melainkan pemahaman terhadap nash dan perbedaaan diantara mereka adalah masalah furu’…dan berittiba’ kepada salah satunya bukan berarti menganggap yang lain bid’ah.

    maka kami minta bukti kepada sampean bahwa Imam Maliki melakukan shalat yang tidak berdasarkan dalil shahih. dan tuduhan sampean kepada kami sama sekali tidak berdasar kecuaili atas dasar kebodohan cara berfikir sampean….mensikapi bid’ah yang telah jelas.

    • Soal bid’ah klik blogthohiranam.blogspot.com devinisi Bid’ah hasanah, Ibnu taimiyah mengakui bid’anya Maulid Nabi, Ustaimin mengakui bid’ah hasanah, seperti membngun madrasah, walaupun tidak pernah dikerjakan Nabi asal untuk kepentingan agama boleh, juga bid’ah para sahabat.

  71. @truthseeker,

    sampean mengatakan:
    —————————–
    ————————————–
    ——————————————–
    Inilah ngawurnya paham kalian, kalau Allah tdk mengaturnya maka pasti haramnya…hehehe.. :mrgreen: ..bukankah anda serampangan sekali.

    Jika tawassul adalah halal, mk jika tdk dilarang utk bertawassul kpd benda mati sampai ada hukum yg tegas menyatakan itu sbg haram, jd jangan pakai logika terbalik. Tawassul ya tawassul saja, knp antum tambah2kan aturan baru.
    ———————————————
    ————————————
    —————————
    abu sayev:
    mas tawassul itu bukan onde-onde yang halal sampai ada dalil tegas tentang pengharamannya.

    tawassul adalah ibadah yang semuanya dilakukan dengan dalil yang mengatur….kalau sampean mengatakan “””””kalau Allah tdk mengaturnya maka pasti haramnya…hehehe.. :mrgreen: .””””‘ jadi yang tidak diatur oleh Allah dalam masalah ibadah juga baik….pantes kalian suka bertawassul kepada qodam…..

    ternyata otak sampean lebih nyleneh….kalau ibadah tidak manut dengan aturan Allah dan Rasulnya lalu ngikut siapa mas….ikut qodam sampean.

  72. @truthseeker,
    sampeanmengatakan:
    —————————–
    ————————————-
    ———————————————
    Bukan hanya org mati yg tdk bisa mengabulkan do’a, org hidup pun tdk bisa..!!
    Paham antum sangat2 tdk masuk akal. Antum menyatakan bhw tawassul kpd benda mati adalah haram, skr kami tanya sama antum mana ada dalilnya??
    ———————————————-
    —————————————-
    ———————————
    abu sayev:
    mas siapa yang bilang orang hidup bisa mengabulkan doa….tapi orang hidup bisa mengabulkan permintaan orang lain untuk mendoakan kepada Allah….dan Allah mengizinkan hal itu, karena ada dalil dari Rasulullah. sekarang mana dalil izin Allah hal tersebut dilakukan kepada orang mati.

    dalil bahwa tawassul kepada orang mati adalah haram adalah tidak adanya dalil yang mengatur hal itu….sedangkan itu adalah sebuah ritual peribadatan atau menyejajarkan dengan syari’at

  73. @abusayev
    Mas, dari dialog mas dengan mas truthseeker sesungguhnya sudah terang-benderang mana yang benar dan mana yang keliru. Saya heran mas masih belum menyadarinya. Atau tidak mau tau?
    Mas abusayev saya bayangkan persis seperti kisah seorang buta pandir yang keliru menggambarkan seperti apa binatang gajah.
    Ceritanya ia memegang belalai (hidung) seekor gajah kemudian dengan yakinnya ia menyatakan bahwa, gajah adalah seekor binatang yang bentuknya bulat panjang dan ada lubang di ujungnya!
    Jika ada orang yang berusaha mengingatkannya bahwa itu bukan gajah tapi hanya belalainya, maka dengan segala kepandirannya ia tetap bersikeras bahwa gajah adalah seperti apa yang ia gambarkan!

    Damai….damai

  74. @truthseeker,
    sampean mengatakan:
    ———————————–
    —————————————–
    ———————————————–
    Bukan hanya org mati yg tdk bisa mengabulkan do’a, org hidup pun tdk bisa..!!
    Paham antum sangat2 tdk masuk akal. Antum menyatakan bhw tawassul kpd benda mati adalah haram, skr kami tanya sama antum mana ada dalilnya??
    Jgn antum tanya kami dalil yg menghalalkan, krn kami memakai dalil bhw tawassul adalah sah (kami tdk mau membuat bid’ah dg membatasi apa yg sdh diijinkan Allah). Skr antum dan syeikh antum kan membatasi tawassul, atas dasar apa?.
    ————————————————-
    —————————————-
    ————————
    abu sayev:
    tidak ada yang salah paham mas…..siapa yang mengatakan bahwa orang hidup dapat mengabulkan doa orang lain….kami hanya meyakini bahwa orang hidup yang bisa memenuhi permintaan orang lain untuk mendoakannya kepada Allah…dan Allah mengizinkannya….karena Rasul memberi tuntunan tentang hal tersebut. kalau sampean ada dalil tentang tawassul kepada orang mati…….baiklah sepertinya itu lebih baik dari sampeanberkelit sana kemari.

    haramnya tawassul kepada orang mati dalilnya adalah karena tidak ada dalil…..

    kalau antum tidak membatasi tawassul yang telah diizinkan oleh Allah….wah sampean memang super berani dan merasa lebih super dari Nabi apalagi pada sahabat…..tidak heran kalau kalian sukannya bertawassul pada qodam….yang sebenarnya orang awampun tahu bahwa itu terlarang.

    sampean mengatakan:
    —————————
    ———————————–
    ———————————————-
    Ana jd berfikir bhw antum sdh salah paham mengenai dalil dg percontohan oleh Rasul.
    Contoh:
    Dalil berdo’a sudah jelas bhkn kita diperintahkan berdo’a
    Contoh dr Rasul adalah Rasul berdo’a. Namun apakah isi do’a kita harus sama dg isi do’a Rasul??. Kalau kalian konsisten mk kalian melarang berdo’a diluar yg dicontohkan Rasul. Inilah kengawuran besar kalian, yg buat org lain sangat terang benderang namun kalian sendiri tdk pernah menyadarinya.
    ———————————————–
    —————————————
    ——————————
    abu sayev:
    sebenarnya ini kengawuran baru sampean…namun buruk muka cermin dibelah itu nggak apa apa yang penting ada satu kejelasan pokok permasalahan:

    sampean sendiri mengatakan “””””Dalil berdo’a sudah jelas bhkn kita diperintahkan berdo’a, Contoh dr Rasul adalah Rasul berdo’a.”””””kenapa tidak sampean terapkan untuk tawassul yang dicontohkan oleh Rasulullah….semisal TAWASSUL KEPADA ORANG YANG MASIH HIDUP DISYARI’ATKAN OLEH RASUL…CONTOHNYA SAHABAT BERTAWASSUL KEPADA RASUL….SEDANG TAWASSUL KEPADA ORANG MATI SIAPA YANG MENCONTOHKAN….SAHABAT YANG PALING TAHU TENTANG DALIL TIDAK MELAKUKANNYA.

    masalah isi doa sebenarnya tidak mewakili jawaban sampean…namun tidaklah mengapa demi sebuah kebenaran….isi doa adalah jenis permintaan setiap masing-masing manusia, dan jenis pengharapan atau permintaan ada dalam hati dan menyesuaikan kondisi yang terjadi….lalu dimana letak jenis harapan itu dikatakan Syari’at…..apakah itu dapat kalian samakan dengan melakukan tawassul dengan tata cara tawassul yang tidak ada dalilnya.

    sampean mengatakan:
    —————————————
    ————————————————–
    ———————————————————-
    Mas Sayev, skr kasi sama ana dalil (dr Allah & Rasul) yg menyatakan boleh bertawassul kpd ibn Abbas??. Jangan2 antum beranggapan apa yg dicontohkan sahabat itu adalah hukum islam?? Silakan cari dan berikan bukti dalil yg tegas ttg diperbolehkannya tawassul dr Rasulullah.
    ———————————————————-
    ————————————————–
    —————————————-
    abu sayev:
    sampean mengingkari keilmuan sahabat, sehingga mengatakan cara tawassul sahabat itu bukan Syari’at….
    sebenarnya dalil tersebut membelalakkan mata kalian jikalau apa yang dilakukan sahabat itu merupakan hujjah yang membantah kalian….

    dalil sahabat Umar bertawassul kepada paman Nabi adalah perkataan sahabat Umar bahwa dulu beliau bertawassul kepada Nabi, kemudian pada waktu Nabi meninggal beliau bertawassul kepada paman Nabi……maka jikalau tawassul kepada orang setelah meninggalnya dibolehkan atau diSyari’atkan….jangankan sahabat Umar kita yang cetek pengetahuannya saja tahu bahwa walaupun paman Nabi adalah orang yang memiliki kemuliaan namun kemuliaannya masih dibawah Nabi…lalu apa yang menghalangi sahabat Umar untuk tidak bertawassul kepada Nabi pada waktu itu….malah beliau lebih memilih orang yang kemuliaannya dibawah Nabi, kecuali sebab tawassul yang sampean yakini itu tidak dibenarkan oleh Syari’at.

  75. @truthseeker,
    ————————-
    ——————————
    ———————————–
    Saat masih berada di Bagdad, Asy Syafi’i selalu bertawassul dengan menjadikan Abi Hanifah sebagai mutawassil bih-nya. Asy Syafi’i juga tidak mengingkari praktik tawassul masyarakat Maroko yang menjadikan Imam Malik sebagai mutawassil bih­-nya. Mereka berharap dengan wasilah Imam Malik hajatnya dikabulkan Tuhan. Begitu juga Imam Ahmad, ia bertawasul melalui wasilah Imam Syafi’i.
    ———————————–
    ——————————
    ————————
    abu sayev:
    mas……… jikalau diajukan pertanyaan mana bukti imam Syafi’i membolehkan tawassul kepada orang mati…..jawabnya tidak cukup dengan imam Syafi’i bertawassul kepada imam abu hanifah……akupun juga akan bisa bilang AKU TIDAK PERCAYA….bagaimana mungkin jawaban yang mandul dalil…. atas pertanyaan yang membutuhkan hujjah lengkap tentangnya….

  76. @truthseeker,
    sampeanmengatakan
    ——————————–
    ——————————————-
    —————————————————–
    Sekali lagi hujjah antum yg malah menunjukkan kesalahan2 antum. jika semua bid’ah adalah dhalalah maka keputusan khalifah Abu Bakar adalah bid’ah =>sesat, itu menurut paham antum
    Sedang menurut paham kami itu adalah bid’ah hasanah. Terus jika pd saat itu khalifah Abu Bakar bimbang (kebimbangan hanya bs muncul jika ada lebih dr satu pilihan, yaitu dhalalah atau hasanah) ya..sah2 saja lahh.., krn beliau belum tahu apa yg akan terjadi di masa depan dg keputusan beliau. Shg hasil konsultasi dg sahabat yg lain membuat beliau menjadi mantap bhw itu adalah baik/hasanah.
    ——————————————————-
    ——————————————-
    ——————————–
    abu sayev:
    sampean mengatakan kebimbangan sahabat Abu Bakar terhadap hal tersebut adalah terletak pada apakah itu Dhalalah atau Hasanah. sedang sampean tidak menjawab dimana letak dhalalah yang dikawatirkan oleh beliau sehingga hal tersebut sangat memberatkannya…sedang kita yang awam dapat melihat dengan kasat mata Dzahir tentang penyatuan ayat Qur’an itu adalah baik atau hasanah.

    maka sebenarnya jikalau bid’ah hasanah itu ada semisal Syari’at karangan parakiai…..tahlilan….shalawat bid’ah…DBLL MAKA SAHABAT ABU BAKAR AKAN SANGAT SENANG MENERIMA DENGAN SEKETIKA USULAN DARI SAHABAT UMAR KARENA JELAS TAMPAK HASANAHNYA YAITU SEBUAH IKHTIYAR MENGANTISIPASI HILANGNYA AYAT-AYAT ALLAH DIKARENAKAN BANYAKNYA PARA PENGHAFAL QUR’AN YANG SYAHID. sedangkan tahlilan yang dilaksanakan sebagai ritual ibadah yang ditentukan rukun-rukunnya menyerupai dan menyejajarkan Syari’at…pernahkan kiai kalian memusyawarahkan hasanah dan dhalalahnya kecuali syubhat semata.

    kami menganggap sahabat abu bakar berkeputusan bid’ah ??????????? SEPERTINYA PERTANYAAN KAMI TENTANG BAGAIMANA SAMPEAN MENGARTIKAN HADIST NABI TENTANG BID’AH ADALAH SESAT….BELUM SAMPEAN JAWAB

  77. Ada yang tahu tentang Nabi Musa AS, ketika bertemu dengan Nabi MUhammad SAW pada peristiwa Isro’ Miroj. Kok bisa-bisa nya Nabi Musa usul untuk mengurangi rokaat Sholat yang di Perintahkan Alloh SWT dari 50 Sholat menjadi 5 kali Sholat.

    PADAHAL NABI MUSA KAN SUDAH MENINGGAL KOK BISA MENGAJUKAN PERMOHONAN. KATANYA ORANG MATI SUDAH TIDAK BISA ATAU BERHAK BERDOA.

    Di Al -Quran di sebutkan orang mati sahid/suhada itu hidup di sisi Alloh. APA makna hidup di sisi Alloh apa kayak Nabi MUSA as. Yang punya fasilitas kayak orang yang hidup, yaitu protes dan mengajukan usulan ke Rosulalloh SAW.

    Terus bagai mana kedudukan Nabi Muhammad SAW dan Rosul2 sebelumnya dan bagaimana kedudukan para aulia. SIAPA tahu tolong di jelaskan

    Arief Irfan

    • Agama bukan mengikuti nafsumu ” terbukti Rosul bertewassu dengan nabi sebelumnya ” menurut nafsumu memang mati akan tetapi menurut nqli الأ نبياء احياء فى قبو رهم وتصلون وتزكون عليهم Jangan terlalu mengukuti hawa nafsu kawan tinggalkan faham yg sesat itu.

  78. Jika data dan info tentang kebejatan para tokoh saudi benar adanya, maka:
    1. Harus menjadi keprihatinan besar seluruh masyarakat muslim dunia, dan menjadikan ini sebagai agenda untuk dipecahkan,
    2. Perlu dicermati apakah tokoh2 saudi yang sekarang masih seperti itu, atau sudah banyak yang sadar, dan diam-diam melakukan usaha-usaha perubahan.
    3. Tanah suci, peninggalan tokoh kaum muslimin, dan segala kekayaan dari tanah suci adalah hak kaum muslimin seluruh dunia, tolong ini menjadi agenda kita semua untuk dipikirkan agar kembali bermanfaat bagi kaum muslimin.
    4.Revolusi frontal sy kira bukan jalan terbaik, ongkosnya perpecahan dan peperangan antara kaum muslimin,
    5. Jalan paling bisa adalah merembes masuk ke sistem saudi, menyadarkan para petinggi saudi, agar sadar dan diam-diam melakukan perubahan yang signifikan.
    6. Ingat musuh sesungguhnya adalah yahudi dan nasrani (kristen/katolik), jadi jangan sampai usaha2 perbaikan justru menguntungkan mereka.
    7. Para pemuda: ambillah dana sebanyak-banyaknya dari saudi, tapi jangan ikuti madzab/pemikiran yang digunakan untuk memecah belah dan melemahkan kaum muslimin sendiri yang mungkin sekarang sedang dipakai musuh2 islam di saudi.
    8. Para pemuda: Alangkah menjijikan, sangat menjijikan, jika kalian tahu persis bahwa kegiatan dakwah kalian sesungguhnya bukan untuk memurnikan ajaran islam,– tapi untuk memecah belah kaum muslimin, menciptakan mental jumud, merusak citra, dan membuat banyak pihak kehilangan simpati pada islam–tapi kalian ikuti dan sebarkan hanya karena kalian di jamin kehidupannya, diberi dana besar, diangkat status sosial dan derajat kalian, d engan setetes dana, yang barankali sisa dana main perempuan, judi,dan foya-foya.
    9 . Para pemuda: Tegakkan tauhid, hancurkan syirik dan bid’ah. Tapi kalian juga jangan tolol bin blo’on, sehingga tidak bisa membedakan mana gerakan/pemikiran yang murni memurnikan aqidah dan mana yang sudah dibiaskan untuk mengacak-acak kaum muslimin…..

    Leave a Reply

  79. @Arief
    Ada yang tahu tentang Nabi Musa AS, ketika bertemu dengan Nabi MUhammad SAW pada peristiwa Isro’ Miroj. Kok bisa-bisa nya Nabi Musa usul untuk mengurangi rokaat Sholat yang di Perintahkan Alloh SWT dari 50 Sholat menjadi 5 kali Sholat.
    Ini hadis atau riwayat Israilit. Tdk logis dan bertentangan dg firman Allah.
    Hidup disisi Allah memang benar. Kita tdk tau fasilitas apa saja yg Allah berikan pd mereka. Tp utk mendoakan umat yg akan menyusul mereka YA.
    Mengenai pertanyaan:
    Terus bagai mana kedudukan Nabi Muhammad SAW dan Rosul2 sebelumnya dan bagaimana kedudukan para aulia. SIAPA tahu tolong di jelaskan.
    Saya kurang jelas dgn maksud anda tentang kedudukan. Wasalam

  80. BISADI KLIK blogthohiranam.blogspot.com masalah tawasul yang benar.

Tinggalkan Balasan ke cleaner Batalkan balasan